Pagi buta, Felix bergegas ke kantor setelah mendapat telepon dari Robi—sekretaris pribadi Felix—yang mengatakan bahwa kantor sedang berada dalam masalah besar.
"Kak, mau ke mana pagi-pagi gini?"
Felix menghentikan langkahnya, pria itu mendekati sang istri kemudian mengecup seluruh wajah istrinya yang masih bingung karena dia berpakaian rapi di pagi buta bahkan sebelum mentari menampakkan dirinya.
"Maaf, Baby, aku harus ke kantor sekarang. Tadi Robi menelepon karena ada masalah besar di kantor yang mengharuskan aku berangkat sepagi ini. Sampaikan maafku pada Cila dan Dean karena tidak bisa mengantar mereka sekolah hingga beberapa waktu ke depan."
"Gak sarapan dulu?"
"Nggak, Baby. Aku sarapan di kantor aja, nanti sebagai bukti ketika makan sama Robi aku fotoin biar kamu gak khawatir."
Rena menyalami punggung tangan Felix kemudian memberikan kecupan singkat di kedua pipi Felix, "Yaudah gak papa, makan siangnya aku antar ke kantor Kakak. Untuk masalah anak-anak biar aku yang antar mereka, seberapa besar masalahnya, jangan lupa sama Allah, ya, Kak. Bukan itu aja, makan dan istirahat pun utamakan dan jangan sampai sakit!"
Felix mengelus pipi chubby Rena seraya berkata, "Siap, Baby. Maafin aku, ya, mungkin beberapa waktu ke depan aku akan sulit meluangkan waktu untuk kamu terutama anak-anak kita. Sekiranya nanti kamu kesusahan, minta mami atau bunda ke sini untuk bantuin kamu atau kalau nggak, kamu yang ke rumah mereka."
"Aku gak mau malah nanti kamu yang sakit karena kelelahan, sekali lagi maafin aku, ya? Maaf gak bisa bantu urusin anak-anak, tapi aku akan usahakan untuk segera menyelesaikan masalah kantor ini."
Rena menggenggam telapak tangan Felix yang masih setia mengelus pipinya, "Selesaikan dengan benar masalahnya, jangan terburu-buru dalam memutuskan atau menyelesaikan sesuatu, apalagi ini menyangkut kantor yang mana banyak orang bergantung pada kantor untuk memenuhi kehidupan mereka. Masalah aku dan anak-anak gak perlu Kakak khawatirkan, kita baik-baik aja dan aku akan sering merepotkan bunda atau mami nantinya sesuai permintaan Kakak. Kakak fokus aja sama masalah kantor," sahut Rena lembut.
Cup.
Cup.
Cup."Yaudah, aku berangkat, ya. Doain semoga masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat, assalamualaikum."
"Aamiin ... aku akan selalu doain kok, waalaikumussalam, hati-hati di jalan!"
"Siap, Baby!"
Rena tersenyum kemudian mengantar sang suami ke depan, Rena harap masalah yang dimaksudkan tidak terlalu besar yang mengakibatkan resiko besar hadir nantinya. Mungkin siang nanti Rena akan ke kantor Felix bukan hanya mengantar makan siang suaminya, tetapi mencari tau masalah yang dihadapi agar dia bisa membantu sang suami menyelesaikan masalah tersebut.
Rena yakin, jika masalah itu besar dan beresiko tinggi adanya perubahan yang merugikan, Felix tidak akan semudah itu menceritakan masalahnya dengan alasan tidak ingin membuat dia turut memikirkan masalah kantor sehingga bisa fokus mengurus anak-anak.
Sesuai ucapannya, siang ini Rena berangkat ke kantor Felix untuk mengantarkan makan siang pada suaminya dengan membawa Narendra yang sangat menikmati perjalanannya bersama sang mama. Rena mengendarai mobil dalam kecepatan sedang membiarkan Narendra menatap berbagai macam gedung tinggi di sepanjang jalan.
Usia Narendra memasuki enam bulan sehingga Rena berani menyetir dengan Narendra menggunakan kursi khusus sehingga Rena bisa tenang menyetir sekalipun Narendra aktif bergerak ke sana ke mari kala menemukan sesuatu yang menarik perhatian bayi mungil itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/366347708-288-k135638.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerity of Love (END)
RomancePart Lengkap! Namun, bab 1 berada di paling bawah setelah Bab terakhir, happy reading, guyssss :) *** Bagaimana rasanya kala orang yang kita cintai datang melamar saudari kita sendiri? Sakit? Tentu! Itulah yang dirasakan Renata Samira, perempuan kar...