09. Pernikahan

1.8K 220 12
                                    





"Apa kau keberatan bila tidak melakukan pesta pernikahan?"

Sampai sejauh ini pun sasuke masih meragukan kesiapan calon istrinya. Bukan tidak percaya gadis itu tidak memegang omongannya. Hanya saja sasuke masih penasaran apa yang sebenarnya tujuan nona merah muda menikah dengannya. Sejauh ini sasuke merencakan pernikahan diatas kertas. Tak sedikitpun putri melakukan pergerakan yang mencurigakan. Semua berjalan dengan semestinya.

"Tidak masalah."

Sasuke menautkan alisnya. Ini semakin menarik. Seperti yang diketahui, sedikit banyaknya sasuke sudah berurusan dengan para wanita. Biasanya wanita cenderung memiliki pesta pernikahan yang mewah. Menghabiskan banyak uang untuk dekorasi, gaun, undangan dan perhiasan. Saking mewahnya, kebanyakan bangsawan pria harus terlilit hutang dengan rencana pernikahan besar-besaran.

Sasuke mengangguk. Dihadapan mereka berdiri seorang pendeta dan wali hakim. Sebagai saksi pernikahan diatas kertas. Tanpa gaun pengantin. Hanya sebuah cincin pernikahan. Sasuke menyematkan cincin bertahtakan berlian senada dengan rambut sakura. Sakura telah sah menjadi seorang uchiha. Kini dimata negara maupun agama, sakura adalah seorang duchess. Istri duke utara, Uchiha sasuke.

"Sekarang kalian sudah menjadi sepasang suami istri. Diharapkan kalian menjadi pasangan sehidup semati dalam lindungan Tuhan."




***

Sasuke berangkat ke utara setelah menyelesaikan administrasi pernikahan. Dia tidak memaksa istrinya untuk ikut ke utara sebab dia tau para wanita bangsawan, terlebih seorang putri lebih suka tinggal di ibu kota dari pada wilayah utara yang suram. Utara adalah bagian wilayah konoha yang jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Butuh waktu 3 hari 2 malam untuk menempuh perjalanan tanpa henti dengan melintasi gerbong. Melewati pemukiman dan hutan.

"Aku harus kembali ke utara. Jika kau suka tempat ini, kau bisa tinggal disini."

Sasuke memakai jubahnya. Ada lencana kipas yang melambangkan identitas penguasa utara tersebut. Duke utara senang menggunakan jubah hitam dari kulit singa hitam yang langka. Barang yang identik dengan uchiha sasuke.

Sakura sedikit bergeming sebelum akhirnya sadar setelah menatap penampilan suaminya yang sedang bersiap. Mereka resmi menikah. Sasuke memberikan mahar yang tidak dia sangka-sangka. Mahar yang terlalu besar untuk seorang putri ke-18. Sebuah tambang batu bara di dekat perbatasan utara dan ibukota. Itu nilai yang jumlahnya sangat besar. Bahkan sai berkali-kali menanyakan apakah duke benar-benar menjadikan tambang tersebut sebagai mahar.

Sakura memberanikan diri mendekati duke yang sudah selesai menggunakan dasinya. Ketika dia sedang berperang dengan pikirannya, suaminya dengan tegas meraih pinggangnya dan menggulung kaitan korset yang terikat dipinggangnya secara sensual.

"Sangat disayangkan kita melewatkan malam pertama."

Sasuke merunduk memperhatikan wajah polos istrinya yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri. Ini adalah hal baru baginya. Tidak pernah sedetikpun wanita mengabaikannya. Dia terbiasa dengan wanita-wanita yang memuja wajahnya, mereka tidak pernah mengalihkan perhatiannya. Mereka satu persatu memuji wajahnya secara bergiliran. Tetapi dia tidak mendapatkannya dari istrinya.

Dia mulai berpikir apa istrinya terlihat aneh atau dirinya tidak menarik dimata istrinya?

"Aku sangat ingin menggeledah isi kepalamu. Kau bahkan mengabaikanku saat kau dalam pelukanku."

Jelas itu adalah sindiran yang keras bagi seorang istri yang baru saja menikah. Sakura mengigit bibirnya lalu menatap sasuke yang menunduk dengan tatapan tajamnya. Mata merah sasuke tidak semenakutkan itu. Hanya saja itu terlihat seperti darah segar.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang