Fragrant Dream

157 10 0
                                    

.

.

©Love and Deepspace

"Apa yang dikirimkan Rafayel di jam segini..."

"Apa kamu sudah dapat hadiahnya? Ini adalah parfum eksklusif dari seri kolaborasi yang kita bicarakan, yang tidak tersedia untuk masyarakat umum. Anggap saja sebagai tanda terima kasihku karena telah menjadi 'plus one'* ku."

Aku menjatuhkan diri ke tempat tidur dan membuka kotak kado yang dibungkus dengan hati-hati.

Sebotol parfum biru tua tergeletak dengan tenang di dalam kotak, namanya tertulis di kartu kecil berlapis perak.

" 'Laut Ajaib Di Malam Hari...' Bukankah ini aroma waktu itu?"
(Baca: dangerously close)

Pikiranku mau tidak mau melayang kembali ke pagi itu ketika aroma memabukkan meresap di udara dan bertahan di antara kami.

"...Tidak mungkin. Aku ingat mereka membuang sampelnya!"

Aku mengipasi pipiku yang sedikit panas sebelum akhirnya membuka botol parfum.

"Ini sedikit pahit. Seperti tanaman air yang difermentasi... Itu saja."

Aku menyemprotkan sedikit lagi area dekat tempat tidurku agar aromanya menyelimutiku.

"Sangat mudah untuk bermimpi tentang orang yang memberikan ini kepadaku ketika aku menerimanya sebelum tidur."

Aku meletakkan parfum itu di meja samping tempat tidurku, jemariku menyentuh gambar putri duyung di botol.

"Selamat malam, Putri Duyung Kecil."

.

.

??: Yang... Mulia...

??: Yang Mulia...

??: Yang Mulia!

Aku membuka mataku, dan ada seekor ikan kecil berwarna merah bertengger di ujung hidungku. Melihat aku terbangun, ia mengibaskan ekornya seperti rok yang tertiup angin.

"Yang Mulia, Anda akhirnya bangun! Kami memiliki pengunjung lain!"

Kali ini ikan biru yang berbicara.

"Cepat, kenakan jubahmu! Bagaimanapun juga, Anda adalah Penyihir Laut Dalam yang paling tangguh dan menakutkan. Anda perlu menjaga rasa misteri itu!"

Si merah dengan cepat menjatuhkan jubah hitam ke tubuhku, yang menutupi tubuhku dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Tunggu... Yang Mulia? Apakah kamu bicara dengan ku?" Tanyaku

"Yang Mulia, tidakkah Anda ingat? Apakah kamu sudah mencicipi ramuanmu sebelum siap lagi?!" Omel merah

"Kamu harus menghentikan kebiasaanmu mencoba ramuan saat menyeduhnya. Anda tidak membuat sup, Anda tahu." Dan biru

"Permisi, saya Rafayel. Apakah Anda Penyihir dari Abyssal Rift?"

Sebelum aku mengerti apa yang terjadi, seseorang muncul dari rumput laut dan mendekatiku.

"Beraninya kamu menerobos masuk seperti itu? Itu sangat tidak sopan!" Ucap si biru

"Salah! Dia adalah Yang Mulia!" Ucap si merah

"....Maafkan saya, Yang Mulia."

Pria muda tampan itu memberiku senyuman hangat. Dia berjemur dalam cahaya yang bersinar. Aku meluruskan postur tubuhku saat aku menjalankan peranku sebagai penyihir.

"Apa yang membawamu ke sini hari ini? Apa kamu mau sesuatu?"

"Saya menginginkan ramuan ajaib yang dapat mengubah saya menjadi manusia. Itu untuk memenuhi satu keinginan."

Rafayel's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang