48

1K 37 0
                                    

Setelah Bagas memarahinya, kini kedua nya sama sama canggung. "Din makanan nya gak di habisin," tanya Bagas melihat nasi dan ayam di depan nya tinggal separo.

"Enggak gas aku kenyang," jawabnya.

Kini Bagas jadi serba salah, ingin perhatian lebih namun masih berperang dengan perasaan nya, dia hanya diam merasa bersalah telah memarahi Dinda. Begitu juga Dinda berperang dengan perasaannya, perhatian Bagas, kekhawatiran Bagas menunjukan bahwa Bagas sudah membuka hati untuk Dinda, namun ucapan nya selalu saja mengatas namakan. "Jangan gr," kini ruangan tersebut berubah menjadi canggung dan hening.

Suara adzan berkumandang memasuki sholat Maghrib. "Alhamdulillah untung aja Maghrib kalau enggak entahlah berapa lama berada di suasana hening seperti ini," gumam Dinda.

Dinda beranjak pergi menuju kamar mandi, sedangkan Bagas masih santai memainkan game online nya, setelah selesai wuduk barulah Dinda mengerjakan solat Maghrib. Ingin memanggil Bagas di ruang tamu untuk solat jamaah, Namaun bingung harus bagaimana! Jadilah Dinda melaksanakan solat sendiri. Setelah selesai barulah Dinda keluar dari kamar Bagas.

Dinda mencari keberadaan suaminya benar saja Masih berkutat dengan handphone nya, membuang nafas kasar Dinda mendekati Bagas masih asyik dengan handphone nya. "Gas solat dulu main nya nanti lagi," ujar dinda duduk di sebelahnya.

"Bentar lagi Din, nanggung nih," jawabnya, karena kesal dinda merampas handphone nya.

"Bocil kebiasaan deh, mana balikin handphone nya," ujar Bagas merebut handphone nya di sembunyikan di belakangnya. "Enggak gas solat dulu baru aku balikin," jawab nya.

Bagas tak menggubris dia merampas handphone yang berada di belakang Dinda, sedangkan Dinda masih memegang handphone nya enggan memberikan kecuali Bagas melaksanakan solat. "Huft pasti mati game nya," gerutu Bagas.

"Gas ingat ya game mati bisa di hidupin lagi, lalu Jika kamu mati sekarang gak bisa hidup lagi." Jawab nya.

"Huft nyumpahin suami Lo mati dasar bocil," gerutu Bagas.

Dengan malas Bagas masuk ke kamar mandi dan baru pertama kali nya solat di paksa oleh Dinda, biasanya Jika sudah kecanduan game online maka Bagas akan meninggalkan solat nya.

Baru kali ini benar benar khusuk, setelah beberapa menit selesai barulah berdoa. "Ya Allah aku adalah pendosa bagaimana bisa aku datang ketika aku membutuhkan mu aku salah, ampuni aku," doa Bagas.

Setelah selesai barulah Bagas meminta handphone nya kembali. "Mana handphone ku?" Tanya Bagas duduk di sebelah Dinda.

"Ini gak aku jual kok," jawab Dinda Mengembalikan handphone nya.

Bagas masih memakai sarung dan baju Koko membuat ketampanan nya bertambah, diam diam Dinda memujinya. Bagas melihat Dinda menatap nya dengan lekat barulah dia menatap balik. "Gak pernah lihat orang setampan gue ya," goda Bagas menghadap ke arah nya.

"Apaan sih gas PD banget kamu, siapa juga bilang kamu ganteng," dustanya.

"Bohong lo, buktinya lihatin gue terus," ujarnya.

"Cuma mengagumi aja soalnya baru pertama kali lihat kamu pakai beginian, biasanya sih style kantor terus jins nya semacam itulah pokoknya,"

Bagas terkekeh. "Din boleh enggak aku cerita sesuatu tapi janji ya jangan aduin pada umi dan Abah," ucap bagas menghadap ke arah Dinda.

"Iya janji gak aku aduin, cerita saja," jawab nya, kini kedua nya sama sama menatap.

"Din apakah sang pencipta akan memaafkan hamba sepetiku jika aku datang ketika butuh saja," ucap Bagas dengan sendu, dua menyesali selama ini telah melanggar aturan aturan agama Islam.

"Bagas Allah maha pemaaf dan lagi mah pengampun, sudah di jelaskan surat an-nisa' ayat 110 kesimpulannya begini jika seseorang melakukan kejahatan dan semacamnya harusnya bertobat dan meminta ampunan, sudah di jelaskan Allah itu maha pengampun dan maha penyayang,"

"Jadi jangan pernah malu untuk meminta maaf kepada sang penguasa alam," nasehat Dinda.

Tak terasa air mata kian lolos dari pelupuk mata nya. "Aku malu pada sang pencipta Din, terlalu banyak dosa yang aku perbuat,"

Dinda memberanikan diri menggenggam erat tangan suaminya. "Gas jika kamu benar menyesali tobatlah jangan melakukan hal hal melanggar aturan agama," sahut Dinda.

"Iya Din aku menyesal," ucap Bagas, saat dirinya dipaksa solat oleh Dinda ada rasa malas ketika dia mengerjakan solat dengan ikhlas dan khusuk disana lah Bagas menemukan sesuatu yang membuat nya tenang damai.

"Din maukah kamu membantuku untuk berubah menjadi lebih baik lagi," ucap Bagas.

"Insya Allah gas, aku kan bantu sebisa ku ya, asal kamu benar benar mau berubah," jawab Dinda tersenyum memberikan semangat kepada Bagas.

Kini senyum merekah, lingkungan bibir tertarik ke atas membuat Dinda bahagia, sejak mengenal nya baru kali ini Bagas tersenyum tulus pada nya.

TBC

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang