CHAPTER 3

340 25 0
                                    

Ketukan bunyi sepatu heels terdengar nyaring. Langkah heels merah itu berjalan ke arah sebuah ruangan luas bergaya klasik Spanyol. Banyak ukiran abstrak yang mengisi sebagian besar dinding ruangan luas itu, ruangan berwarna monokrom itu menjadi tempat berkumpul beberapa pria dewasa dan wanita dewasa di sana.

Punggung seorang wanita yang memakai Heels tadi terlihat terekspos memperlihatkan kulit kuning langsat yang eksotis wanita bergaun ketat berwarna pink itu sedikit membungkuk di hadapan seorang pria dewasa yang bisa di bilang adalah sang pemimpin terbukti dari mereka semua yang terlihat tunduk pada pria yang hanya mengenakan baju kaos hitam dan celana hitam panjang. Tangan kanannya memegang sebuah gelas wine lalu tangan kiri nya di masukkan ke saku celana.

"Selamat malam insinyur, maaf atas keterlambatan saya." ucap wanita itu yang tengah membungkuk itu memperlihatkan belahan dadanya yang terekspos karena pakaiannya yang minim dan ketat.

Sang pemimpin hanya menatap nya sejenak seolah tak ada orang di hadapan nya. Pria bertubuh besar dan tegap itu memilih duduk di kursi kebesaran nya. Membuat beberapa orang yang tadi berada di sana juga ikut mendudukkan diri mereka di sisi kanan dan kiri meja panjang di hadapan mereka. Hening sesaat sampai sang pemimpin menembak seorang pria yang datang bersama wanita berheels tadi hingga tewas di tempat.

"Hama tetaplah hama. Aku sudah banyak mengeluarkan biaya yang fantastis untuk membuat kalian menjadi seperti ini, namun seorang model kelas atas seperti mu tidak bisa mengurus satu bisnis pun." Sang pemimpin menatap santai ke arah wanita itu tak lain adalah. Selena Lesiana-- wanita pemilik bisnis Athernity cosmetic. Bisnis wanita itu saat ini sudah menjadi buronan di dunia CBI. Berita gedung itu meledak sudah beredar jelas dan meluas membuat keadaan bisnis wanita itu terancam.

Menundukkan kepala nya dalam. Serena melirik ke arah seorang pria di sebelah nya yang mengenakan jas berwarna biru dongker dan celana hitam senada, dengan bentuk rambut undercut.

"Maafkan saya insinyur. Saya akan memastikan akan memusnahkan para hama itu agar tak kembali mengusik salah satu bisnis mu di bidang kecantikan." Serena kembali berujar namun tampaknya sang pemimpin tak puas dengan klarifikasi yang di berikan.

Prang!!

Bunyi pertemuan antara gelas wine dengan pelipis Serena terdengar nyaring di ruangan senyap itu. Wajah wanita itu tertoleh ke samping hingga setetes darah turun dari pelipis yang tampak terluka itu.

"Maaf mu tidak bisa mengembalikan berita ini menjadi hilang seutuhnya. Berita ini sudah menyebar jadi pastikan kau sebagai penanggung jawab Athernity Cosmetic. Bergerak cepat menghapus berita ini," Sang pemimpin menumpang kaki kirinya di atas kaki kanannya. Tangan nya meraih gelas wine yang di bawakan sang butler tadi.

"Tapi insinyur, bawahan saya berhasil menewaskan tiga anggota CBI yang menyamar. Mereka tewas dalam ledakan itu,--"

"Namun tetap saja tak keseluruhan dari mereka semua tewas bukan?" Kepala Serena semakin tertunduk dalam hingga Kepala nya terpaksa mendongak saat seorang tangan kanan dari sang pemimpin menarik kuat rambut panjang wanita itu.

"Apa yang akan kau korbankan jika tak berhasil mengurus mereka dalam waktu dekat?" Sang pemimpin kembali membuka suaranya sembari memutar perlahan gelas wine dengan penuh perhitungan. Mengingat jika cairan di dalam gelas itu masih ada setengah.

Wanita itu berdehem gugup. "Biarkan dia membuka mulut nya dulu, Taylor." Taylor Yosh Jules-- tangan kanan sang pemimpin sekaligus memiliki tahta tertinggi di kelompok Tatsuo diantara mereka semua bawahan sang pemimpin. Taylor melepaskan cengkraman nya di rambut wanita itu sebelum bergerak berdiri di sisi kanan Sang Pemimpin, pria itu sempat menyunggingkan senyum miring di wajah nya yang langsung ia tunjukkan ke arah wanita itu.

PRADIPTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang