Bagian 33 - TAMAT

64 3 1
                                    

33| Selamat tinggal cinta yang nahas, selamat datang pejuang cinta.

🌿🌿🌿

Ailish memperbaiki hijabnya sekali lagi. Blazer yang ia kenakan tampak berantakan walau sebenarnya rapi. Ailish merasa gugup karena hari ini adalah hari dimana dia akan kembali ke kantor setelah hampir seminggu beristirahat dirumah.

Bohong jika Ailish bilang tidak senang. Dia sangat senang bisa kembali ke pekerjaannya dan posisinya tidak digantikan oleh siapapun. Namun diwaktu bersamaan dia merasa gugup karena harus bertemu dengan teman-teman kerja yang telah merundungnya kala itu. Dia terlalu takut hal semacam itu akan membuat ia trauma.

Ailish menggelengkan kepalanya. Dia tidak ingin memikirkan banyak hal, dia telah kembali ke kantor dan seharusnya dia senang akan hal itu, 'kan?

Setelah merasa dirinya rapi. Ailish turun dari mobil langsung menuju lift di bawah basement menuju ke lantai sembilan. Ailish ingin bersikap biasa saja, dia menarik dan membuang napasnya perlahan untuk mengurangi kegugupan.

Ting!

Pintu lift terbuka. Ailish melangkah keluar dengan jantung berdebar cepat. Namun semakin dekat dengan ruangan karyawan, Ailish semakin merasa detak jantungnya semakin cepat. Mau tak mau dia harus melewati tempat itu karena ruangannya berada didalam sana. Tapi tiba-tiba: "SELAMAT DATANG KEMBALI!"

Ailish terkejut saat belasan orang menyambutnya sambil menyembunyikan terompet dan membuat kehebohan. Tepukan tangan yang meriah membuat Ailish tertegun ditempat, merasa linglung dan tidak dapat mencerna apapun dalam waktu yang lama.

"Mbak, selamat datang kembali ke kantor!"

"Eh? Kenapa....?"

"Kita semua disini mau minta maaf atas apa yang udah terjadi waktu itu. Kita nggak nyangka kalau Mbak nggak bersalah. Kami nyesel udah ngelakuin hal kekanakan tanpa nyelidikin lebih dalam." Sahut perempuan berambut bob.

"Mbak, jangan merasa tersinggung ya. Kata-kata kita emang jahat, tapi waktu itu kita semua kebawa emosi." Timpal yang lainnya.

Tak seperti perkiraan Ailish. Mereka semua malah menyambutnya dengan penuh gembira.

"Iya, Mbak. Tolong jangan tersinggung."

Ailish tak dapat menahan senyumnya dan mengangguk. "Saya ngerti, terimakasih sudah menyambut saya kembali."

"Mbak adalah atasan terbaik yang kita punya di departemen ini. Kita bakalan kehilangan permata kayak mbak kalau aja kita nggak tahu lebih awal."

Mereka bertukar beberapa patah lagi sebelum akhirnya membubarkan diri sebelum atasan dari departemen lain melihat. Barulah saat itu Ailish dengan santai menuju ke ruangannya.

Dia mendorong pintu hingga terbuka sebelum dibuat terkejut dengan Pramuda yang berdiri didepan mejanya menghadap ke arah pintu sambil memegang sebuket bunga lily ditangannya.

"Ngapain kamu disini?" tanya Ailish heran.

"Tutup pintunya kalau kamu nggak mau ada yang liat."

Ailish buru-buru menutup pintu dan mendekat ke arah Pramuda. Dia tidak bisa benar-benar marah pada Pramuda karena telah lancang memasuki ruangannya tanpa izin karena Pramuda telah banyak membantunya selama ini. Jika bukan karena Pramuda, dia tidak mungkin kembali ke ruangan ini.

"Buat kamu." Kata Pramuda menyondorkan buket bunga kepada Ailish. "Selamat datang kembali."

Sebelah alis Ailish terangkat naik, dia menatap bunga ditangan Pramuda untuk beberapa lama sebelum dengan kikuk mengambil. "Makasih,"

Nahasnya Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang