71. menjenguk dinda

864 28 0
                                    

Senja kian menyapa, langit biru kini berubah menjadi orange matahari kini tenggelam menandakan solat Maghrib tiba, di rumah sakit kini tinggalah Bagas, karena Anggi dan amani pulang atas permintaan menantunya.

"Gas bantuin wuduk lagi ya aku mau solat."

Kini Bagas merangkul sang istri ke kamar mandi, dengan membawa selang infus, awal nya Bagas ingin menggendong nya, namun Dinda menolak, karena diri nya masih bisa berjalan. "Istri Solehah ku masih sakit masih mikir solat," ujar Bagas sembari merangkul Dinda ke kamar mandi.

"Gak usah lebay gas, setiap orang pasti akan solat walaupun dalam keadaan sakit, bukan hanya aku saja," jawab dinda memasuki kamar mandi.

Setelah dinda berada di dalam barulah Bagas keluar menunggu di depan pintu. Beberapa menit telah selesai. Diganti dengan Bagas.

Kini keduanya solat Maghrib berjamaah.

.

.

.

Disebrang sana arsen bersiap siap membawakan baju ganti Bagas dan membeli makanan atas permintaan nya. Mengendarai mobil milik nya arsen berangkat ke rumah sakit, sebelum nya dia menelfon lexxa dan mengajak nya berangkat bareng.

Arsen menjemput lexxa terlebih dahulu di kediaman nya. "Permisi assalamualaikum," salam arsen memencet tombol bel.

"Waalaikum salam," seorang laki laki paruh baya berperawakan kurus tinggi di penuhi kumis membukakan pintu. "Loh nak arsen ya," imbuh nya. Sedangkan lexxa menuruni tangga menuju pintu utama.

"Iya betul, maaf dengan bapak siapa dan apakah bapak mengenal saya?" Tanya arsen.

Belum sempat menjawab lexxa sudah datang berda di belakang Aris. "Papa siap yang datang," tanya lexxa, reflek Aris menoleh ke belakang arah sumber suara.

Aris hanya tersenyum. "Silahkan masuk dulu nak, mungkin nak arsen masih lupa dengan saya," ujar Aris mempersilahkan masuk, sedangkan lexxa dan arsen merasa heran dengan laki laki tersebut.

Arsen mengekori Aris masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa, begitu juga lexxa duduk di sebelah papa nya. "Xa kok gak di buatkan minum tamu nya,"

"Gak usah pak lagian saya ke sini mau menjemput lexxa, kita sudah janjian pergi ke rumah sakit untuk menjenguk teman kami," jawab arsen masih bingung dengan Aris.

Mendengar ucapan arsen Aris hanya mangut mangut tersenyum. "Nak arsen pasti masih bingung ya dengan saya, masih ingatkah tiga tahun yang lalu ada seseorang pasangan yang merintis usaha restoran kecil kecilan, saat itu ada seseorang rentenir datang mengobrak Abrik restoran yang terbilang masih beberapa hari buka, kebetulan nak arsen makan di tempat itu, dan menolong orang tersebut bahkan membayarkan hutang nya,"

Arsen Diam mengingat kejadian yang sudah lampau, setalah kedatangan ayu istri dari aris membawa dua cangkir kopi barulah arsen ingat.

"Silahkan nak Di minum kopi nya," ujar ibu ayu sejak tadi ingin keluar, saat mendengar ada tamu barulah dia menyempatkan diri membuat kopi.

"Ibu ayu ya?" Tanya arsen.

"Iya benar, apakah kamu mengingat kami?" Tanya ibu ayu.

"Iya sekarang saya ingat, alhamdulillah ya kita bisa berjumpa kembali. Dan saya tidak menyangka bapak dan ibu ayu ini orang tua teman saya," jawab arsen merasa senang.

"Saya juga begitu nak, tunggu sebentar dulu ya," ujar pak Aris pergi menaiki tangga menuju kamar nya, beberapa menit kembali membawa satu ampau berisi uang. "Arsen ini adalah yang yang pernah kamu bayarkan kepada rentenir itu, satu bulan setelah kejadian itu kami berusaha mencarimu nak, tapi kami tidak menemukan mu, dan Allah maha baik masih mempertemukan dengan mu yang mempunyai hati Mulya, membantu orang yang tidak kamu kenal, apalagi nominal nya tidak sedikit dan ini saya kembalikan uang nya mohon di terima," ujar pak Aris memberikan ampau.

Arsen hanya tersenyum mengembalikkan uang tersebut. "Bapak, saya benar benar ikhlas membantu, saya mohon jangan bersikap seperti ini dan maaf bukan saya menolak rejeki tapi itu murni bukan saya meminjamkan,"

"Bapak tidak menyangka masih ada anak muda yang baik sepertimu nak."

"Bapak jangan menuju arsen berlebihan nanti bisa terbang ke angkasa."

Kini kata kata arsen membuat seisi rumah tersebut tertawa. "Kalau begitu saya ijin pergi pak takut nya nanti kemalaman pulang nya." Ujar arsen berpamitan, begitu juga lexxa mengekori arsen di belakangnya.

"Mama, papa lexxa pergi dulu ya assalamualaikum," Salam arsen dan lexxa.

Dari kerjaan ini lexxa tak henti hentinya mengagumi sosok arsen yang baru kemaren dia kenal, penolong untuk orang tua nya hingga kini ekonomi nya tercukupi, arsen masih fokus menyetir, lexxa melirik sekilas ke arah arsen. "Kak makasih ya karena bantuan kakak restoran papa dan mama sekarang besar bahkan ekonomi kami sangat tercukupi," ucap lexxa.

"Sama sama xa, setiap manusia wajib saling tolong menolong," dalam hati nya arsen merasa girang tak menyangka jika orang yang dulu dia tolong adalah keluarga lexxa yang saat ini dia incar.

Arsen yang tak menyangka Jiak menolong dengan tulus akan berbuah manis untuk masa depan nya. Percayalah menolong dengan ikhlas akan Allah ganti suatu saat dengan hal tak terduga.

Sebelum nya arsen membeli beberapa bungkus ayam geprek pesanan Bagas untuk di bawa kerumah sakit dan parsel buah. Setelah beberapa menit perjalanan mereka sampai. Keduanya jalan beriringan menuju tempat Dinda di rawat.

"Assalamualaikum bozz," salam arsen mengetuk pintu, mendengar teriakan Bagas dari luar, buru buru Bagas membuka nya.

"Waalaikum salam gue kira Lo lagi ngigau sen," ujar Bagas masih berada di ambang pintu.

"Maksud Lo apa bozz, lagian lo bozz harus nya kita di persilahkan masuk," jawab arsen.

"Oiya lupa silahkan masuk tuan arsenio Joko Mahendra dan lexxa." Sahut Bagas kini keduanya masuk.

"Lexxa, gak nyangka kamu dan bareng kak arsen," ujar Dinda duduk di brankar.

"Apaan sih Din, nih aku bawakan buah lekas sembuh ya sekolah sepi gak ada kamu, apalagi tuh ustad genit nanya in kamu terus," lirih nya.

"Biarin aja lah xa, dulu aja aku gak di peduliin, sekarang ngejar ngejar," jawab Dinda bisik bisik takut terdengar Bagas. Sedangkan Bagas dan arsen duduk di sofa berada di ruangan tersebut.

"Nih pesenan Lo gas, komplit yang satu sambal nya sudah di pisahin," ujar arsen.

"Sip deh makasih, nih ajak tuh gebetan Lo makan yang ini buat gue dan dinda, sana gih panggil keburu dingin gak enak." Sahut Bagas.

Saat lexxa dan Dinda asyik mengobrol, arsen memanggil nya. "Xa kita makan dulu yuk kasihan nih ayam nya nangis nungguin kamu," ujar arsen membuat seisi ruangan tersebut terkekeh.

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang