Bagian 24

14 4 0
                                    

24| Sayap Yang Patah

🍂🍂🍂

"Kiran, lo mau kemana?"

"Lepasin gue!"

"Lo nggak bisa kemana-mana," Antoni mencengkeram pergelangan tangan Kirani, tidak membiarkannya pergi.

"Ini udah hampir dua minggu, Antoni. Apa yang lo harapin dari ngurung gue disini! Gue bukan burung."

"Gue tahu, tapi perjanjiannya selama sebulan lo nggak boleh kemana-mana. Lo udah bikin berita heboh waktu itu kalau lo lupa."

"Gue ingat!" Kirani melepas paksa cengkeraman Antoni dari tangannya. "Gue ingat apa yang udah gue lakuin. Tapi itu udah dua minggu berlalu dan sekarang berita itu udah dihapus, 'kan dari pihak agensi. Jadi biarkan gue keluar dari apartemen ini."

"Bukan berarti orang-orang udah lupa apa yang mereka lihat. Berita lo udah tersebar, mereka nggak akan bisa berhenti ngomongin lo setidaknya selama sebulan ini lo harus tetap stay di apartemen."

Kirani menghentakkan kakinya sambil berjalan menuju ke sofa dan menjatuhkan tubuhnya dengan kesal. Ponselnya disita, dia dikurung seperti burung dengan sayap yang patah. Dia benar-benar kesal dan ingin bertemu Pramuda. Meskipun pemuda itu telah mengecewakannya, bukan berarti cintanya pada pemuda itu lenyap. Dia masih sangat mencintai Pramuda, dia ingin bertemu dengan Pramuda. Tapi bagaimana dia keluar jika manajernya saja dengan protektif menjaganya selama 24 jam.

"Gue nggak akan maksa untuk keluar, tapi gue mau Hp gue. Sini balikin."

Antoni menatapnya dari balik pantry dengan tatapan penuh kecurigaan.

"Gue cuma telepon Pramuda, nggak akan ngapa-ngapain."

"Gue percaya lo nggak ngapa-ngapain, tapi itu bukan sesuatu yang bagus."

Mata Kirani menyipit tajam, dia semakin marah saat Antoni bahkan dilarang berkomunikasi dengan Pramuda. Apa maksudnya itu?

Dada Kirani kembang kempis saat dengan kesal dia berkata, "Antoni, jangan bikin gue makin benci sama lo."

Antoni memandangi Kirani dengan pandangan yang sulit di artikan. Maksud hati dia tidak ingin memperlakukan Kirani seperti hewan peliharaan dan mengontrolnya untuk melakukan apapun yang ingin dia lakukan.

Hanya saja cyber bullying sedang marak akhir-akhir ini, Antoni telah membaca semua ulasan dari para netizen dan kata-katanya sangat menyakitkan. Jika Kirani membaca semua isi ulasan itu, mentalnya akan terganggu. Mungkin saja Kirani akan melakukan bunuh diri seperti yang sudah-sudah.

Kirani tidak pernah disukai oleh banyak penggemar karena sifatnya yang sombong, tapi berkat wajahnya yang cantik dan body nya yang bagus, dia selalu mendapat penawaran dari berbagai pihak untuk bekerjasama sehingga dia bisa seterkenal seperti sekarang ini.

"Antoni!" bentak Kirani. Dia bergegas menuju antoni dan mencoba memeriksa kedua saku celana dan jaketnya untuk menemukan ponsel miliknya disana.

Antoni melangkah mundur dengan cepat menahan pergelangan tangan Kirani yang bergerak ingin mengerayangi tubuhnya.

"Kiran, gue nggak maksud mau bikin lo marah ke gue. Tapi apa menurut lo Pramuda masih mau ketemu dan bicara sama lo setelah apa yang udah lo perbuat waktu itu?"

Kirani berhenti melawan, dia teringat pertemuan terakhirnya dengan Pramuda waktu itu. Dia bahkan dengan marah melemparkan ponsel Pramuda ke lantai hingga hancur. Pramuda marah besar padanya saat itu.

Antoni menghela napas dan berkata dengan suara lembut. "Asal lo tahu, nggak cuma lo, Muda juga mengalami banyak hujatan atas video itu. Dia pasti mengalami banyak kesulitan selama dua minggu ini."

Nahasnya Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang