Layar TV besar yang terpampang jelas di ruang tengah lantai dasar mansion tampak menonton kegiatan seorang pemuda yang baru dua hari penuh berada di Roma--Italia. Kediaman Rue, Dipta. Pemuda itu hanya terdiam melamun menatap kearah kaca besar yang menampilkan langsung suguhan taman halaman mansion.
Remote TV hanya ia peluk dengan ujung menekan diujung dagunya. Entah apa yang pemuda itu pikirkan, namun justru posisinya inilah membuat Rue tak berhenti cekikikan dari arah dapur melihat gaya duduk aneh sang anak.
Dengan kedua lengan memeluk satu
kaki, dan satu kaki lagi menjutai kebawah, lalu dagunya yang bertumpu pada ujung remote TV. Bola mata yang melihat lekat kearah kaca dengan mulut komat kamit entah berbicara apa atau mungkin pemuda itu tengah bernyanyi.Wanita cantik yang tengah memakai ampron berwarna maroon itu lantas membuka ampron nya, mengantungnya diatas meja bar, lalu dengan suasana hati yang senang mulai berjalan menghampiri putranya di ruang tengah, dengan membawa sebuah nampan berisi cookies coklat dan susu coklat untuk camilan sang buah hati.
Mathias berpesan jika sang anak lebih suka memakan camilan daripada makan nasi, namun tetap saja pasutri itu baru saja selesai memaksa sang anak makan nasi dengan diiming-iming akan dibuatkan camilan dan susu. Rue dengan cepat mengiyakan ucapan sang anak, namun berbeda tadi dengan Mathias yang sudah merasa akan ada hal yang lebih besar lagi.
Dan dugaan pria itu benar saja, saat sang anak mengusirnya dari mansion menyuruhnya bekerja. Karena kata sang anak, ia ingin menghabiskan waktu dengan sang ibu tanpa ada penganggu.
Hampir saja Rue tertawa terpingkal pingkal mendengar permintaan selanjutnya dari sang anak. Dengan terpaksa dan jengkel pun Mathias tetap pergi bekerja walaupun pria itu juga ingin menghabiskan waktu bersama kedua orang tersayangnya.
Namun apalah daya, dia hanya sendiri. Sedangkan sang istri terus tertawa saja melihat tingkah sang anak. Ucapan yang nyelekit dan senyum melas terus Dipta layangkan pada sang Daddy agar pergi.
"Hush,,, masih pagi gak boleh ngelamun sayang." Rue datang dengan tersenyum hangat usai memperingati sang anak.
Dipta mendongak menatap Rue yang mengelus surainya, lalu tak lama dahinya dikecup sayang oleh Rue. Pun dengan dirinya yang dipeluk oleh wanita cantik itu.
"Ayo cobain, tadi katanya mau makan cookies buatan Mom." Rue kembali berceletuk riang usai meletakkan nampan.
Dipta mengangguk kaku sembari memasang senyum tipisnya. Segera mengambil satu cookies coklat diatas piring lalu meraih segelas susu. Minuman yang paling wajib untuk Dipta minum setiap hari. Biasanya dulu dia selalu membeli susu kotak di warung, namun sekarang berbeda saat ia berada di kediaman Mathias dan kediaman sang ibu. Dia begitu dimanjakan dan diperhatikan sampai ia sedikit kelelahan saat tidak mendapat celah privasi sedikitpun.
Setiap menit, setiap detik pasangan suami istri itu terus mengawasinya dan memperhatikan segala tingkah lakunya. Dan setiap sudut kamar pun dipasang CCTV. Baru semalam saat ia tiba-tiba terjatuh dari kasur, bahkan nyawanya belum terkumpul saat itu pun. Rue dan Mathias tergesa datang kekamar mereka guna mengecek keadaan Dipta yang baru saja terjatuh dari tempat tidur.
Dipta tampak linglung saat tiba-tiba tubuh nya diangkat ke gendongan sang Daddy. Lalu kembali ditaruh diatas kasur, netranya terbuka segaris untuk melihat keadaan dan yang terlihat hanya saat kedua orang tuanya pun juga ikut tidur disebelah kanan dan kirinya, memeluk nya sembari memberikan afeksi ketenangan padanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/366081059-288-k215475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA
FanfictionMenjalani hidup penuh keterpaksaan tanpa satu orang pun keluarga kandung yang berada di dekat nya, hingga pada detik kematian nya seorang musuh datang dengan sebuah fakta mengejutkan tentang siapa dia sebenarnya terkuak. Pradipta, hanya seorang pem...