14

1.4K 38 0
                                    

Setelah di antar zio, Luna memilih pergi ke kamar dari pad di ruang tamu yang ada pertanyaan nya semakin panjang, kyai dipta melihat perubahan wajah anak sulung nya bertanya kepada umi alisya. "Mi kenapa Luna ada masalah, gak biasanya sikap nya seperti itu," tanya kyai dipta.

"Enggak tau juga bah, tadi di mall juga ngejelek jelekin Alana, awalnya sih baik baik saja tiba tiba sifatnya berubah gitu bah," jawab umi alisya.

Sedangkan kyai dipta diam memikirkan perkataan istri nya. "Gak mungkin Luna suka menjelek jelekan seseorang tanpa bukti, apa sedang terjadi sesuatu atau Luna mengetahui tentang perempuan itu," gumam kyai dipta.

Ingin bertanya kepada Luna namun adzan Maghrib telah berkumandang, kyai dipta urungkan bertanya bersiap siap mengimami santri solat jamaah Maghrib di masjid.

"Bik kalau Bagas datang suruh tungguin kita," ucap umi alisya kepada bik Siti.

"Baik umi nanti saya sampaikan,"

Setelah berpesan kepada bik Siti, umi alisya dan kyai dipta pergi ke masjid untuk melaksanakan solat Maghrib jamaah. Selang beberapa menit bagas datang. "Assalamualaikum bik pada kemana kok sepi," tanya Bagas.

"Umi sama Abah lagi di pesantren tadi berpesan suruh nungguin di sini guz," ucap bik Siti.

"Emzt kalau mbak Luna kemana bik," tanya lagi.

"Kalau Ning Luna di kamarnya mungkin guz, soalnya dari tadi bibik gak lihat keluar kamar," jawab bik Siti.

"Samperin gak ya, tapi sih sepertinya mbak Luna masih marah deh, huft serba salah deh lagian mbak Luna ada ada saja," gumamnya.

Sedang kan Luna memilih mengerjakan tugas yayasan dari pada harus ikut melamar alana, jelas jelas membohongi keluarganya dan juga mengkhianati adiknya.

Selang beberapa menit umi alisya dan kyai dipta datang. "Assalamualaikum Bagas sudah datang saja dari tadi nak," tanya umi alisya.

"Waalaikum salam umi barusan kok," jawab Bagas.

"Bagas, umi sama Abah siap siap ya sekalian ajak arsen karena mbak mu pasti gak mau ikut," ujar umi alisya.

"Umi ini belum di tanya kok sudah bilang nya gak ikut," senggah kyai dipta.

"Yasudah kalau Abah gak percaya, gas semua seserahan masukin ke mobil ya jangan lupa hubungi arsen suruh ikut," ucap umi berlalu meninggalkan kyai dipta dan juga Bagas.

Sedangkan Bagas langsung menelfone arsen. "Sen ke pesantren sekarang umi nyuruh mu ikut acara melamar alana,"

"Seriusan gue ikut ngelamar nenek lampir," jawab arsen masih rebahan.

"Gak usah bawel buruan atau gue potong gaji Lo,"

"Wah dasar lo, sebentar lagi gue kesana tungguin," ucap arsen lalu bersiap siap.

Sebrang sana bara sudah memasukkan seserahan dalam mobil nya, kyai dipta sudah bersiap siap menaiki tangga menemui Luna. "Assalamualaikum ndok boleh Abah masuk?" Ucap kyai dipta.

Mendengar suara Abah nya Luna membuka kan pintu. "Waalaikum salam bah ada apa?" tanyanya.

"Kamu gak ikut nak ini acara lamaran adikmu,"

"Ngapain juga Luna ikut, lagian ya bah dia itu cewek yang gak bener, dia sudah bohongin keluarga kita Abah jangan mau ngelamar dia untuk Bagas," Luna menjelaskan.

"Apa kamu punya bukti nak?" Tanya kyai dipta.

Luna mencari di galeri handphone nya. "Astagfirullah sudah Luna hapus,"

"Jangan menjelek jelekkan seseorang jika gak ada bukti nya lun," ucap kyai dipta dengan lembut.

"Sana Abah berangkat saja gak usah ngajak luna, terserah walaupun berkali kali Luna jelasin Abah dan umi gak akan percaya sama Luna," ucap Luna mengerucut, abahnya memilih pergi dari kamar Luna.

Di ruang tamu sudah ada arsen Bagas dan umi alisya menunggu nya.

"Gimana bah berhasil bujuk luna?" Tanya umi alisya, kyai hanya menggelengkan kepala.

"Kenapa mbak Luna gak mau ikut," bisik arsen kepada Bagas.

"Nanti aku ceritain," jawab Bagas.

"Yasudah kalau gak ikut biar Abah sama umi satu mobil di antar supir dan arsen satu mobil dengan Bagas, gak mungkin umi dan Abah stau mobil dengan kalian banyak hantarannya," ujar umi alisya.

"Oke kita berangkat sekarang," ucap Bagas.

Dalam mobil arsen bertanya perihal Luna yang tidak ikut. "Gas kenapa mbak Luna tiba tiba gak mau ikut, bukannya kemaren dia antusias katamu menyambut nenek lampir," tanya arsen.

"Kemaren mbak Luna datang ke kantor dan bercerita jika dia bertemu Alana dengan cowok, setelah itu alana mengakui perihal keseharian dan agamanya, jadi nya mbak Luna marah besar."

"Terus kenapa umi alisya dan Abah masih melanjutkan acara nya," tanya arsen masih penasaran.

"Mereka gak percaya dengan cerita mbak Luna sen, maka dari itu mbak Luna marah marah gak jelas sekarang,"

"Wah awas saja gas, lagian lo sih kayak gak ada cewek lagi apanya sih masih bertahan dengan nenek lampir itu," tanay arsen.

"Jomblo mana paham," ledek Bagas.

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang