Happy reading❤️
"Jadi kalian mau ngapain pagi-pagi kesini? Kelihatannya kalian mau pergi." Tanyanya
"Oh ini. Pertama-pertama, aku mau minta maaf sama kalian karena udah datang pagi-pagi gini. Langsung pada intinya aja, kita berdua mau nitip Aztha satu hari sama kalian. Aku sama mas Abdar harus pergi sekarang karena ada urusan sampe sore, kita mungkin pulang abis magrib nanti, jadi gak mungkin bawa Aztha karena di sana pasti ramai. Kalian bisa gak bantu aku untuk menjaga Aztha? Satu hari aja.." Jelasnya
Setelah berfikir beberapa menit akhirnya Khalinza berbaik hati untuk menjaga Aztha satu hari ini. "Oke gue akan jagain Aztha selama kalian berdua pergi."
"Alhamdulillah, terimakasih banyak karena sudah mau bantu aku Za. Kalo gitu ini tas, di dalamnya ada semua keperluan Aztha."
Khalinza pun mengambil tas tersebut dan juga mengambil alih Aztha dari gendongan Aretha. "Hai Aztha, hari ini kamu main sama aunty dulu ya. Soalnya mama kamu mau pergi"
"Za, aku sama mas Abdar pamit dulu ya, udah telat soalnya. Assalamualaikum.." sebelum pergi, pasangan itu mengecup kening putra nya secara bergantian, lalu berlalu dari sana.
"Waalaikumsalam, hati-hati mas, Tha"
Setelah melihat mobil orang tua Aztha sudah pergi, barulah Khalinza masuk kedalam tak lupa untuk menutup pintu. Lalu kakinya melangkah menaiki tangga untuk menemui suaminya yang masih di balkon.
"Sar, lihat deh gue bawa siapa."
Mata yang tadinya tertutup kini terbuka, dan melihat seorang anak kecil yang berada di gendongan istrinya, "Aztha" panggilnya
Perempuan itu mendudukkan tubuhnya di samping Sarhan. "Yang tadi datang itu Aretha dan suaminya, mereka nitipin Aztha sama kita, karena orang tuanya ada urusan." Ucapnya memberitahu.
"Hai Aztha, sini kamu sama om"
"Mau gak sama om katanya" ucap Khalinza kepada Aztha
Anak satu tahun itu memang sudah mengerti apa yang orang dewasa katakan, Aztha menggeleng dan malah mengeratkan tangannya mencekal erat baju Khalinza. "Kata Aztha gak mau, katanya lo bau, iya gak Tha?"
Dasarnya anak kecil, mereka hanya mengangguk saja. Pemuda itu seketika menghirup aroma badannya, namun tidak bau sama sekali, malahan dirinya sangat wangi parfum khas nya. "Enggak ya, saya udah mandi, orang udah wangi gini, di bilang bau"
"Atha au minum" ujar anak kecil itu
"Aztha mau minum?" Ulangnya dan membuat anak kecil mengangguk.
"Bentar ya aunty cari dulu di tas"
Lalu Khalinza mulai membuka tas milik anak kecil itu, ternyata Aretha sudah mempersiapkan semuanya, di dalam tas tersebut terdapat susu yang sudah di buat, baju ganti, mainan, serta obat-obatan pun sudah di sediakan, dan tak lupa popok. Memang dasarnya Aretha adalah ibu yang siaga terhadap anak
"Nih Tha, minum dulu susunya" titahnya, sembari menyodorkan sebotol susu.
Aztha pun meminumnya, karena memang dirinya merasa haus. Khalinza yang melihat suaminya hanya bersandar dengan menutup matanya pun segera membuka lagi tas tersebut lalu mengambil suatu benda yang lumayan banyak milik Aztha dan membuka bungkusnya. Setelah itu menempelkan cool fever tersebut di kening Sarhan.
Pemuda itu seketika membuka matanya lalu meraba-raba benda dingin yang menempel di dahinya, dan dirinya seketika bertanya-tanya ini apa? Sarhan pun segera mengambil handphone yang ada di saku celananya untuk melihat.
"Za, yang bener aja, massa saya di pakaikan kaya gini, ini kan buat bayi."
Khalinza pun terkikik geli melihatnya, "udah bagus, jangan di copot. Gak ada yang liat juga selain gue sama Aztha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Takdir
Подростковая литература☠️PLAGIAT DI LARANG KERAS!☠️ Cerita ini murni dari imajinasi sendiri Bagaimana jika manusia yang menciptakan takdir bagi orang lain, karena untuk membalas semua dendamnya? Lalu bagaimana dengan kehidupan orang yang menjadi pemilik takdir itu? Dan ya...