CHAPTER 7

625 30 0
                                    

Dentuman musik EDM menggema di seluruh ruangan. Banyak orang yang bergerumul di dance floor meliukkan tubuh mereka mengikuti irama musik. Pencahayaan yang temaram dan lampu kerlap-kerlip menemani tarian mereka.

Bau alkohol yang menyeruak mendominasi ruangan. Semua orang menikmati momen yang ada di sini, kecuali Dipta yang kini harus menghela nafas pelan menatap tempat berisik di sekitarnya ini, dengan penuh terpaksa ia harus menjalani pekerjaan nya hari ini. Dengan dirinya yang sudah memakai kemeja putih dan celana hitam panjang, lalu jangan lupakan rompi hitam yang menjadi ciri khas pelayan club.

Pria bernama Rio yang datang ke panti cahaya tadi kini mendorong pelan punggung Dipta agar anak itu memulai pekerjaan nya.

"Althar yang akan mengajarimu beberapa hal bekerja di sini. Jadi pastikan kau bekerja dengan baik," ujar Rio. "Dan kau Althar, awasi dia!" titahnya mutlak, Rio berjalan menjauh dari mereka.

Dipta mengaruk tekuknya melihat tak ada respon sedikitpun dari pemuda yang terlihat lebih tua dua tahun dari Dipta itu. Pemuda itu hanya diam.

"Ikuti aku, jika berniat kerja maka cepat lakukan dengan baik," Althar mengkode Dipta untuk mendorong sebuah bar cart di depan mereka saat ini. Dipta mengangguk dan mulai berjalan lebih dalam ke dalam Club. Keduanya menyempil di kerumunan yang masih terlihat ramai itu walaupun hari sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Dipta terus memperhatikan sekitarnya yang terlihat begitu ramai oleh manusia yang masih berpesta ria, tak jarang juga dirinya mengelus dada karena terkejut melihat seorang wanita berpakaian minim dengan belahan dada terekspos tengah bergelanyut manja di pangkuan seorang pria dewasa.

Langkah demi langkah terus mereka lalui hingga keduanya tiba di sejumlah ruangan mewah dan luas. Dipta menghentikan laju bar cart saat Althar mengkode untuk berhenti.

Di dalam ruangan itu terlihat tiga orang pria yang tengah duduk santai di sofa. Dipta menahan sesak di dada nya karena kepulan asap rokok terus berterbangan ke mana mana.

Dipta tak terlalu menyukai asapnya saat terhirup namun untuk merokok, tentu pemuda itu juga seorang perokok namun jarang. Itu sebabnya ia masih tak terlalu terbiasa dengan asap rokok walaupun dia perokok.

Althar dengan cekatan menaruh minuman dan bir dari bar cart ke atas meja lalu juga ikut membantu menuangkan. Dipta juga tak tinggal diam, pemuda itu juga ikut membantu mencapurkan batu es ke dalam gelas khusus minuman.

"Selamat menikmati minuman nya tuan sekalian," ujar Althar seraya sedikit membungkuk, Dipta menatap bingung namun pemuda itu juga ikut membungkuk dengan ekspresi bingung nya.

"Thanks, semangat kerjanya!" Sahut seorang pemuda yang duduk di sofa single. Pria itu berdiri dari duduk nya lalu mengenggam tangan kanan Dipta, Dipta terkejut dengan tindakan tiba-tiba pemuda itu namun ia memaksakan tersenyum saat pemuda itu menyelipkan dua lembar uang merah di tangan nya.

"Makasih untuk tip nya, tuan." Dipta berujar sedikit kuat karena terlalu senang membuat ketiga tamu VVIP itu terkekeh ringan.

"Kau baru disini?" tanya pria yang mengenakan kemeja nayv yang kini bersandar di sofa sepenuhnya.

Dipta menatap Althar, ia sedikit bingung mau menjawab apa. Namun bibirnya berdecih saat pemuda itu tak mengubris tatapannya justru sibuk kembali menuangkan wine di gelas.

"Iya, saya masih baru disini. Maaf jika ada kesalahan yang saya buat," Dipta sedikit membungkuk di hadapan ketiga pria itu.

"Ini tip untuk kalian berdua," Pria yang satunya lagi menyodorkan lima lembar uang ke arah keduanya. Althar meraih uang itu dengan sedikit membungkuk.

PRADIPTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang