Cie Tua

912 59 10
                                    

“Jangan berhenti untuk kasih aku kehangatan, kenyamanan dan kelembutan bicara itu, karena jika bukan kamu siapa lagi?"

~Khalinza Saskarani~

Happy Reading❤️

Pagi harinya, seorang perempuan kini tengah duduk santai di kursi kayu taman belakang sembari menikmati segelas air teh hangat sendirian karena suaminya sedang mengajar di pesantren.

Tring..

Sebuah notifikasi kalender yang berbunyi membuat atensi matanya teralihkan, Khalinza menaruh gelas yang ada di tangannya lalu beralih mengambil benda pipih tersebut untuk melihat.

"Hampir aja gue lupa" gumamnya.

Setelah itu Khalinza berdiri sambil membawa gelas teh nya masuk ke dalam rumahnya, karena dirinya akan mulai menyusun rencana dan menyiapkan segala sesuatu untuk kejutan.

•••

Sarhan pulang kerumahnya setelah seharian mengajar di pesantren lalu pemuda itu memasuki rumahnya, hal pertama yang pasti dirinya cari adalah keberadaan istrinya.

Namun Khalinza tidak ada di sana, padahal pemuda itu sudah mencari di setiap sudut rumahnya. Sampai pada akhirnya Sarhan menemukan istrinya di balkon kamarnya.

"Za" panggil suaminya yang membuat perempuan itu terperanjat kaget.

"E-eh kamu Sar, bikin aku kaget aja"

"Saya dari tadi cari kamu ternyata ada disini"

"Stop! Jangan deket-deket" larangnya, saat Sarhan ingin berjalan mendekat ke arahnya.

"Lho kenapa?"

"Aku tiba-tiba gak mau liat wajah kamu, kamu pergi sana!" usirnya sembari menutup matanya menggunakan tangan.

"Hey, kamu baik-baik aja kan Za? Kenapa sih" ujarnya masih mencoba mendekat

"CK. Pergi! Aku gak mau liat wajah kamu"

"I-iya, tapi kenapa Za?"

"Pergi Sarhan!" Pekiknya dengan wajah yang tak mau menatap wajah suaminya itu

"O-oke, saya pergi. Kalo kamu cari saya, saya ke masjid dan maaf kalo saya punya salah sama kamu, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Setelah mendapatkan jawaban, Pemuda itu pun berlalu dari sana menuju kamarnya untuk berganti pakaian terlebih dahulu lalu setelahnya Sarhan pergi menuju masjid dekat rumahnya seorang diri dengan pikiran yang masih bingung, mengapa Khalinza tidak mau melihat wajahnya? Apakah ada yang aneh? Namun tidak.. wajahnya tetap tampan dan tidak ada yang aneh.

Hingga pada akhirnya dirinya sampai tepat bersamaan dengan azan magrib yang berkumandang.

•••

Seorang pemuda berjalan memasuki rumahnya setelah pulang dari masjid dengan pikiran yang masih bingung dengan perubahan istrinya sedari tadi. Ruangan itu nampak gelap dan sepi, padahal sekarang masih pukul delapan malam. Apakah Khaliza sudah tidur? Pikirnya

Sarhan mengunci pintu, setelah itu melangkahkan kakinya menuju tangga. Tapi tiba-tiba lampu ruangan itu menyala dan menampakan wajah cantik istrinya yang berdiri di ujung tangga atas sembari memegang kue ulang tahun dengan lilin angka menyala sambil tersenyum hangat kearahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pemilik TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang