Good morning, happy weekand all
Ramaikan bab kali ini. Please, agar saya bertambah semangat up buat nyelesain book ini. 🔥💋
****
Keadaan hening melanda kediaman bungsu Velasco tepat pada malam ini, pada pukul tujuh malam tepatnya. Begitu tentram sehingga membuat Dipta merasa sedikit janggal. Terutama gerak geriknya yang terasa begitu kaku untuk bertingkah leluasa dikarenakan kehadiran sosok pria yang nampak singgah dikediamannya. Pria itu bahkan tak mengeluarkan kata katanya lagi setelah satu kata pulang yang meluncur sebelum mereka sampai dikediaman Mathias.
Termangu Dipta duduk di meja bar dengan salah satu tangan menyanggah wajahnya. Ingatannya kembali berputar pada kejadian beberapa jam yang lalu. Dimana ia baru saja menginjakkan kakinya dipintu utama mansion namun sudah disambut dengan pelukan erat Rue. Bisa ia lihat pun jika wanita itu menatapnya dengan kedua mata cantiknya yang berkaca-kaca nan memerah.
Dipta kira ia akan memperkenalkan pria asing yang baru saja menyelamatkannya. Namun justru perbuatan tak terduga dari ketiga orang didekatnya hampir membuat ia mati kutu ditempat. Hampir hampir ia terjatuh ke lantai jika saja Mathias tidak langsung mengendong tubuh basah kuyupnya.
Bagaimana tidak jika pria yang ia anggap asing itu ternyata keponakan dari Daddynya sendiri. Bahkan saat keduanya saling menilik membuat Mathias segera mendekat pada pria itu dan langsung memeluk pria itu dengan gaya maskulinya.
Keduanya bahkan saling melempar senyum tipis yang hampir membuat Dipta tak bisa melihatnya.
"Eliseo, kabarmu baik. Nak?"
"Tentu paman," Eliseo, si pria asing itu menjawab sembari melirik sekilas Dipta yang berada diantara celah kaki Mathias dan Rue. Paman dan bibinya nampak tersenyum melihatnya.
Rue usap bahu lebar sang keponakan. Membuat sosok pemuda pendek diantara paman dan bibinya nampak melotot sejenak hingga akhirnya pandangan pemuda pendek itu menunduk. Belum siap bertemu pandang kembali dengan dirinya, si Eliseo.
"Dipta, perhatikan susumu yang tumpah itu." Lamunan Dipta buyar saat mendengar suara berat dari arah depan meja bar. Mendekus pelan melihat kehadiran Daddynya yang kini mengelap meja bar yang ketumpahan susu putranya dengan tissue.
Mathias menempelkan punggung tangannya pada kening putranya. Menangkup wajah kecil putranya lalu mendaratkan kecupan lembut dikening putranya.
"Daddy, dia beneran ponakan Daddy?" Dipta berbicara seraya menunjuk kearah ruang tengah yang hanya dibatasi oleh sekat kaca transparan di ruang bar mini kediaman Mathias. Terlihat jika si pria bernama Eliseo itu tampak sibuk berkutat dengan laptop dipangkuannya.
Pria muda itu sudah mengganti pakaiannya dengan kaos oblong berwarna hitam dan training panjang berwarna kelabu. Hingga akhirnya si Eliseo itu meletakkan laptopnya diatas meja. Melebarkan kedua kaki jenjang nan kokohnya diperbatasan antara meja kaca dan sofa.
Tubuh pria itu terlihat agak membungkuk kedepan, namun tetap terlihat tegap dari sisi manapun. Kembali melanjutkan mengetik di keyboard laptop. Entah apa yang pria itu ketik disana namun yang terlihat pria itu begitu sibuk pada pekerjaannya saat ini.
Mathias meraih segelas coktail setelah pria itu baru saja menuangkannya kedalam gelas kaca. Menegaknya dengan sekali teguk. "Yaa, tentu. Eliseo cole Velasco. Keponakan Daddy yang tertua kedua." Pungkas Mathias.
Pria itu berjalan mendekati Rue yang sibuk dengan alat-alat dapur. Entah apa yang istrinya akan masak malam ini, Mathias hanya diam. Meletakkan dagunya dibahu Rue guna melihat apa yang sedang wanita itu buat.
![](https://img.wattpad.com/cover/366081059-288-k215475.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA
FanfictionMenjalani hidup penuh keterpaksaan tanpa satu orang pun keluarga kandung yang berada di dekat nya, hingga pada detik kematian nya seorang musuh datang dengan sebuah fakta mengejutkan tentang siapa dia sebenarnya terkuak. Pradipta, hanya seorang pem...