"Oma, kejar Dean!" Dean tertawa riang kala Rita mengejar dengan penampilan ajaibnya, yaitu rambut acak-acakan dan daster sedikit lusuh, Cila terbahak melihat omanya berpenampilan seperti seorang tunawisma di perempat jalan.
Saat ini, mereka bertiga sedang bermain dan menikmati weekend di taman minimalis kediaman Keluarga Danuarta, akhirnya setelah perjuangan Rita untuk mendapatkan maaf juga kepercayaan kedua cucunya membuahkan hasil sehingga Rita bisa bermain bersama mereka seperti sekarang.
Setelah lelah bermain, mereka membaringkan diri di atas rumput taman yang lembut lagikan tebal. Selama menunggu Rena dan Felix selesai honeymoon berkedok pekerjaan, Cila bersama Dean secara bergantian bermalam di kediaman Keluarga Danuarta dan Keluarga Agastya.
"Oma, kenapa Mama sama Papa lama banget kerjanya? Dean kangen, tauk!" keluh Dean.
Jika kalian mau tau, sebenarnya mama sama Papa kalian lagi honeymoon, bukan ada kerjaan seperti apa yang papa kalian bilang, semoga tidak terjadi sesuatu yang menghebohkan setelah kepulangan kedua orang tua kalian, batin Rita.
"Gak tau kenapa, Kakak rasa Mama sama Papa gak kerja, tapi liburan berdua."
Habis kamu Felix.
Dean bangkit seketika dari tidurnya, pria kecil itu menatap intens sang kakak dan beralih menatap omanya. "Oma, telepon Mama sama Papa sekarang! Ayo, Oma ... telepon mereka!" desak Dean.
"Ada yang kangen Mama sama Papa nih, kayanya!" sela Rena yang tiba-tiba berdiri di belakang kedua anaknya.
"Mama! Cila kangen banget sama Mama ..., " sambut Cila memeluk manja mamanya.
"Dean juga kangen banget sama Mama!" timpal Dean masuk dalam pelukan mama dan kakaknya.
"Jangan erat-erat peluk Mama, nanti adiknya kegencet!"
"Apa?" Rita, Cila, Dean, dan Reno—yang baru saja tiba dari kantor—terkejut mendengar seruan Felix.
"Apa? Kenapa kaget semua? Emang bener, Rena lagi hamil, kalian akan mendapatkan anggota baru di keluarga ini."
"Ren, bener?"
"Bener, Mi, alasan kita tunda kepulangan kita karena Rena yang takut untuk naik pesawat, saat itu usia kandungan Rena masih sangat muda, dua bulan kalau gak salah," jawab Rena menghadirinya senyum bahagia di wajah keluarga mereka.
Mereka semua sangatlah bahagia mendengar kabar mengejutkan ini, tetapi kedua anak Rena dan Felix sepertinya harus memberikan pelajaran berharga kepada papa mereka karena sudah berani berbohong mengenai alasan tertundanya kepulangan mama dan papa mereka dari Prancis.
Menurut prediksi Rita juga Reno, sepertinya malam ini dan malam-malam berikutnya Felix akan menampakkan raut tak enak dipandang akibat perbuatannya sendiri yang berani bermain-main dengan kedua anaknya. Pastinya hal yang akan mereka temui mulai besok adalah wajah bantal Felix di sofa ruang keluarga, kasihan sekali Felix.
Setelah makan siang, Cila dan Dean menghalangi Felix yang ingin mendekati istrinya, "Papa mau apa?" sarkas Cila.
Felix menatap anak-anaknya yang kini menampakkan raut garang, Papa mau temui Mama, kenapa?"
"Mulai malam ini sampai dua bulan ke depan, Papa gak boleh dekat-dekat sama Mama, tidur pun harus sendiri di kamar tamu!"
"Gak bisa gitu, dong!"
"Bisa, dong! Papa aja bisa culik Mama berbulan-bulan dengan alasan kerja, kenapa kita gak bisa culik Mama juga dari Papa?" tandas Cila yang diangguki oleh Dean.
