CHAPTER 1

964 40 0
                                    

Netra yang terpejam itu terbuka perlahan saat suara alarm mengisi keheningan kamar yang memiliki kasur tingkat. Bulu mata lentik itu naik turun saat netra nya mengerjap perlahan. Hingga sekon terus berlanjut usai mengumpulkan nyawanya. Kaki itu turun menyentuh lantai keramik dingin berjalan mengarah pada kamar mandi dengan handuk di pundaknya.

"Pradipta, mari mulai hidup baru." suara itu terdengar berdengung di kamar mandi yang sunyi. Tangan nya terulur ke atas untuk mengusak kasar rambutnya ke belakang. Sosok kembar di cermin memperlihatkan senyum miring di bibir tipis pemuda itu.

"What the fuck!"

Mata pemuda itu melotot saat melihat ponsel bermerek samsung itu mati total serta retak di bagian pinggiran atas ponsel itu, menggeram kesal dan langsung menyambar kaos oblong berwarna hitam dan celana pendek sebatas lutut. Berlari keluar dari kamar dengan menggenggam ponsel mati nya. Langkah nya terdengar nyaring mengisi rumah tingkat dua itu hingga langkah kaki berisik itu sampai di lantai dasar di mana semua anak panti tengah berkumpul untuk melaksanakan sarapan pagi.

"Siapa yang pegang ponsel gue semalem!" tangan itu naik setinggi mungkin sembari menggenggam ponsel retaknya.

Seluruh atensi mengarah padanya dengan berbagai macam ekspresi. Dipta mengerang kesal saat lehernya di rangkul dan di piting oleh lengan seseorang. "Lepas Za! Ini ponsel kedua gue yang ancur gara-gara mereka," Berusaha melepaskan pitingan orang itu namun tubuh nya malah di seret untuk duduk di bangku bergabung dengan mereka.

"Siapa?" Pertanyaan terlontar dari mulut seorang pemuda yang berusia sekitar delapan belas tahun itu. Suara datar tanpa intonasi itu terdengar di ruangan makan.

"Kagak tau gue, lagian semalem itu ship Roni, Hildan, sama Rendra yang tidur sama Dipta." sahutan dari Sehan mengisi pertanyaan Reza lebih dulu. Pemuda itu meraih ponsel retak milik Dipta sembari memperhatikan retaknya.

"Sorry Ta, semalem gak sengaja gue lempar ke arah balkon karena emang waktu malem itu gue kaget liat kucing hitam di jendela alhasil p-ponsel lo gue lempar ke arah tu kucing--"

"Yang bener aja lo! Ponsel gue mati matian beli dan seenaknya lo malah ngelempar nya!" teriakan penuh kesakitan dari Hildan mengisi ruang makan karena tarikan Dipta pada rambutnya.

"Aduh aduh! Ta, iya iya. Nanti gue usahain ganti, lagian gue juga gak sengaja," Hildan menggenggam tangan Dipta agar menghentikan jambakan nya.

"Nih, jatah makan gue buat lo deh." Hildan bernafas lega karena berhasil membuat Dipta diam dan sebagai gantinya makanan jatah nya ia berikan pada pemuda itu.

"Bawa ke counter dulu coba, biayanya noh minta aja sama ketua." Sehan menaruh kembali ponsel Dipta di atas meja.

Dipta merengut kesal, tangan nya meraih gadis kecil yang memeluk boneka yang duduk tepat di sebelah nya. Gadis itu terkikik geli melihat wajah merah padam Dipta.

"Kakak gemoy jangan ngambek, nanti Tiara usahin cari uang buat tambahan biaya benerin ponsel nya," Gadis kecil itu memasukkan potongan buah ke dalam mulut milik nya. Meresap sensasi manis di buah itu, Dipta sendiri hanya diam memperhatikan gadis kecil itu yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu.

"Masih kecil emang bisa nyari duit. Biasanya juga sering minta beliin boneka pororo sama kak Eza." Dipta sekilas melirik pemuda yang tadi memiting Kepalanya itu yang hanya memandang datar. Kemudian beralih pada Tiara yang kini menyengir memperlihatkan gigi kelincinya.

Gadis itu baru berusia tujuh tahun dan baru masuk SD kelas satu.

"Bisa lah, tapi nunggu Ara gede dulu terus kerja." sahut gadis itu.

"Ara cepet makan, terus berangkat sekolah." Ara mengangguk mendengar titahan dari Santi yang baru saja datang dengan membawa nampan berisi makanan.

Nampan itu berhenti di depan Hildan membuat anak itu bingung karena jatah makan nya kan sudah di kasih tadi. "Lain kali jangan ngambil hak orang karena ketidaksengajaan. Temen kamu bisa sakit kalau gak makan, jangan gitu lagi Dipta." Santi kembali membuka suaranya membuat Dipta mengangguk pelan.

PRADIPTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang