33. Mantan

1.4K 207 25
                                    








Setelah kunjungannya bersama sang istri ke istana. Sasuke secara rutin datang ke istana sebagai pedukung putra mahkota. Rapat yang membosankan menjadi kewajibannya. Dia menjadi sering keluar masuk istana dan bertemu banyak orang.

Akhirnya rapat omong kosong itu berakhir juga. Sudah lama aku tidak pulang lebih awal.

Aku bisa bermesraan dengan istriku lebih lama.

Langkah sasuke jauh lebih ringan bila mengingat istrinya. Dia senang sekali bisa bertemu istrinya lebih cepat dari biasanya.

Kami bisa makan malam dan jalan-jalan di taman mension. Aku akan membeli bunga terlebih dahulu.

Sasuke memutuskan untuk singgah sebentar di toko bunga. Dia ingin memberikan rangkaian bunga yang cantik pada istrinya.

Di utara kami sering makan malam tapi sejak kembali ke ibukota aku hanya bisa melihatnya saat sudah terlelap cantik diatas ranjang.

Sakura sangat suka makan bersama. Mau itu pagi, siang, atapun malam. Dia tersenyum tipis mengingat hal-hal sederhana yang disukai istrinya.

Ditengah perjalanannya. Dia berpapasan dengan mantan kekasihnya. Seorang wanita yang dia ancam dengan kekuatannya dimalam pesta kemenangan.

"Yang mulia..."

Haa... ini menyebalkan. Tidak bisakah aku pulang dengan damai?

Sasuke melenggos dari hadapan hinata. Dia tau wanita itu sudah menikah, jangan tanya mengapa dia mengetahui itu sebab putra mahkota yang bermulut ember itu memberitahunya karena dialah yang memberikan hal pernikahan pada hinata ditengah-tengah kaisar yang sakit keras. Wanita yang kini memiliki gelar viscountess itu mendesak kaisar sebab pernikahannya tyang terburu-buru. Rumor mengatakan bahwa lady dengan kecantikan dalam diam itu hamil sebelum pernikahan.

"Aku bertanya-tanya kapan kau kembali ke ibukota?"

Sasuke menghentikan langkahnya dan berbalik malas. Jika saja bukan karena tata krama yang diterapkan istrinya dia akan melenggos pergi begitu saja. Sayangnya dia tidak mau membuat pelajaran tata krama yang di ajarkan istrinya setiap malam dengan susah payah terkubur begitu saja.

"Apa itu menjadi urusanmu?"

Hinata mengigit bibirnya pedih. "B-bukan maksudku. Sudah lama kita tidak bertemu..."

"...Meskipun terlambat selamat atas pernikahanmu."

Sasuke melihat dari ekor matanya lalu berbalik. "Terimakasih. Kudengar kau juga sudah menikah dengan viscount inuzuka kiba. Selamat juga untukmu."

"Terimakasih atas ucapannya. Hari ini aku bermaksud bertemu putri mahkota-"

"Itu tidak ada urusannya denganku. Selamat tinggal."

Sasuke hendak melanjutkan perjalannya sebelum hinata menarik pakaiannya. Sasuke jelas tidak menyukainya. Dia sudah lelah mempertahankan tata krama yang dibangun tapi pada akhirnya hancur oleh sentuhan tidak menyenangkan dari wanita itu.

"Viscountess tindakanmu sungguh tidak sopan. Beraninya kau menyentuh pria yang sudah beristri?"

"A-ah... maaf."

Hinata refleks melepaskan pegangannya pada pakaian duke. Tadinya dia berpikir bahwa duke sedang beramahtamah padanya. Tapi lagi-lagi dia mendapatkan tatapan tajam duke, serta kibasan duke pada pakaiannya seakan dia sangat kotor. Hinata merasa bahwa dunianya seakan runtuh.

"Sebaiknya kau melihat posisimu yang sudah bersuami. Tempat sepi seperti ini bisa menimbulkan rumor buruk bagiku. Apa kau tidak paham?"

"Maaf. Aku tidak bermaksud-"

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang