Happy reading❤️
Mobil yang di kendarai sarhan dan khalinza kini melesat dengan kecepatan sedang, dan seorang gadis yang duduk di samping pemuda itu sedari tadi tak berhenti menangis karena memikirkan nasib nya nanti.
Sarhan sudah berusaha untuk menenangkan khalinza, namun usahanya gagal gadis itu berfikir terlalu jauh ke depan sehingga rasa takutnya itu bertambah besar.
Namun pemuda itu membiarkan istrinya menangis, agar nantinya terasa lebih lega. Tiba-tiba suara tangisan itu mereda dan mendadak menghilang, saat sarhan menoleh kesamping tenyata khalinza tertidur.
Dan beberapa menit kemudian mobil berwarna putih itu telah sampai di ponpes Al-Zahii, gerbang yang menjulang itu dibukakan oleh satpam yang berjaga di sana.
Mobil berwarna putih itu berhenti di depan ndalem karena agar lebih mudah membawa khalinza masuk kedalam dan tidak ada santri lain yang melihatnya.
Pemuda itu turun dari dalam mobil, lalu dirinya menghampiri khaliza yang masih pulas tertidur, mungkin karena terlalu lama menangis yang membuatnya mengantuk sampai ketiduran.
Suaminya itupun menggendong khalinza untuk yang kedua kalinya, tapi kali ini pemuda itu tidak gugup, karena sekarang gadis yang di gendongnya ini sudah halal, lalu membawanya masuk kedalam kamarnya.
Rumah itu sudah sepi, mungkin kyai Zahi dan ummi Rahma sudah tertidur, karena waktu sudah menunjukan pukul 21.50
Saat akan meletakkan gadis itu pada kasur, tiba-tiba mata khalinza yang tertutup kini terbuka dan membuat dirinya kaget, bagaimana tidak kaget? Jarak wajah mereka hanya terkikis beberapa centi saja dan deru nafas pemuda itu mengenai wajahnya.
Khalinza refleks mendorong sarhan sehingga membuat suaminya jatuh ke lantai, "sorry!" Ucap gadis itu merasa bersalah, karena melihat pemuda itu seperti menahan nyeri di area bokongnya.
"Kenapa kamu mendorong saya??" Tanyanya
"Maaf gue kaget. Abisnya wajah nyebelin lo deket banget sama wajah gue, mau mesum kan lo!" Tanyanya dengan wajah mengintrogasi
Sarhan menggeleng, "kenapa kamu bisa berpikir seperti itu? Saya tidak ada niatan untuk melakukan itu padamu, saya tadi hanya berniat ingin membawamu kesini agar kamu bisa istirahat lebih nyaman dari pada kamu tidur di dalam mobil." Jelasnya.
"Gue tadi tidur?" Tanyanya
"Kamu belum tua tapi suka sering lupa. Iya tadi kamu tertidur di dalam mobil, karena terlalu lama menangis" jawabnya dengan sedikit meledek istrinya.
"Sialan lo" umpatnya tak terima.
"Maaf saya tidak bermaksud-" ujarnya yang kini merasa bersalah.
Khalinza tidak membuka suara lagi, tiba-tiba dirinya teringat dengan cerita Adiva tadi, bahkan air matanya sudah membendung kembali.
Pemuda itu bangkit dari jatuhnya meskipun area bokongnya sakit, lalu beralih duduk di samping khalinza.
"Mau cerita, hmm?"
"Gue malu kalo cerita, nanti lo jijik lagi!"
"Tidak usah malu, karena seharusnya dalam rumah tangga pasangan suami istri itu harus sering terbuka, jadi kamu boleh menceritakan semuanya, karena sekarang saya adalah suami kamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Takdir
Teen Fiction☠️PLAGIAT DI LARANG KERAS!☠️ Cerita ini murni dari imajinasi sendiri Bagaimana jika manusia yang menciptakan takdir bagi orang lain, karena untuk membalas semua dendamnya? Lalu bagaimana dengan kehidupan orang yang menjadi pemilik takdir itu? Dan ya...