Happy reading❤️
"L-lo ajak gue ketempat ini Div?" Beo Khalinza
Adiva mengangguk, "iya inikan tempat kesukaan lo, ayo turun" ajaknya
"Kalo Sarhan sama bang Renza tau, bisa mati gue!" Batinnya yang kini merasa ragu untuk masuk ke tempat itu
"Za, ayok" panggil Adiva dari luar
Khalinza pun turun lalu menghampiri sahabatnya "kalo suami gue tau, bisa mati gue." Ucapnya
"Tenang aja Za, kan suami lo gak ada di sini, lagian lo aneh banget sih. Biasanya Lo orangnya susah banget buat takut sama orang, tapi kenapa sekarang lo jadi takutan gini? Apa lo udah cinta mati sama Sarhan suami lo itu, makanya lo jadi penakut." Ujarnya sedikit meledek, dengan kaki yang terus melangkah masuk kedalam dan Khalinza yang membuntutinya dari belakang.
Setelah di pikir-pikir ucapan sahabatnya itu memang lah benar, mengapa semenjak menikah dengan Sarhan dirinya menjadi seperti ini? Di mana Khalinza yang tidak bisa menurut dengan siapa pun tanpa merasa takut? Tapi anehnya, kenapa ketika dengan suaminya dirinya bisa menurut begitu saja? Sungguh aneh.
"Za, Za. Kita Poto mirror di kaca itu yuk, udah lama kita gak Poto berdua."
"Boleh." Setujunya. Lalu mereka berdua mulai mendekati kaca yang lumayan besar yang terpajang di dinding, dan mengambil beberapa foto di sana, sudah dirasa cukup akhirnya Adiva dan Khalinza duduk di kursi yang sudah tersedia.
"Poto-poto nya bagus, apalagi yang ini, harus di posting sih.." gumamnya yang tidak terdengar oleh Khalinza karena suara musik yang lumayan kencang.
"Mau pesan minum gak Za?" Tanyanya
"Maksud lo Alkohol?"
Adiva pun mengangguk, "dikit aja. Buat menghilangkan stres gue malam ini"
Khalinza pun berpikir sekejap sebelum menjawab, jika dirinya mabuk berat seperti waktu itu bagaimana? Tapi dirinya akan meminum sedikit saja.
"Bol-" Belum juga gadis itu menjawab, tetapi Adiva sudah memanggil pelayan yang berdiri tidak jauh dari kursi yang kini mereka berdua duduki.
"Mau pesan apa kak?" Tanya pelayan perempuan
"Pesan minuman yang 1 botol sedang" sahutnya
Pelayan itu pun mengangguk, "silahkan di tunggu kak."
"Lo gila sih Div, tadi lo bilangnya sedikit, tapi malah pesan yang 1 botol" ujarnya geleng-geleng kepala tak habis pikir dengan sahabatnya itu.
"Itu sedikit Za."
"Sedikit pala lo!"
•••
Di sisi lain, Kharenza baru saja sampai di asramanya, setelah selesai membaca Al-Qur'an di masjid. Entah mengapa dirinya ingin membuka handphone miliknya.
Banyak notifikasi yang masuk kedalam benda pipih cowok tersebut, namun yang membuat Kharenza tertarik saat melihat notif Adiva yang telah memposting beberapa poto di akun telegramnya.
Dirinya membuka postingan gadis itu, dan matanya seketika terbelalak kaget, saat melihat Adiva dan Adiknya berfoto di suatu tempat yang dirinya ketahui dengan pakaian terbuka.
Lalu dengan cepat Kharenza mengomentari postingan gadis itu 'lo ajak adik gue ke tempat itu lagi Div' seperti itulah isi komennya, dan Kharenza pun segera menghubungi Sarhan untuk memberitahukan hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Takdir
Roman pour Adolescents☠️PLAGIAT DI LARANG KERAS!☠️ Cerita ini murni dari imajinasi sendiri Bagaimana jika manusia yang menciptakan takdir bagi orang lain, karena untuk membalas semua dendamnya? Lalu bagaimana dengan kehidupan orang yang menjadi pemilik takdir itu? Dan ya...