"Sayang .... "
"Gak mempan! Udah, sana Papa pergi!" potong Dean mendorong kasar tubuh kekar sang papa menjauhi mereka. Rena, Rita, dan Reno terkekeh geli melihat kegarangan Dean juga Cila serta raut tertekan Felix, salah pria itu bertindak gegabah dalam menculik Rena, tidak tau saja bahwa kepintaran kedua bocil itu menurun dari Rena, ibunya.
***
Wika dan Rita baru saja kembali dari supermarket, rencananya kedua wanita paruh baya itu ingin memasak kue bolu kesukaan Rena karena wanita hamil itu merengek meminta bolu kukus vanila buatan mereka.Mereka berdua mulai menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan lalu, mencampurkan semua bahan kemudian terakhir memasukkan adonan yang telah jadi ke dalam oven. Sambil menunggu, mereka memutuskan untuk memasak makan siang bersama agar ketika suami dan cucu mereka datang, mereka tinggal menyantap makan siangnya.
"Oh, ya, Wika, di mana Rena? Sejak kita datang sampai sekarang belum kelihatan."
"Iya, ya, Rena ke mana? Apa masih tidur? Soalnya sebelum kita jalan Rena ngeluh pusing ke aku dan aku suruh dia istirahat."
"Yaudah, aku coba cek aja yaa."
Rita melangkahkan kakinya menuju kamar Rena untuk mengecek keadaan menantunya, tetapi setelah Rita sampai di kamar, Rita tidak melihat keberadaan menantunya. Tak ingin berpikiran aneh, Rita mulai mengecek kamar mandi, walk in in closet, dan balkon kamar Rena, sayangnya Rita tidak melihat keberadaan wanita hamil itu. Dengan wajah panik, Rita keluar dari kamar Rena dan sesampainya di dapur, Rita melihat Wika yang masih tenang mengeluarkan kue dari oven.
Rita menghampiri besannya, "Wika, Rena gak ada di kamarnya, ada di mana, ya?"
"Loh, gak ada? Kamu serius?"
"Aku serius, Wik, terus ke mana ya?"
"Aduh ... anak satu itu ke mana, sih? Heran banget, keluar gak izin, kenakalannya gak hilang ternyata," rutuk Wika.
Rita dan Wika mencari Rena ke seluruh penjuru rumah, tetapi mereka tidak menemukan Rena di mana pun dan tentunya hal itu mengundang kepanikan dalam diri dua wanita paruh baya tersebut.
Brum ... brum ... brum ....
Deru motor dari garasi rumah membuat Rita dan Wika dengan tergesa mendatangi garasi motor, peristiwa di garasi mengundang jantung dua wanita paruh baya itu melompat dari tempatnya.
"Astaghfirullah, Rena ... kamu ngapain?" pekik keduanya.
Bagaimana mereka tidak memekik jika yang dilihat mereka adalah hal mengerikan? Bayangkan saja, kalian melihat seorang wanita dengan perut buncit nangkring tanpa beban di atas motor sport. Rena yang mendengar pekikan bunda juga maminya hanya tersenyum disertai wajah tanpa dosa dan halal untuk ditampol, parahnya lagi wanita berperut buncit itu melambai manja pada dua wanita paruh baya di hadapannya.
"Rena, ya Allah ... turun, gak? Bunda gak mau tau, ya ... turun sekarang juga atau motor kamu Bunda jual!"
"Rena, turun yuk, Sayang ... Mami gak mau kamu dan anak kamu kenapa-napa, turun, yuk .... "
"Nggak! Rena mau jalan-jalan, Mi, Bun, Rena udah lama gak jalan-jalan pake motor kesayangan Rena ini ... mumpung kak Felix, ayah, papi, sama anak-anak belum pulang, Rena mau healing dulu keliling kompleks bentar, gak lama, kok. Dada Mami, Bunda!"
Brum!
"Rena, astaghfirullah!"
"Telepon Felix sih, saran aku gitu," ucap Rita yang pasrah melihat kelakuan ajaib menantunya.
Tbc?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love (END)
RomansaBagaimana rasanya kala orang yang kita cintai datang melamar saudari kita sendiri? Sakit? Tentu! Itulah yang dirasakan Renata Samira, perempuan karir yang harus menerima kenyataan bahwa orang yang dicintai datang melamar Denata Samira-kakak kembarny...