^^^
Sepulangnya dari cafe tadi Arneta memutuskan untuk tidur setelah sampai di rumah. Namun sudah hampir setengah jam ia mencoba memejamkan mata belum juga tertidur.
Lelah memaksa matanya untuk tidur Arneta memilih bersiap menonton film Naruto nya yang sudah lama tidak ia tonton. Sudah cukup lama dari saat terakhir kali ia menonton anime kesukaan nya itu.
Mengambil laptop yang terletak di atas meja belajar, menata bantal sedemikian rupa agar nyaman. Arneta bersiap menonton sampai suara ketukan pintu menarik perhatiannya.
Tok. Tok. Tok.
"Nak, nak Neta ada di dalam?" Itu suara mbok Say.
Arneta menyahut. "Iya mbok Neta di dalam. Masuk aja nggak di kunci."
Cklek.
Pintu kamar di buka, mbok Say masuk dengan nampan di tangannya yang berisi secangkir susu dan cemilan.
"Ini cemilan sama susu buat nak Neta nonton."
Arneta bersorak gembira. "Tarok di atas meja aja mbok."
"Mbok letak di sini ya nak."
"Iya. Makasih ya mbok."
Setelah meletakkan susu dan cemilan mbok saya pamit turun kebawah.
Arneta kembali pada niat awalnya menonton anime kesukaan hingga tanpa sadar anak gadis keluarga Aditomo tersebut tertidur dengan laptop yang masih menyala menayangkan film kegemarannya tersebut.
***
Lina berjalan menaiki tangga menuju kamar anak gadisnya.
Cklek. Pintu terbuka menampakkan pemandangan Arneta yang baru keluar dari kamar mandi.
"Kamu mau sholat Net?" Arneta mengangguk "iya ma. Kenapa?"
"Oh ya udah sholat sana, abis itu turun kebawah ada nak Rangga ngajakin keluar." Beritahunya.
"Pak Rangga." Gumang Arneta ceriah. Sang pujaan hati sedang menunggunya.
Dengan senyum manis Arneta mengangguk. "Bilangin pak Rangga Neta sholat dulu ya ma."
"Iya. Mama turun dulu."
Setelah kepergian Lina Arneta melakukan kewajibannya, berdoa meminta di mudahkan segala urusannya.
Setelah selesai bersiap-siap Arneta turun menemui kekasihnya tersebut dengan kaos hitam bergambar beruang dan celana kulot jeans santai.
Menuruni tangga Arneta dapat mendengar sedikit percakapan antara pak Rangga dan mamanya yang sedang duduk di sopa ruang keluarga membelakanginya.
"Abis Zuhur besok berangkatnya. Tan."
"Siapa yang mau berangkat?" Tanya Arneta ikut nimbrung.
Lina dan Rangga menoleh kebelakang. "Nah nak Rangga ini Arneta udah siap. Tante kebelakang dulu ya, mau nyiram bunga." Lina menepuk bahu Arneta sebelum berlalu ketaman belakang.
Rangga mengangguk ikut berdiri. "Mau berangkat sekarang?" Yang di jawab Arneta dengan anggukan antusias.
"Ya udah ayok."
***
Warung kaki lima milik Mang Edo ramai oleh banyak pengunjung. Binar di mata Arneta kentara sekali bahwa gadis itu begitu menggemari makanan yang akan di santapnya.
"Besok saya pergi tugas."
"Uhuk. Uhukk.."
Arneta yang tadinya sibuk mengirup nikmatnya kuah pedas bakso mang Edo terbatuk-batuk sangking kagetnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARNETA UNTUK RANGGA
AcakArneta Ranjani, Gadis gendeng antikemayu yang sukanya bikin dara tinggi. Gadis 19 tahun yang sedang menempuh pendidikan di dunia perkuliahan. Arneta hanya punya satu kelebihan yaitu memiliki wawasan luas tentang dunia pe-ranjangan. Isi otaknya hanya...