46

1K 35 0
                                    

Setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit, arsen sampai di apartemen, dengan gemetar Dinda menuruni mobil. Bagas merangkul nya menuju kamar, sedangkan Arsen menemui Jenni berada di sebrang jalan...

"Lama banget sen, nih pesanan bozz kamu untuk pembayaran nya bilang aja suruh dobelin," ujar Jenni memberikan beberapa paper bag.

"Oke Jen nanti aku sampai kan, kalau gitu aku permisi," ucap arsen meninggalkan Jenni kembali ke apartemennya.

"Udah aku siapin air hangat sana gih mandi nanti gantian," ucap Bagas di balas anggukan oleh Dinda.

Ting tong

Suara bell berbunyi, bergegas Bagas membuka pintu nya. "Bozz nih pesanan dari Jenni untuk pembayaran suruh nambah dua kali lipat," ujar arsen memberikan paper bage

"Oke makasih sen gue mandi dulu," ucap Bagas buru buru menutup pintu nya.

"Dasar lo gas mentang mentang ada istri gue di abaikan," gerutu arsen masuk ke dalam apartemen nya.

Setelah berendam Dinda bingung mau keluar hanya memakai handuk. "Hah masa iya aku keluar pakai beginian," gumam nya.

Bagas merasa khawatir karena Dinda tak kunjung keluar. "Din kamu gak papa kan?" Teriak Bagas dari luar pintu.

"Gak papa gas cuma aku bingung gimana keluar nya, bajuku basah," jawab Dinda.

Bagas mengambil semua paper bage lalu mengetuk pintu nya kembali. "Din buka ini aku sudah belikan baju," ucap Bagas.

"Aku buka jangan ngintip," jawab Dinda, sedangkan Bagas terkekeh, Dinda membuka pintu nya lalu menjulurkan tangan nya keluar, sedangkan tubuhnya bersembunyi di balik pintu, Bagas melihat lengan nya terlihat jelas putih dan mulus hanya menelan ludah.

Bagas memberikan semua paper bage. "Banyak banget," gumam nya, kemudian dinda mencari baju untuk santai saat melihat harga nya. "Mahal banget kapan beli nya di mana duh merasa gak enak sendiri deh," gumam nya.

Setelah selesai memakai gamis rumahan dan juga hijab barulah Dinda keluar membawa paper bage.

"Bagas kapan kamu belinya, dimana?" Tanya Dinda.

"Gak perlu tau cukup pakai saja," jawab Bagas, mengambil baju ganti di lemari nya.

"Tapi gas ini terlalu mahal dan berlebihan, lebih baik uang nya kamu tabung dari pada di buat beli baju semahal dan sebanyak ini," ucap Dinda.

"Kamu istriku jadi kamu berhak mendapatkan semua nya," jawab Bagas tegas meninggalkan Dinda menuju kamar mandi.

Ucapan Bagas kini terngiang ngiang di otak nya. "Kamu istriku jadi kamu berhak mendapatkan semuanya," kata kata itulah bagaikan silide terus bermunculan dalam otaknya, wajah nya bersemu merah kala mengingat perlakuan Bagas dan ucapan nya. "Apakah dia mulai mencintaiku atau hanya simpati padaku," gumam nya.

Di sebrang sana arsen memberikan kabar kepada umi alisya. Dia menceritakan dari awal bertemu Dinda sampai Dinda berada di apartemen Bagas.

Umi alisya merasa senang dengan informasi sore ini, bahkan arsen dan umi alisya menyusun rencana agar Dinda tidak pulang dan menginap di apartemen Bagas. "Bagus lah sen terus awasi Bagas," ujar umi alisya.

"Pasti umi, tolong mi kasih tau rencana kita kepada ibu Anggi," ujar arsen Di balas anggukan oleh umi alisya.

Setelah mematikan handphone nya arsen tertawa puas. "Gas, asal Lo bahagia gue juga bahagia," gumam nya.

Bagas kini selesai mandi memakai kaos pendek dan celana pendek. "Din pulang nya habis solat Maghrib aja, gue capek sekarang, sana Lo tiduran di kasur buat gue di sofa," ujar Bagas.

"Aku masih mau nonton televisi gas kamu aja sana tidur," jawab Dinda ketus enggan menghadap pada Bagas.

Dengan kasar bagas duduk di sebelah nya. "Di bilangin tuh jangan bandel, keras kepala banget, kamu itu harus istirahat habis kehujanan sana tiduran dulu," Bagas memaksa Dinda.

"Cie perhatian banget," goda Dinda menatap wajah nya, seketika Bagas menjadi salting.

"Apaan sih jangan gr bocil, gue perhatian karena gak mau Bagas kafa seorang ceo tampan putra kyai dipta menjadi tersangka karena tak becus mengurus istri dan juga menelantarkan istrinya, Jika ada rumor seperti itu bisa bisa image gue hancur dong gara gara Lo gak nurut," ucap Bagas mencari alasan.

"Alasan, bilang aja perhatian gengsi banget ngakuin nya," cibir Dinda.

"Eh siapa juga yang gengsi," jawab Bagas melotot.

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang