Hasil USG

1.5K 66 0
                                        

Happy reading❤️

"Mau sekejam apapun orang tua terhadap anaknya, tapi sudah pada dasarnya mereka akan tetap menjadi orang tua kita. Dan kita tidak bisa membencinya, karena surga kita ada padanya."

~Khalinza Saskarani~

Siangnya, rumah pasangan Sarhan dan Khalinza kini sedang kedatangan tamu penting. Terlihat di sana ada kedua orang tua pemuda itu dan Abangnya yang ikut datang untuk bertemu sang adik. Keluarga itu lengkap namun ada satu yang kurang, di sana tidak ada Zarena dan Danis, orang tua Khalinza dan Kharenza.

Mereka kini sedang berkumpul di ruang tamu dan tak lupa untuk saling bermaafan, seperti saat ini Sarhan baru saja selesai sungkem kepada kedua orang tuannya. Bukan hanya pemuda itu saja, Kharenza dan Khalinza pun melakukan hal sama karena mereka sudah menganggap ummi Rahma dan Kyai Zahi itu sebagai pengganti Zarena dan Danis.

Kini mereka sudah kembali duduk di kursi dengan menghapus air matanya yang tadi menetes menggunakan tisu yang sudah di siapkan, memang saat bermaafan di hari raya itu mengandung bawang dan susah untuk menahan air mata yang akan jatuh. Lalu pandangan ummi Rahma pun kini beralih menatap menantunya

"Za, bagaimana keadaan cucu ummi? Sehatkan kan? Kelihatannya perut kamu udah kelihatan buncit, ummi senang banget lho saat tau kabar ini dari Sarhan" ucap antusias ummi Rahma sembari mengelus lembut perut menantunya.

"Iya, jadi gak sabar mau gendong cucu" timpal abi Zahi

Khalinza terkekeh mendengarnya, "Alhamdulilah, janin di kandungan aku sehat dan baik kok mi, bi."

"Alhamdulilah kalo begitu, ummi ikut senang dengarnya. Eh nak Khalinza, kedua orang tua kamu gak datang kesini? Padahal ummi sama Abi pengen ketemu sama mereka dan ummi juga mau bilang terima kasih kepada mama kamu karena sudah melahirkan perempuan cantik dan kuat seperti kamu. Terus kedua orang tua kamu itu gimana orangnya? Suka makanan apa? Biar ummi tau kalo tiba-tiba mereka datang mampir" ujar ummi menanyakan

Senyum perempuan itu pudar saat mertuanya menanyakan kedua orang tuannya, jika di tanya dirinya ingin berkumpul kembali dengan papa dan mamanya, maka jawabannya itu sangat ingin. Namun Khalinza tetap berusaha tersenyum kembali, begitupun dengan Kharenza yang kini mungkin merasakan hal sama.

"Ah ummi bisa aja. Mungkin mama sama papa gak bisa datang ke sini mi, jadi aku dan bang Renza sebagai perwakilan kedua orang tua kita berdua, mau minta maaf karena belum bisa ajak mereka bertemu dengan ummi Rahma dan kyai Zahi. Menurut aku, papa mama itu orangnya baik, lebih dari kata baik. Kalo mama sukanya makanan yang manis-manis gitu, kalo papa itu sukanya seafood"

"Kenapa kamu bohong Za" batin Kharenza

"Oh gitu ya, gapapa Khalinza kamu tidak perlu meminta maaf, ummi sama Abi akan memaklumi kalo mereka belum bisa datang kesini, dan ummi juga mau minta maaf dengan perkataan barusan jika itu sedikit menyinggung mantu ummi dan Kharenza"

"Mi, Sarhan udah pernah ketemu lho sama mamanya Khalinza" ujar Sarhan ikut berbicara

"Oh ya, dimana?"

"Waktu itu di supermarket, Sarhan juga udah kasih tau mama Zarena kalo kita sudah menikah"

"Syukurlah, jika sudah bertemu."

Pemilik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang