"Kadang kita merasa hidup kita ini yang paling sakit, tapi tanpa kita sadari di luaran sana banyak yang lebih sakit."
~Khalinza Saskarani~
Happy Reading❤️
Rumah yang siangnya tampak ramai oleh banyaknya tamu, kini kembali sepi dan hening saat mereka semua sudah kembali ke tempat tinggalnya masing-masing, termasuk kembarannya serta teman-teman Khalinza.
"Alhamdulilah ya Za, tadi acara 4 bulanannya berjalan lancar dan gak ada hambatan apapun" ucap syukur Sarhan di tengah-tengah matanya fokus menonton ceramah di TV.
Khalinza yang ada di samping pemuda itu mengangguk, "iya alhamdulilah"
Pasangan suami istri itu memang kini sedang duduk santai di ruang tamu dengan tenang setelah seharian beraktivitas, dan mereka berdua pun sudah melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.
"Sore-sore gini makan sate yang ada di pinggir jalan enak nih" ujar perempuan itu tiba-tiba, sembari mengusap perut buncitnya.
"Kamu mau sate? Bentar saya belikan, kamu tunggu di rumah aja ya" pekanya yang langsung beranjak
"Mau ikut.."
"Tunggu di rumah aja ya, takutnya kamu kecapean. Saya cuma sebentar"
"CK. Tapi aku maunya langsung makan di tempat yang jualan satenya, gak mau di rumah" pintanya
"Tapi di sana banyak asap sayang, gak baik buat kesehatan kamu sama anak-anak kita. Jadi tunggu di rumah aja oke?"
"Pokoknya mau ikut!"
Sarhan menghela nafas. Memang sulit mencegah istrinya yang keras kepala "Ya udah kamu boleh ikut"
"Yes! Gitu dong.. yuk langsung berangkat" ajaknya bersemangat.
Pemuda itu mengangguk. Mereka berdua melangkahkan kakinya keluar untuk menuju mobilnya dan tak lupa mengunci pintu rumah terlebih dahulu, lalu mobil itu pun melesat menjauh dari pekarangan rumahnya.
Mobil yang dikemudikan oleh Sarhan kini terparkir rapi di tepi jalan dekat dengan penjual sate yang di inginkan Khalinza tadi, mereka berdua turun lalu segera menghampiri gerobak sate tersebut untuk memesan.
"Pesan satenya dua bungkus mang" pesan perempuan itu
"Siap neng geulis. Makan disini atau mau dibawa pulang? Terus mau sate ayam apa kambing?" Tanya Abang sate itu sembari sedikit menggoda.
"Ekhmm.." deham Sarhan tak suka yang membuat atensi pembeli dan pedagang itu menatap kearahnya.
"Maaf kang saya hanya bercanda, jadinya mau gimana?" Ucap mang Jaja-pedagang sate itu kini yang merasa tidak enak
"Sate ayam, makan disini"
"Oke, mangga di antos"
Khalinza mengangguk. "Ayo Sar kita duduk di sana" tunjuk istrinya pada kursi yang kosong
"Gak mau tunggu di mobil aja Za, di situ banyak asep lho, gak baik buat kesehatan kamu"

KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Takdir
Teen Fiction☠️PLAGIAT DI LARANG KERAS!☠️ Cerita ini murni dari imajinasi sendiri Bagaimana jika manusia yang menciptakan takdir bagi orang lain, karena untuk membalas semua dendamnya? Lalu bagaimana dengan kehidupan orang yang menjadi pemilik takdir itu? Dan ya...