75. ketahuan

841 27 0
                                    

Pernikahan Luna dan zio akan di laksanakan besok, beberapa hantaran sudah dia siap kan sejak kemaren. Zio akan melaksanakan akad pagi di kediaman kyai Dipta.

Setelah beberapa bulan acara tunangan, barulah besok akan mengikrarkan janji nya di hadapan sang pencipta. Luna dan zio juga di jodohkan namun zio sudah menyukai Luna sejak dulu, di saat dirinya sering di ajak kerumah kyai dipta oleh sang ayah. Umur zio dan luna terpaut satu tahun.

Umi putri masih sibuk menyiapkan beberapa hantaran yang akan di bawa besok. "Pokok nya gak boleh malu maluin keluarga zio bisa jadi bahan ejekan," gerutu umi putri.

Kini sikapnya tidak mencerminkan seseorang panutan bagi santri nya, umi putri adalah istri kedua kyai rival. Setelah ibunda zio meninggal karena keracunan.

Putri akan bersikap lembut sopan jika di depan semua orang dan suami nya, tapi tidak di belakang. Bahkan bisa kejam dari pemburuhan.

Putri sejak dulu menyukai rival yakni ayah dari zio, namun ibunda zio lebih dulu menikah dengan rival hingga mempunyai anak, itulah membuat putri membenci ibunda zio. Bahkan sampai tega membunuh dengan meracuni demi mendapatkan posisi sebagai pendamping kyai rival.

"Ini semua gara gara luna, lihat saja setelah jadi istri zio akan ku buat hidup nya menderita," lirih nya.

Sedangkan Luna sejak dulu sudah merasakan sikap putri kepada nya berbeda, namun dia enggan memikirkan hal itu, karena takut akan berburuk sangka dan menimbulkan fitnah.

Kyai rival memimpin pesantren al-falaq, pondok pesantren elit namun tidak sebesar pesantren didirikan oleh kyai dipta. Sedangkan zio sudah di amanah kan pesantren, selain mendirikan pesantren kyai rival juga mempunyai usaha toko perhiasan saat ini di pegang oleh istri nya yakni umi putri.

Awalnya putri dan rival menikah karena paksaan, namun karena putri telah berhasil mengambil hati zio, lambat laun rival menerima demi anak nya, yang saat itu masih berumur lima belas tahun.

"Assalamualaikum umi, gimana sudah selesai persiapan nya?" Salam zio baru pulang mengajar mencium puncak tangan putri dengan takdzim.

"Waalaikum salam, zio, Alhamdulillah sudah selesai nak," jawab umi putri dengan lembut.

"Terima kasih umi sudah membantu zio mempersiapkan semuanya." Ujar zio.

Putri tersenyum. "Sama sama, inikan pernikahan anak umi juga, jadi sepantas nya umi mempersiapkan semua nya," jawab umi putri sangat pandai mengambil hati zio.

Kini zio Kemabli ke kamar nya. "Luna besok aku akan melihat wajah cantik mu lagi, menatap wajah halal bagiku, aku merindukan mu." Gumam zio berada di kamar nya.

Sejak pertemuan tempo hari dengan Luna, kini zio tidak lagi bertemu bahkan tidak ada komunikasi, sampai hari di mana mereka tunggu yakni pernikahan.

Putri tak menyukai hubungan keduanya karena dirinya sudah memiliki wanita pilihan untuk zio, namun karena kyai rival terlebih dahulu menjodohkan dengan Luna. Hal itulah membuat putri membenci Luna.

Tak hanya zio menunggu hari esok, begitu juga Luna mondar mandir di kamar nya. "Semoga besok acara nya di lancarkan," gumam nya. Hati nya berdegup kencang.

Sedangkan di rumah umi alisya pihak wedding mengerjakan pekerjaan nya, yakni mendekorasi tempat untuk mempelai dan tamu undangan. Sinta mencari keberadaan teman nya. "Permisi ibuk, apakah mengenal vanesa ya?" Tanya Sinta tidak tau jika umi alisya adalah mertuanya.

"Maksudnya Dinda ya?" Tanya umi alisya karena takut salah.

"Benar buk, kira kira dimana ya buk soalnya sedari tadi saya mencari nya namun tidak ada," tanya Sinta.

gadis bercadar Milik Ceo Tampan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang