Bagian 04

31 6 0
                                    

04| Singkatnya, Ini Takdir

🍃🍃🍃

Dia menelan ludah tanpa sadar, mengepal kedua tinjunya di kedua sisi tubuh secara diam-diam menahan diri agar tidak meledak. Laki-laki itu mendekat sambil tersenyum ambigu, dia menunjuk ke arah Ailish sambil tertawa dengan geli.

"Hei, lama nggak bertemu. Kerja disini?"

Ailish membuang muka, buku-buku jarinya memutih saat kepalannya mengencang. Dia berusaha untuk tenang, merilekskan tubuh dan menahan diri untuk tidak meledak. Tidak ada yang lebih sial daripada bertemu mantan dan sialnya dia adalah atasan dari departemennya yang baru.

"Hei, Ai-"

"Direktur Kreatif baru?" potong Ailish saat pemuda itu hendak bicara. Dia tidak ingin pemuda itu memberitahu hubungan mereka kepada temana-teman sekantornya. Akan lebih baik jika mereka berpura-pura tidak kenal satu sama lain dan tetap bekerja dengan profesional.

Meski bingung, pemuda itu mengangguk.

"Perkenalkan, saya Ailish, manajer proyek departemen ini. Senang bertemu dengan anda, Tuan."

"Ooh, jadi kamu manajernya? Wow, suatu kebetulan yang mengejutkan. Bukankah ini tak-"

"Permisi, ini kopi anda." Eilana memotong secara tidak sengaja, menyondorkan segelas kopi diatas nampan kecil kepadanya.

Pemuda itu menatap kopi ditangan Eilana sebelum berpaling melirik Ailish yang masih berdiri didepannya dengan ekspresi datar. Dia mengamatinya selama beberapa saat sebelum akhirnya mengerti. Mengambil nampan kopi ditangan Eilana, dia berkata, "Saya Pramuda, panggil saja saya Muda. Untuk kedepannya, mohon bantuan dan binbingannya, Ailish."

Kata-katanya penuh provokatif. Pramuda bisa melihat geraham Ailish bergesek karena marah. Namun dia menahan diri untuk tidak meributkan sesuatu didepan banyak orang.

"Tuan, saya akan mengantarkan Tuan bertemu Pak presiden. Jadi mari segera ikuti saya." Kata Eilana memberi perintah.

Muda tidak bergerak dari tempatnya. Dia dengan berani menatap mata hazel Ailish dengan ekspresi provokatif. Sementara itu Ailish sudah ingin mencoba kabur dari TKP sebelum tiba-tiba disela oleh Kim yang berdiri disamping Ailish sambil mengulurkan tangan.

"Hallo, Tuan Muda. Perkenalkan nama saya Kim, direktur operasional. Selamat datang diperusahaan kami."

Pramuda tersenyum dan membalas jabat tangan Kim. "Terimakasih, Pak Kim. Panggil saja saya Muda, jangan ada embel-embel tuan, itu agak..." Pramuda menggaruk pipinya kikuk.

Kemudian Kim menoleh, "Ailish, silahkan kembali ke ruangan."

Ailish mengangguk, dia menatap Pramuda sekali lagi dan bergegas pergi kembali ke mejanya.

Ailish dan Pramuda adalah sepasang kekasih di masa lalu. Ailish ingat dia jatuh cinta kepada senior yang dua tingkat lebih tinggi dari tingkatannya. Hubungan yang terjalin selama dua tahun itu berulang kali kandas karena tingkah Pramuda sendiri.

Alasan mengapa Ailish sangat benci dengan pemuda itu, karena Pramuda berulang kali melakukan kesalahan yang sama yaitu berselingkuh. Setiap kali ketahuan, Pramuda hanya beralasan bahwa dia khilaf. Tapi semua itu memuncak saat Pramuda ketahuan pada selingkuhan yang ke tiga belas di tahun kedua. Akhirnya Ailish memutuskan mengakhiri hubungan mereka.

Sekarang, melihat wajah Pramuda, seolah mengingatkan dia pada kenangan masa lalu yang kelam. Meski Ailish telah mencoba untuk melupakan kenangannya bersama Pramuda, tetap saja wajah itu selalu terlintas dibenaknya.

Ailish menggeleng kencang, menepis segala pemikiran-pemikiran tidak berguna dan kembali bekerja. Dia tidak ingin konsentrasinya terganggu hanya karena keberadaan Pramuda dikantor ini.

Nahasnya Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang