Sepatu pantofel itu berpijak di aspal saat pria itu turun dari dalam mobil. Jorge berdiri tegap di samping mobil Van hitam milik nya, netra elang pria itu melirik ke sekeliling tempat yang terlihat kumuh dan cukup dekat dengan perumahan penduduk kota. Namun tempat ini terlihat seperti sebuah club malam.
Pria berwajah datar itu membuka kancing jas nya. Lalu mulai melangkah memasuki lebih dalam gang sempit untuk bisa menuju langsung ke club malam itu. Di belakang Jorge juga ada seorang pria berkemeja hitam yang mulai menancapkan pisau lipat nya di ulu hati seorang preman yang tengah berjaga di pintu masuk. Tak menimbulkan suara, namun orang itu mati dengan mengenaskan.
Jorge menendang kuat pintu masuk club membuat dua orang yang berjaga di sana terperanjat kaget.
"Dimana Setyo!" ujar Jorge dingin. Kedua preman yang menjaga pintu masuk dan berancang-ancang akan menyerang nya sesaat langsung terdiam tak berkutik melihat wajah jelas wajah Jorge dan pria yang di sebelahnya.
"Maaf tuan, Setyo ada di dalam." Preman itu mempersilahkan keduanya masuk dengan sedikit membungkuk.
Jorge melepaskan tembakan ke udara lalu menendang kuat salah satu meja yang berisi kumpulan sabu dan miras di atasnya. Keributan yang di buat Jorge memancing semua orang yang ada di dalam Club yang memang dalam keadaan mabuk langsung saja menyerang Jorge dan pria yang bersamanya.
Jorge melepaskan jas hitam nya lalu mulai mencekik leher dua orang yang akan menyerangnya. Perkelahian antara mereka terjadi begitu brutal. Namun Jorge dengan santai nya membantai habis mereka semua. Keduanya terus menghajar mereka semua hingga mereka semua tertunduk dalam saat menyadari kehadiran Jorge dan bawahan pria itu di sana.
Jorge menampar telak wajah pemimpin preman di sana. Lalu dengan santai menebas leher pria itu hingga terputus dari badan nya. Pria itu berdiri lalu menendang kasar pintu salah satu ruangan yang ada di sana.
Pintu itu terlepas bersamaan dengan pemandangan Setyo yang tengah bermain ranjang dengan seorang wanita. Pria bersama Jorge itu menembak kepala wanita itu hingga tewas. Lalu beralih menarik kuat rambut Setyo hingga pria itu berdiri.
"Setyo Ferdian. Lama tak bertemu setelah 13 tahun lalu." Jorge berjalan mengelilingi pria itu. Wajah tenangnya sanggup membuat Setyo bergetar ketakutan.
"Saya rela datang ke sini hanya untuk sebuah bukti." Jorge mengarahkan moncong SVD Dragonav itu ke leher Setyo membuat wajah pria itu pucat pasih.
"Jadi kau harus pastikan, jika tak ingin berakhir di sini. Kau harus menyerahkan semua bukti dan beritahu semua fakta sebenarnya yang diketahui ilham dan Sekutu bodoh mu itu, walaupun tidak ada di tangan mu dan kau tidak tau apa apa sekalipun. Bagaimana? Kau setuju?" usai mengatakan itu, Jorge langsung menembak telinga kanan Setyo.
Erangan dari Setyo membuat Jorge bertambah menginjak kuat kaki pria itu.
Setyo terkekeh pelan. "Untuk apa kau menemui saya. Bukti itu sudah hilang bersamaan dengan ketua kalian yang memusnakan panti cahaya beserta ilham." ujar nya yang kini memegangi telinganya yang terasa kebas dengan darah terus menerus menetes.
Jorge melirik sekilas ke arah bawahannya, pria itu langsung bergerak ke sudut ruangan, lalu mengobrak-abrik laci di sana, hingga pria itu meraih sebuah plastik berisi narkoba di sana.
"Saya sudah bilang! Semua bukti itu tidak ada di saya!" Setyo berteriak murka melihat narkoba milik nya yang berada di tangan bawahan Jorge.
Jorge tertawa sumbang melihat raut wajah ketakutan itu. Meraih jas milik nya lalu dengan cepat mencekik leher Setyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA
Fiksi PenggemarMenjalani hidup penuh keterpaksaan tanpa satu orang pun keluarga kandung yang berada di dekat nya, hingga pada detik kematian nya seorang musuh datang dengan sebuah fakta mengejutkan tentang siapa dia sebenarnya terkuak. Pradipta, hanya seorang pem...