55. mengurus pernikahan mbak luna

1K 37 0
                                    

Bagas dan dinda masih berada di rumah makan tersebut, Bagas senang ketika melihat Dinda makan begitu lahap. "Dasar bocil, makan nya banyak tapi gak tinggi tinggi," celetuk Bagas.

"Ngehina aja terus...!!" Jawab Dinda.

Bagas terkekeh tak menanggapi ucapan Dinda, bisa bisa panjang Seperti kereta api. "Enak engga Din makanannya," tanya Bagas.

"Pertanyaan konyol, ya enak alah mana ada makanan gak enak," sahut Dinda terus mengunyah.

"Siapa tau aja din,"

"Gas sambal nya kok gak di makan sih," tanya Dinda melihat sambalnya masih utuh.

"Enggak ah takut kepedesan, aku sih makan nya cuma sedikit,"

Dengan sigap Dinda mengambil sambal di depan Bagas. "Dari pada di buang mending buat aku," sahut Dinda sembari tersenyum.

"Jangan Din itu aja masih banyak punyamu nanti sakit perut, aku pesenin ikan nya saja ya kalau kurang jangan sambal nya," ujar Bagas.

"Jangan, siapa mau ngabisin ini aja tinggal separo, aku suka sambal nya aja gas!! Tenang saja gak akan sakit perut kok," jawab Dinda tersenyum melanjutkan makan nya. Sedangkan Bagas sudah selesai.

Beberapa menit baru lah mereka selesai, kini kedua nya kembali ke dalam mobil. "Dih ada air gak gas rasa pedes nya gak hilang deh," ujar Dinda masih kepedesan.

"Makanya di bilangin itu nurut awas aja sampai sakit perut, aku gak akan ijinin kamu makan sambal lagi," ucap Bagas mengancam. Karena tak ingin terjadi apa apa pada Dinda.

"Cie bapak negara perhatian nih!!"

"Apaan sih Din, aku perhatian karena takut di marahi ibu dan umi lah nanti di bilang nya suami gak becus haga istri, otomatis harga diri gue turun lah," dusta Bagas, ketika gengsi nya keluar.

"Iya deh iya, Bagas kafa perhatian karena takut di marahi ibu dan umi, tapi tolong dong ini kepedesan," ucap Dinda memilih mengalah tak berdebat karena rasa pedas di mulut nya masih terasa.

Bagas melajukan mobil nya mencari toko atau supermarket terdekat. Beberapa meter dari sarung dia menemukan nya. "Tunggu di sini jangan kemana mana aku ke super market dulu," ujar Bagas masuk ke dalam super market.

"Dikira anak bocil apa," gerutu Dinda mengibas lidah nya kepedasan.

Beberapa menit Bagas keluar membawa minuman beserta jajanan. "Banyak banget gas jajan nya," tanya Dinda, sedangkan Bagas membukakan tutup botol. "Nih di minum awas kalau makan sambal banyak banyak, aku sengaja beli banyak soalnya seharian kita akan mengurus pernikahan mbak Luna," takut nya di tengah jalan kamu kelaparan," jawab Bagas melajukan mobil nya kembali.

"Sosweet sih! Perhatian banget,"

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang