29. Bertemu Saingan

1.1K 191 9
                                    






Saat rapat ada jeda-jeda tertentu yang dilakukan untuk menurunkan suasana rapat yang alot. Disaat-saat inilah para pejabat maupun pengusaha yang terkait akan bersantai sekedar meminum kopi ataupun berbincang ringan satu sama lain.

Naruto sedikit memiringkan kedudukannya guna berbicara dengan duke uchiha. Kepalanya hampir meledak karena banyak hal yang harus dia urus sebelum penobatannya sebagai kaisar. Dia terbiasa mengganggu sasuke agar urat lehernya sedikit lebih kendur. Sebelum dia melayangkan canda tangan kanan sasuke, sai datang memberikan informasi atas nama duke uchiha.

"Maaf sebelumnya yang mulia, saya ingin memberi informasi atas nama duke uchiha."

"Ada apa?"

"Duchess baru saja selesai makan siang dengan putri mahkota. Sekarang mereka sedang menuju paviliun mawar untuk tea time."

"Hei duke! Apa kau menyuruh tangan kananmu mengawasi duchess di istanaku? Yang benar saja."

Naruto tidak habis pikir. Mengapa sasuke menempatkan seseorang untuk memata-matai istrinya sendiri? Dasar gila.

"Ckck duke bagaimana kau bisa berubah seperti ini? Itu tidak boleh dilakukan meskipun dia adalah istrimu. Kau seperti penguntit." Naruto bergidik dan menatap sasuke seperti sesuatu yang mengerikan.

Aku tau dia gila akan istrinya. Tapi aku tidak tau akan segila ini.

Melakukan stalker di negaraku akan menjadi masalah hukum di negaraku tau! Aku akan mengesahkan hukuman ini setelah aku menjadii kaisar.

Naruto ingin mengatakannya secara langsung tapi dia tersentak kaget saat duke tiba-tiba berdiri. Beberapa orang disana juga terkejut dengan gerakan kursi yang bergerak asal.

"Aku akan segera kembali."

"Hei duke kau mau kemana?"

"Ruangan ini dekat dengan ruangan istriku. Aku akan memeriksanya sendiri." Tanpa aba-aba sasuke keluar begitu saja meninggal naruto yang terperagah.

Sejak kapan ruanganku dekat dengan paviliun putri mahkota! Istana utama bahkan jauh dari paviliun mawar.

Naruto menjerit dalam hatinya. Dia tergopoh-gopoh mendekati sasuke. Mereka masih harus membicarakan banyak hal.

"Duke! Apa itu tidak bisa disampaikan oleh pelayan? Apa pesannya sangat mendesak?" Tanya naruto gigit jari.

"Ya. Ini harus disampaikan secara tatap muka. Aku tidak akan terlambat. Permisi."

"A-apa?"

"Duke!!"

"Hei sai katakan sesuatu!" Naruto berpaling pada sai yang dengan tenang berdiri dengan sikap patung.

"Tentu saja duke ingin bertemu duchess."

"Aku juga tau itu tanpa kau katakan."

Sai mengangkat bahunya seolah terbiasa.

Ajudannya bahkan terbiasa dengan hal seperti ini? Yang benar saja!

Seseorang yang sudah menikah satu tahun berlaku seperti penganti baru yang akan mati bila tidak melihat istrinya. Seperti merindu tiada henti?

Argh... mereka bahkan bukan pegantin baru! Tapi tingkah duke seperti pria yang dimabuk asmara.

Apa kepribadian asli duke adalah seperti ini?

Apa dia selama ini menutup kepribadiannya menjadi seorang playboy untuk menutupi kepribadian yang kekanakan ini?! Yang benar saja!

***


Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang