10. Malam Pertama

2.4K 218 17
                                    

Dalam keadaan menungging sakura mengerang putus-putus. Tubuhnya penuh dengan bekas kemerahan seperti baru saja dipukuli. Tetapi ini berbeda, bekas kemerahan itu dibuat oleh mulut duke yang sedang sibuk mendorong kejantanannya dari belakang tubuh sakura.

Mulut sakura terbuka cukup lebar. Dia mengalami kesulitan pernapasan karena sasuke menghentakkan kejantanannya dengan tempo yang cepat.

"Hhhkk.. haahh.."

"Mmhh... ahh!"

"Yang muliah~"

Aku hanya perlu mendorongnya. Dia akan terbiasa.

"Hn? Aku bukan atasanmu."

"Huuhh... aghh... bagaimanah aku memanggilmu?"

Sakura melirik dari ekor matanya. Dia bernafas dengan air matanya yang di pipinya. Bagian pahanya dipenuhi lelehan air mani. Lengket dan mengalir lamban. Campuran kenikmatan beserta rasa pegal dia rasakan.

"Apa kau tidak tau nama suamimu?"

Sasuke menunggu dengan sabar. Dia meremas payudara sakura yang bergelantungan. Sasuke membungkuk. Menyentuh telapak tangan sakura yang mencengkram sprei ranjang. Sedangkan tangan lainnya menempel di perut sakura. Dia menciumi pipi bulat sakura. Dai suka mencium pipi itu.

"Uhhh.. haaa.. haa.."

"Mnhhh itu~"

"Kau tidak tau nama suamimu? Apa kau salah menandatangani dokumen?"

Sasuke semakin tertarik. Bahkan nona merah muda tidak tau namanya. Apa istrinya itu masih ingin bermain-main?

"Sasuke~"

Sasuke mengangguk menyetujui. Dia mencium pelipis sakura. Tubuh bagian bawahnya masih betabrakan dengan kelamin istrinya yang berkedut-kedut. Bagian bawah istrinya melahapnya dengan baik.

Setidaknya kau tau nama suamimu setelah terobsesi pada gelar sepanjang hari.

"Kau benar. Kau ingin aku memanggilmu seperti apa? Haa.."

Sakura tidak menjawab. Lututnya mulai kebas tetapi sasuke semakin merapatkan kedua kakinya mengapit bagian bawah sakura.

"Jawablah aku. Aku senang mendengarmu mendesah tetapi suamimu sedang bertanya."

Sasuke menjilat belakang telinga istrinya, sebelum tangannya bergerak menyisir sepanjang payudara istrinya.

"Apa saja. Ahhh sasukehh... kenapa kau semakin membesar?"

"Tentu saja karena kau mengigitku. Jadi aku membengkak didalam."

Sakura terbelalak merasakan kejantanan sasuke kian mengembang kian besar di dalamnya seperti balon yang siap meledak. Perutnya terasa panas begitu juga dengan kewanitaannya yang di asah suaminya berulang kali.

"Sayang? Apa sebaiknya aku memanggilmu seperti itu? Atau cintaku? Bidadariku? Ahh... atau manisku? Pilihlah mana yang kau suka."

Sakura ingin muntah mendengar panggilan dari suaminya. Terdengar menggelikan. Tidak nyaman di telinga. Apalagi bila duke yang mengatakannya. Tidak cocok dengan wajahnya yang menyeramkan. Terlebih bekas ljka di pelipis suaminya. Itu tidak terlihat seperti duke utara yang terkenal pembasmi orang barbar.

"Nama. Nama saja ahh kemana tanganmu bergerak."

"Aku ingin memanggilmu dengan mesra."

"Uahh... hentikan. Jangan menggodaku."

Mereka terlihat akrab diatas ranjang untuk dua orang asing yang baru menikah. Sasuke mengelus tonjolan sakura sebelum akhirnya bertengger di perut tipis istrinya. Lelaki playboy memang sangat mudah beradaptasi.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang