^^^
Tap. Tap. Tap.
Suara langkah kaki terburu-buru menggema di koridor markas polri, seorang pria berseragam polisi berlari menuju ruangan di ujung dekat asrama polisi.
Brak.
Pintu di banting kuat membuat sang empunya pemilik ruangan menoleh ke sumber suara dimana salah satu anak buahnya berdiri dengan nafas tersengal-sengal. Napasnya memburu dengan raut wajah tegang.
Sepersekian detik keduanya saling pandang. "Komandan."
Sang pria yang dipanggil komandan mengangguk. Tangannya dengan lihai kembali memakaikan sepatu pdh polri yang tadi di lepasnya.
Ia baru saja kembali dari tugas. Dan sekarang..
Keduanya keluar ruangan menuju ruangan jendral komisaris petinggi polri.
***
Bising baling-baling helikopter terdengar nyaring di pajar hari.
Pukul menunjukkan jam 01.12.
Puk.
Sebuah tepukan di pundaknya menyadarkan seseorang pria di dalam helikopter yang sedang mengudara.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya pria berseragam loreng dengan name tag Gavin dengan pangkat mayor itu.
"Siap tidak ada Komandan."
"Kau polri. Takut?" Tanya Lettu Arjun.
"Siap tidak."
Menepuk-nepuk bahu anggotanya Gavin kembali duduk di kursinya.
"Buang semua pikiran buruk dan rasa takut, fokus pada tugas. Merah putih sudah memanggil. NKRI harga mati. Komando!!"
"KOMANDO!!"
Ke dua belas anggota pasukan terbaik TNI dan Polri yang di terjunkan langsung untuk operasi pembebasan sandra duduk dalam diam. Tempuh waktu perjalan empat puluh lima menit.
"Siapkan mental. Tigapuluh menit lagi kita sampai di tempat operasi!" Tegas Gavin sebagai komandan pasukan.
"Siap komandan."
Salah seorang pria yang duduk di kursi ujung dekat pilot mengadakan kepalanya keatas. Pikirannya berkelana ke beberapa jam kebelakang.
Flashback.
Ruangan dengan meja besar yang di atasnya terdapat miniatur sebuah kawasan daerah dengan lampu remang-remang dan dua belas orang berseragam loreng mengitarinya nampak serius menyimak arahan komandan mereka.
"Operasi pembebasan sandra ini akan kita lakukan pada 31 Maret 2024. Di Bahenap kec. Kalis Kalimantan Barat. Tim ini akan di bagi menjadi empat bagian."
Semua orang diam sibuk mendengarkan instruksi komandan.
"Aldo."
"Siap!"
"Raja."
"Siap!"
"Mansyur."
"Siap!"
"Kalian ikut Aldo. Nama kalian Serigala, kalian perintis."
"Pattimura."
"Siap!"
"Dewa."
"Siap!"
"Diki."
"Siap!"
"Dan Tarsan."
"Siap!"
"Nama kalian Elang. Tugas kalian cari dataran tinggi untuk pengamanan jalur dan sandra. Sedangkan saya sebagai Komando."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNETA UNTUK RANGGA
De TodoArneta Ranjani, Gadis gendeng antikemayu yang sukanya bikin dara tinggi. Gadis 19 tahun yang sedang menempuh pendidikan di dunia perkuliahan. Arneta hanya punya satu kelebihan yaitu memiliki wawasan luas tentang dunia pe-ranjangan. Isi otaknya hanya...