“Hari-hari yang aku jalani sekarang, Terasa begitu indah dan bahagia bila terus bersamamu”"
~Khalinza Saskarani~
Happy reading❤️
Pukul setengah 12 malam, Sarhan dan Khalinza baru saja kembali ke rumah setelah dari rumah sakit tadi. Kini mereka berdua sudah berada di kamarnya, meskipun tubuhnya terasa dingin, perempuan itu harus tetap membersihkan tubuhnya di kamar mandi.
Saat tangan menyentuh air rasanya seperti memegang balok es, sangat dingin. Tapi mau tidak mau Khalinza harus tetap memaksakan membersihkan diri dan berganti pakaian.
Sedangkan Sarhan, pemuda itu sedang mengganti sprei yang tadi terkena noda darah istrinya, dengan sprei yang baru.
Beberapa menit berlalu, Khalinza ke luar dari kamar mandi dengan pakaian yang berbeda, namun dirinya tidak melihat keberadaan suaminya di sana. Tak berfikir panjang perempuan itu langsung naik ke atas kasur karena sudah tak kuasa menahan dingin yang terus menyerang tubuhnya, untungnya. Suaminya itu sudah selesai mengganti alas tidur tersebut
Perempuan itu langsung menarik ketiga selimut tadi untuk menutupi seluruh tubuhnya lalu membaringkan tubuhnya di atas ranjang.
Pintu terbuka dan menampakkan Sarhan sedang membawa nampan di tangannya yang di atasnya terdapat mangkuk dan segelas air putih hangat, lalu menghampiri istrinya.
"Za, kamu makan dulu. Ini saya sudah buatkan bubur setelahnya baru kamu minum obat" titah pemuda itu
Khalinza mengubah posisi tubuhnya menjadi bersandar di kepala ranjang, "dapet bubur dari mana?"
"Saya bikin sendiri, untungnya masih ada sisa nasi bekas tadi makan malam" sahutnya dan Khalinza hanya ber 'Oh' saja
Sarhan duduk di samping istrinya "saya suapi makannya, bismillah. Aaa.."
Khalinza membuka mulutnya menerima suapan dari suaminya, rasa buburnya pun tidak terlalu buruk menurutnya dan perutnya pun masih bisa menerima makanan.
"Gimana rasanya, enak?"
Istrinya mengangguk, "enak."
"Alhamdullilah, saya tadi sempet takut kalo kamu gak suka sama bubur buatan saya." Ujarnya sembari membersihkan sisa bubur yang menempel di ujung bibir istrinya.
Pemuda itu melanjutkan menyuapi Khalinza dengan telaten, hingga bubur buatannya itu tinggal tersisa setengah.
"Udah, aku udah kenyang" tolak perempuan itu di saat suaminya ingin menyuapinya kembali.
"Buburnya padahal belum abis lho Za."
"Tapi aku udah kenyang"
"Ya udah. Ini kamu minum dulu air hangatnya, lalu minum obat"
Khalinza pun patuh lalu meminum 3 butir obat dari rumah sakit tadi meskipun rasanya pahit tapi tetap berusaha menelannya.
"Sekarang kamu tidur, saya mau cuci ini dulu di bawah" ujarnya sembari beranjak dari duduknya.
Tapi saat ingin melangkahkan kakinya, sebuah tangan yang mencekal membuat kepalanya menoleh.
"Cuci piringnya besok aja, sekarang kamu tidur sini. Pasti kamu juga capek dan ngantuk kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pemilik Takdir
Подростковая литература☠️PLAGIAT DI LARANG KERAS!☠️ Cerita ini murni dari imajinasi sendiri Bagaimana jika manusia yang menciptakan takdir bagi orang lain, karena untuk membalas semua dendamnya? Lalu bagaimana dengan kehidupan orang yang menjadi pemilik takdir itu? Dan ya...