37. Sesak

1.9K 227 34
                                    









Sebenarnya malam itu berlalu cukup baik. Dia bisa tidur nyenyak sembari memeluk istrinya. Sebelumnya dia bisa menikmati malam dengan bersenggama dengan istri mungilnya yang menggemaskan itu.

Setiap kali mereka bersama, dia berpikir bahwa mereka sudah sangat dekat, selayaknya suami istri. Tapi jauh dalam lubuk hatinya. Dia merasa kesengsaraan yang berkepanjangan. Terkadang dia merasa bahwa istrinya masih terasa jauh. Jarak mereka sangat dekat tapi sulit dia gapai.

Jika saja dia punya waktu yang lebih banyak untuk menyayangi sakura dengan benar. Maka dia akan melakukannya. Hanya saja, sulit baginya untuk menjangkau istrinya.

Ada masa dimana dia merasa bahwa istrinya menganggapnya sebagai ancaman. Meskipun akhir-akhir ini hubungan mereka membaik. Tapi perasaan janggal itu masih terus menghantuinya. Pernah sekali dia ditahap tak berdaya dengan percakapannya dengan istri cantiknya.


--Flashback--

Setelah dia membicarakan mawar kuning di istana. Sasuke berusaha mengorek-ngorek informasi dari istrinya. Dia berpikir, darimana istrinya mengetahui keberadaan countess terumi. Bukan maksudnya ingin melindungi wanita itu. Dia hanya memperkirakan bahwasannya istrinya mengetahui informasi yang sebenarnya, sungguh dia tidak pernah menemui wanita itu lagi. Dia hanya berharap bahwa istrinya mempekerjakan orang untuk menggali informasi tentangnya, yang berujung pada kecemburuan.

Saat di kereta, dia tersenyum kecil mengenai asumsi tentang istrinya mengalami kecemburuan. Dia bisa mencari masalah agar menggoda istrinya terus menerus. Istrinya sangat manis bila sedang tersenyum malu-malu, sangat menggemaskan.

Tapi hari itu adalah hari yang buruk. Dia bahkan tidak bisa mengeluarkan sepatah katapun karena tertohok.

"Aku tidak berhubungan lagi dengan wanita itu. Aku bersumpah."

"Iya."

Ucapan singkat sakura justru menambah senyumannya. Istrinya sungguh tengah dilanda api cemburu. Sungguh lucu.

"Kau lebih percaya pada kakashi. Kenapa kau tidak langsung menanyakannya padaku?"

"Itu hanya hal kecil."

"Sekecil apapun itu tanyakan saja padaku. Aku sudah mengatakannya hari itu."

Kecemburuanmu bukan hal kecil bagiku.

Wajah lugu yang terlihat menggemaskan itu sukses menyinari hatinya. Dia merasa sangat gembira.

"Kalau begitu, bisakah kau memberitahuku daftar mantan kekasihmu?"

Sasuke terdiam. Senyumannya pudar begitu saja. Tangannya meremas jemari lentik istrinya. "Apa aku berbuat salah lagi?"

Sakura menggeleng pelan. "Bukan maksudku menyudutkanmu. Hanya saja aku harus siap menghadapi siapa saja yang mencari masalah denganku dimasa depan."

Bukan tanpa alasan sakura meminta hal itu. Dia tidak cemburu. Dia hanya mengansipasi jika dia tidak sengaja bertemu dengan mantan kekasih suaminya. Dari banyak rumor yang beredar mantan kekasih suaminya adalah sekumpulan wanita yang posesif. Sakura harus bersiap. Setidaknya dia bisa mengetahui setiap pribadi mantan kekasih suaminya agar bisa membela diri. Untuk berjaga-jaga.

Jadi, kau masih belum mempercayaiku?

Sasuke murung. Dia menunduk melihat istrinya yang masih tersenyum teduh memandang hamparan jalanan dan rumah-rumah ibukota.

Dia masih setangguh dulu, nona merah muda yang melamarku dengan berani. Gadis manis yang tak tergoyahkan sedikitpun.

Dia tidak berpaling padaku.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang