"Rena, Cila, ayo bangun, udah pagi!"
Tumben banget Rena gak cepet bangun? Apa dia begadang lagi, ya?
"Lima menit, Mommy!"
"Ayo bangun, Sayang ... katanya mau main di taman, yuk, bangun, yuk!"
Cila membuka matanya secara perlahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk menembus retina matanya, gadis cilik itu terduduk di tempatnya dan menatap mommy–nya yang kini mengulurkan tangan.
"Mandi dulu, habis gitu sarapan, yuk!"
"Hu'um, terus Tante Rena?"
"Bangunin dong, Tante Renanya!"
"Tante, ayo, bangun! Cila mau main di taman sama Tante, ayo Tante ... bangun ... Cila ngambek, nih .... "
Rena membuka matanya dan bangkit setelah berdoa dalam hati, Rena meringis kecil kala dirinya berdiri tegak di sisi ranjang. "Kenapa, Ren?"
"Ah, gak papa Kak, pusing aja kepalanya."
"Lain kali, jangan langsung berdiri, duduk dulu sebentar!"
"Iya, Kak, maaf."
"Yaudah, bersihkan diri terus turun ke bawah, kita sarapan bareng."
"Hu'um."
Rena melangkahkan kakinya ke kamar mandi ketika Dena terlebih dahulu keluar bersama Cila, setelah bersiap, Rena langsung bergegas turun ke bawah untuk sarapan bersama keluarganya.
"Assalamualaikum semuanya, pagi!"
"Waalaikumussalam, pagi juga. Loh, Ren, kok jalan kamu pincang gitu? Kenapa?"
Deg!
Tolong, jujurlah, Sayang ... kamu harus jujur pada anggota keluarga kita.
"I ... itu, Yah ... ta ... tadi ... Rena jatuh di kamar mandi," cicit Rena.
Kenapa kamu harus berbohong, Sayang?
"Jatuh? Kok bisa, sih?"
"Y ... ya tadi ... Rena mau ambil sabun, terus sabunnya tumpah dan Rena terpeleset lalu terjatuh, gitu," alibi Rena ketar-ketir. Gimana gak ketar-ketir, Rena takut alibinya diketahui oleh sang ayah, apalagi bunda dan kakaknya yang pasti bisa membaca raut yang terpatri di wajahnya.
"Loh, Tante Rena mandi lagi? Bukannya tadi malam Tante Rena udah mandi?"
Deg!
Celetukan Cila membuat Rena menegang dan semua anggota keluarga menatap Rena intens, "Tante Rena mandi, Sayang?"
"Iya, Mommy, tadi malam Tante Rena mandi, keramas lagi. Cila awalnya mau mandi juga, tapi Tante Rena gak bolehin, katanya mandi malam gak bagus buat anak kecil dan mandi malam khusus orang dewasa aja."
Deg!
Jika seperti ini, masihkah kamu ingin beralibi, Sayang?
"Ren, tumben banget kamu mandi malam? Biasanya gak pernah tuh mandi malam, apalagi kebesokannya kamu pasti sakit kalau mandi malam, kenapa?" tukas Bima membuat Rena semakin gugup.
"A ... anu, Yah ... Ren ... Rena gak mandi pas sorenya, i ... iyya ... gak mandi, jadi karena badan Rena lengket ... yaudah ... Rena mandi sekalian shalat tahajud."
Lagi dan lagi alibi, kenapa gak jujur aja, sih, Sayang? Kamu mempersulit segalanya kalau terus beralibi gini.
"Udah, Ayah, Dena, jangan dilanjut, yang penting Rena gak demam paginya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love (END)
RomanceBagaimana rasanya kala orang yang kita cintai datang melamar saudari kita sendiri? Sakit? Tentu! Itulah yang dirasakan Renata Samira, perempuan karir yang harus menerima kenyataan bahwa orang yang dicintai datang melamar Denata Samira-kakak kembarny...