51

1.1K 36 0
                                    

Bagas tersenyum berdiri di sajadah yang sudah di siapkan, saat hendak takbir dia menoleh ke belakang. "Din takut soalnya lama banget gak solat, aku takut menyesatkan mu," ujar Bagas.

"Aku yakin kamu bisa dan tak akan menyesatkan ku, oiya gas jangan lupa sebelum kita solat hendak nya membaca syahadat dulu ya, takut nya saat kita bangun tidur dan melakukan aktifitas, tak sengaja perbuatan atau perkataan membuat kita keluar dari agama Islam untuk menjaga saja sih," ujar nya di balas anggukan oleh Bagas.

"Bismillah," Bagas memantapkan hati dengan niat menjadi imam di ikuti Dinda, Bagas masih ingat dengan cara solat nya lantunan ayat ayat nya terdengar begitu merdu. Lima belas menit kedua nya selesai.

Kemudian sama sama berdoa setelah itu Bagas menghadap kebelakang. "Din gimana yang salah dari bacaan atau gerakan ku," tanya Bagas.

"Gas sini tangan nya salam dulu," dengan canggung bagas menyodorkan
Tangan nya, Dinda mencium dengan takdzim.

"Semua gerakan dan bacaan nya gak ada yang salah," ujar Dinda membuat Bagas tersenyum.

"Kena gak dari dulu ya Din aku kembali, aku malu padamu yang mengingatkan aku untuk kembali ke jalan nya,"

"Bagas, di setiap kejadian pasti ada hikmahnya, kita ambil dari kejadian sekarang coba aja aku gak kehujanan dan gak kehabisan bensin pasti gak akan ketemu kamu, dan yang pasti hubungan kita kaya tom and Jerry iya kan, dan kamu gak akan dapat ceramah dari ku," ujar nya.

"Iya juga ya Din eh tumben Lo gak ngeselin," tanya Bagas.

Wajah Dinda berubah menjadi kesal. "Berubah lagi panggilan nya jadi Lo gitu,"

"Iya kan masih belum terbiasa din,"

"Terserah deh, oiya gas punya stok sayuran enggak, aku laper nih," tanya dinda
Kini cacing nya sudah berdisko.

"Hemzttt tenang saja kemarin sedah belanja kok dan pasti nya ada lah cuma cuma aku males masak Din," ujar Bagas.

"Iya kali aku nyuruh kamu gas, aku mau masak sendiri," jawab Dinda melipat mukenah nya berjaln menuju dapur, sedangkan Bagas mengganti pakaiannya lalu menyusul Dinda.

Dinda memilih sayuran yang akan di masak berada di dalam kulkas nya. "Din Sini aku bantuin biar cepet," ucap bagas berada di belakang Dinda.

"Gak usah gas biar aku saja," jawab Dinda, sedangkan Bagas tertawa di belakang tubuh Dinda, mendengar suara Bagas reflek menoleh belakang.

"Ngetawain apa sih gas ada yang salah ya?" Tanya Dinda.

"Enggak, cuma lucu aja kalau kita sejajar ternyata kamu terlalu pendek ya masa tinggi nya sampai di bhau ku sih dasar bocil," ujar Bagas.

"Huft ngeselin biarin aja bocil terpenting banyak yang ngantri," jawab Dinda meneruskan memotong sayuran.

Bagas kesal ketika Dinda mengatakan banyak yang ngantri. "Awas macam macam di belakangku," ucap Bagas marah marah.

"Apa sih sewot banget," jawab Dinda ketus.

"Males debat sama bocil, jangan lupa masak yang banyak soalnya aku mau ajak arsen Makan bareng," ujar Bagas meninggalkan dapur.

Dina menatap sinis ke arah Bagas.

"Biarin bocil aku kan imut cantik dari pada kamu burung hantu, wajah aja gak ada full senyum senyum nya yang ada datar gak ada filter filter bahagianya," cibir Dinda.

Bagas tak menanggapi, dia memilih pergi ke kamar arsen dari pada di dapur bersama Dinda bawaan nya berdebat.

Ting tong

Bel berbunyi. "Siapa sih malam malam ganggu orang aja," gerutu arsen membuka pintu apartemen nya.

"Tumben Lo ke sini ada apa," tanya arsen.

"Makan di rumah sen kebetulan Dinda masak banyak," ucap Bagas membuat arsen senang. "Baik banget deh Bu bozz tau aja gue laper," ujar arsen mengikuti Bagas menuju apartemen nya.

Sedangkan Dinda masih belum selesai memasak, arsen dan Bagas berada di sofa bercengkrama, selang beberapa menit Dinda telah selesai dia masak ikan gurame, sayur sop dan sambal tomat.

"Bagas, kak arsen sudah selesai," teriak Dinda dari meja makan.

Kini arsen dan Bagas berjalan menuju sumber suara, benar saja aroma masakan Dinda menggugah selera sampai cacing cacing meronta ronta.

"Buk bozz baik banget sih mana enak lagi," ujar arsen menyantap makanan nya begitu juga Bagas.

"Kak arsen, Bagas baca doa dulu dong!! Gak baik tau langsung makan," tegur Dinda.

Seketika kedua nya berhenti makan dan saling tukar pandang. "Sam aja Din baca doa dan enggak rasanya tetap enak," timpal arsen.

"Iya kak tapi perlu di ingat membaca basmallah serta doa sebelum makan dan minum merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas rezeki yang telah didapatkan. Ini pun bertujuan untuk menjaga keberkahan makanan yang akan di santap dan agar setan tidak ikut makan apa yang kita makan emang kalian mau makan barengan setan," jawab Dinda.

"Lo si bozz main makan aja gak baca doa," ucap arsen.

"Lah kok gue sih, Lo juga sama gak baca doa," timpal Bagas.

Dinda geleng geleng kepala melihat kedua nya, tak ingin ambil pusing Dinda menyantap makanan nya, "buk bozz kok gak baca doa juga," tanya arsen.

"Doa gak perlu keras keras kak, di dalam hati atau bisa di ucapkan dengan lirih dan Niat gak masalah,"

"Ochh okelah, aku sudah kok tadi di dalam hati," dusta arsen menyantap kembali makanan nya.

"Tukang kibul Lo mana ada Lo baca doa," timpal Bagas.

"Buk bozz enak banget belajar dimana sih," tanya arsen memecahkan keheningan.

"Dari ibuk kak, soalnya jago masak sih," jawab Dinda.

"Buk bozz pokoknya paket komplit deh, kalau pak bozz sudah bosan jangan cari yang lain buk bozz aku siap menunggu jandamu," ucap arsen.

Bagas kesal dengan ucapan arsen menimpuk dengan wortel yang ada di piring nya.

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang