Cuaca tampak mendung, dengan bumantara yang turut ikut begitu gelap menghiasi suasana pagi hari ini. Namun semuanya tak membuat semangat seorang pemuda itu surut demi bisa menginjakkan kakinya keluar dari sangkar emas bungsu Velasco itu.
Sebelum keluar dari van hitam milik Mathias. Badan Dipta yang terbalut almamater biru dongker itu tertarik kekanan, lalu langsung dipeluk oleh Rue yang duduk tepat disebelahnya, selama perjalanan dari mansion sampai kedepan area Ellesmere school. Rue setia mengelus lembut surai sang putra membuat pemuda itu hampir terlelap kembali karena cuaca dingin menyejukkan, namun saat van hitam itu berhenti membuat pemuda itu segera membuka matanya. Bersiap akan menapaki lantai sekolah.
Rue kecup dalam pucuk kepala putranya, satu tangannya mengelus punggung putranya. "Hari ini mom ada dirumah, sayang. Katakan jika kamu pulang telat." Ucap Rue menangkup wajah putranya.
Dipta tersenyum lebar menampilkan gigi putih nan rapinya. Bersemangat karena sang ibu juga berada di rumah. Jujur, Dipta benar-benar merindukan wanita itu walaupun setiap hari mereka selalu bertemu, namun kesibukan wanita itu membuat ia begitu terasa kosong walaupun tingkahnya selalu membuat sang Daddy pening kepala. Namun tetap seorang putra benar-benar lebih mencintai ibu mereka dibanding sang ayah, bagi Dipta ibunya adalah segalanya, hidupnya, harta berharganya yang tak dapat dibandingkan dengan apapun.
"Serius Mom ada dirumah seharian ini?" Tanyanya dengan pupil mata yang membulat nan penuh binar cerah didalamnya. Menandakan jika pemuda itu benar-benar senang bukan main.
"Tentu saja, apa pernah mom berbohong pada putraku ini." Rue tempelkan kening keduanya, lalu menggesekkan muncung hidung mereka. Membuat pemuda itu terkikik geli, segera anak itu kecup kedua pipi sang ibu. Dan Rue balas dendam mengecup bibir anaknya singkat.
"Janji, pulang sekolah nanti mom harus sudah ada didepan aku."
Rue mengangguk seraya menyatukan kelingking nya pada sodoran kelingking Dipta. Kembali memberikan kecupan bertubi-tubi Pada pelipis dan setiap inci wajah anak tercintanya. Dipta sendiri hanya diam, memilin rambut sang ibu. Begitu lama mommynya memeluk dirinya dan mengumankan kata penenang padanya, membuat kontraksi jengah timbul kepermukaan hati Dipta.
"Honey cukup, biarkan dia bersekolah. Dia sudah dewasa untuk bisa membedakan mana benar dan salah untuk dirinya sendiri." Untuk kali ini Dipta benar-benar ingin berterimakasih pada sang Ayah yang baru saja berujar membuat pelukan Rue terlepas.
Rue memayunkan bibirnya lantaran kesal dengan celetukan suaminya. Dengan berat hati Rue lepaskan putranya untuk memasuki kawasan sekolah. Dipta tersenyum hangat, pemuda itu turun dari mobil yang langsung disambut oleh sebuah payung tembus pandang, pemuda itu mendongak menilik langsung pada manik Mathias yang juga menatapnya merunduk.
"Come on boy, udara dingin tak baik untuk kesehatan jantungmu." Kata Mathias lembut. Merangkul bahu putranya hingga tubuh keduanya menempel, rasa hangat terasa saat salah satu tangan Daddynya mengenggam lembut tangan kanannya, terggelam saat tangan besar pria itu menggenggamnya. Sedangkan satu tangannya yang lain disisipkan masuk kedalam saku almamaternya. Melangkah kedua pria berbeda usia itu menampaki lebih dalam kawasan lobby Ellesmere school.
Dipta menghembuskan nafasnya yang terlihat bagai asap putih. Mathias daratkan kecupan singkatnya di kening sang anak. Merasakan tak ada penolakan brutal dari pemuda yang lebih pendek darinya itu membuat Mathias benar-benar menyunggingkan senyum miringnya. Kapan lagi putranya bisa bersikap manis dan anteng padanya bukan.
"Aku sudah melepasmu untuk tenang disekolah nak, jadi pastikan kamu tetap bersikap baik diluar lingkungan Daddy. Dimitri hanya akan menjemputmu usai sekolah berakhir. Jadi tetap patuhi perintah Daddy." Ucap Mathias yang langsung mendengkus pelan mendengar lirihan kata 'yes' pada bibir putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRADIPTA
FanfictionMenjalani hidup penuh keterpaksaan tanpa satu orang pun keluarga kandung yang berada di dekat nya, hingga pada detik kematian nya seorang musuh datang dengan sebuah fakta mengejutkan tentang siapa dia sebenarnya terkuak. Pradipta, hanya seorang pem...