"Bagaimana kabar Mami?"
"Alhamdulillah Mami sehat, kenapa kamu balik lagi, Ren?"
Rena yang berada di hadapan Rita menebarkan senyum manisnya kepada Rita, "Mami gak suka Rena ke sini?"
Rita gelagapan mendengar pertanyaan Rena, wanita paruh baya itu menggenggam lembut kedua tangan Rena dan melemparkan tatapan lembut yang tak pernah sekalipun terarah pada Rena sejak awal Rena menikah dengan Felix.
For your information, guys ... saat ini Rena sedang berada di kantor polisi mengunjungi ibu mertuanya yang sampai saat ini masih berada di penjara. Selama ini Rena memang seringkali mengunjungi ibu mertuanya di penjara, meski awalnya mendapat perlakuan buruk dari Rita, tetapi seiring berjalannya waktu sikap Rita semakin hangat padanya.
"Mami bukannya gak suka kamu ke sini, Rena, tetapi bagaimana jika Felix mengetahuinya? Mami gak mau hubungan kamu dan Felix memburuk karena kamu yang ke sini tanpa izin dari Felix, itu aja, Nak."
"Ren, kenapa kamu baik banget? Padahal, sikap Mami gak baik sama kamu, Mami sering nyakitin kamu," sambung Rita menatap sendu menantunya.
Rena yang mendengar ucapan Rita lagi dan lagi hanya melemparkan senyum manisnya, "Mami, seberapa banyak perlakuan buruk Mami ke aku di masa lalu gak bisa membenarkan aku untuk membalas perlakuan Mami dengan perlakuan buruk juga."
"Apalagi sekarang, Mami udah berubah menjadi pribadi yang lebih baik lagi, 'kan? Aku ingat nasihat bunda, jangan sesekali kita membalas perbuatan buruk seseorang dengan perlakuan buruk juga, alangkah baiknya jika kita membalas perbuatan buruk tersebut dengan kebaikan karena siapa tau kebaikan kita secara perlahan, tapi pasti dapat menyadarkan mereka."
"Aku menerapkannya, Mi, hal itupun terbukti dengan sikap Mami yang mulai menunjukkan perubahan," papar Rena berhasil menghadirkan senyum di wajah Rita.
"Mami, aku paham kalau Mami bersikap buruk padaku karena Mami takut aku membuat Cila melupakan mendiang kak Dena yang merupakan ibu kandung Cila, aku juga paham kalau Mami bersikap buruk padaku karena Mami takut aku sama seperti wanita di luar sana yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan kak Felix agar aku bisa menguasai harta kak Felix melihat bagaimana ambisiusnya aku dalam mengejar sesuatu yang sangat kusukai."
"Tentunya setelah mengetahui bahwa aku begitu mencintai kak Felix bahkan bertahun-tahun lamanya, Mami khawatir aku sengaja menjebak kak Felix dan memisahkan kak Felix dengan mendiang kak Dena sehingga Cila akan kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya, 'kan?"
"Jujur, sejak awal aku gak pernah berpikir seperti apa yang dikhawatirkan Mami, aku gak seperti yang Mami pikirkan, kok. Mami tau gak sih, setelah kejadian malam itu ... aku bahkan kepikiran untuk pergi karena aku gak mau kak Dena maupun kak Felix tau hal itu sehingga hubungan kak Felix dan mendiang kak Dena hancur."
"Sekalipun aku tau sikap mendiang kak Dena selama ini tidak baik dalam memperlakukan kak Felix dan Cila, tapi tidak pernah tebersit sedikit pun keinginan menghancurkan pernikahan mereka hadir dalam benakku. Aku juga wanita, aku mengerti bagaimana rasanya jika sesuatu yang menjadi milik kita direbut oleh orang lain, itu menyakitkan, Mami."
Rita menatap Rena dengan tatapan penuh penyesalan, air mata tak dapat terbendung dari pelupuk mata wanita paruh baya tersebut.
"Maafin Mami, Rena ... Mami udah salah menilai kamu, maafin Mami ... karena Mami main tuduh sembarangan tanpa mau tau kebenarannya, maafin Mami ... maaf ... mungkin ini terlambat, tetapi mengingat buruknya perbuatan Felix dalam mengikatmu, Mami minta maaf ... maafin Mami yang gagal mendidik Felix Sehingga Felix menghancurkanmu untuk bisa bersama denganmu, maafin Mami .... "
Tak kuasa melihat tangis penyesalan ibu mertuanya, Rena bergerak memeluk erat tubuh Rita dengan penuh cinta kasih. Rita pun menumpahkan kesedihan dan penyesalannya dalam pelukan hangat sang menantu dengan ucapan maaf yang senantiasa keluar dari lisannya.
"Aku udah maafin Mami, cukup sudah satu tahun ini Mami berada di penjara, aku akan minta kak Felix untuk cabut tuntutannya, kita mulai semua dari awal, ya, Mi, Mami juga harus menikmati Waktu bersama cucu-cucu Mami. Selain itu, Rena yakin banget kalau papi udah rindu berat sama Mami. Rena miris liat papi tampak lesu gitu gak ada Mami, mau nemui Mami gengsi kayanya," Papar Rena menggoda Rita di akhir kalimatnya.
"Tidak perlu, Rena, Mami merasa hukuman ini sudah cukup ringan bahkan kurang, mengingat bagaimana kejamnya Mami memperlakukanmu dan Dean selama ini," tolak Rita menunduk.
Rena memeluk sayang tubuh Rita, "Mami, melihat Mami sudah berubah, bagi Rena udah cukup."
"Rena .... "
"Rena tidak menerima penolakan, Mami!"
***
"Tumben banget jam segini udah pulang? Biasanya juga paling awal jam dua siang," sambut Rena ketika melihat Felix berdiri di depan pintu dapur dan menyalaminya.Cup.
"Lagi kangen sama kamu, emangnya gak boleh, heum?" sahut Felix menyerahkan jas dan tas kantor pada Rena setelah mengecup sayang kening istrinya.
Rena menggeleng kepala seraya tersenyum dan meletakkan jas juga tas kantor Felix pada tempatnya, bukan hal baru bagi Rena ketika Felix tiba-tiba datang sebelum waktu pulang kantor kemudian beralasan rindu padanya.
Jika kalian bertanya di mana Cila dan Dean, maka jawabannya kedua anak itu sedang berada di sekolah Cila dengan Wika hanya untuk memenuhi keinginan Dean yang tak pernah mau berjauhan dengan Cila sehingga berakhirlah Dean meminta Wika untuk menunggui sang Kakak di sekolah.
"Kak, aku mau ngomong sesuatu, tapi janji jangan marah," ujar Rena setelah mendudukkan diri di samping Felix.
Felix merangkul mesra Rena sehingga Rena menyandarkan kepalanya di bahu Felix, "Mau ngomong apa, Baby?"
Rena menarikan jari-jemarinya di atas telapak tangan Felix sebagai tanda bahwa dirinya tengah ragu untuk mengutarakan hal yang berada di benaknya, tentu Felix mengetahui keraguan istrinya. Namun, Felix membiarkan Rena mengendalikan perasaannya dan merangkai kata agar mudah mengutarakan apa yang ingin disampaikan padanya.
"Ini ... masalah mami, Kak."
Deg!
Tbc?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love (END)
RomanceBagaimana rasanya kala orang yang kita cintai datang melamar saudari kita sendiri? Sakit? Tentu! Itulah yang dirasakan Renata Samira, perempuan karir yang harus menerima kenyataan bahwa orang yang dicintai datang melamar Denata Samira-kakak kembarny...