Radiant Heart

119 12 2
                                    

.

.

Setelah kembali dari perjalanan bisnis, aku menemukan seseorang untuk mengadopsi kucing liar yang aku tinggalkan di studio seni Rafayel. Kami menyepakati waktu bagi mereka untuk mengambil kucing itu, jadi aku mengunjungi rumah Rafayel untuk melihat keadaannya.

Namun saat aku tiba di studio, belum sempat membuka pintu, aku mendengar Rafayel berkelahi dengan kucing yang kami selamatkan.

"Heh, berhenti! Perhatikan cakarmu! Jika kamu mencakar aku lagi maka aku akan..."

"Rafayel, aku bisa mendengar suaramu dari balik pintu. Sudahkah kamu mengemasi barang-barang kucing itu? Keluarga barunya akan segera datang-"

Wah.. Ini pemandangan yang tidak terduga.

Kalimatku berhenti setelah melihat kondisi Rafayel bersama kucing saat ini.

"Akhirnya kamu sampai di sini! Bantu aku menyingkirkan bajingan ini dari kepalaku!" Gerutunya

"Sepertinya hubungan kalian cukup baik. Dia tidak tega meninggalkanmu." Kataku

"Oh, tentu saja. Tahukah kamu betapa gemuknya dia? Aku bisa merasakan bagian dalam diriku menjadi rusak secara permanen saat dia menginjak-injakku."

"Ya, ya... Aku di sini untuk menyelamatkanmu."

Lalu aku menatap kucing itu.

"Hei kitty, kemarilah. Apakah dia mengganggumu? Hah? Mengapa kakimu tertutup cat?"

"Dia menjatuhkan ember cat milikku, jadi aku minta dia menandatangani pengakuan dengan mencetak kakinya di kanvas. " Ujar Rafayel

Aku bisa menangkap penjelasan Rafayel. Kondisi ruangan ini cukup membuktikan betapa besarnya keributan yang mereka miliki.

"Kanvasmu punya ratusan cetakan kaki... Berapa banyak yang kamu buat untuk dia?"

"Aku terlalu lembut padanya. Aku membiarkannya berlari mengelilingi kanvas beberapa kali. Jadi dia akan punya cukup sidik jari untuk pengakuan yang akan datang." Jawabnya lalu dia melihat antara aku dan kucing yang ku peluk

"Bahkan kucing pun dimanjakan... Kapan kamu akan mulai memperlakukanku dengan cara yang sama?"

"Kamu sudah dewasa... Apa kamu ingin aku menggendong mu seperti kucing?"

"Ya, karena kamu yang menyarankannya..."

"Usaha yang bagus."

"Tak kusangka kamu sedang menjalankan misi dan tidak pulang selama ini... Dan ketika kamu kembali, hal pertama yang kamu lakukan adalah mencari orang untuk mengadopsi kucing."

"Aku harus melakukannya. Karena kupikir kamu akan sibuk berurusan dengan kucing dan tidak akan bisa berkonsentrasi melukis. Jadi aku merasa..."

"Kamu merasa tidak enak padaku?" Tebak Rafayel

"Aku.. Aku merasa kasihan pada kucing itu." Sanggahku

"Tidak apa-apa. Selama kamu merasa kasihan pada kami, tidak masalah pada siapa kamu pertama kali merasa kasihan. Toh pemilik barunya ada di sini. Bawa dia pergi."

Rafayel benar. Aku pergi dengan barang-barang kucing. Aku menatap sendu pada kucing itu dan mengucapkan salam perpisahan padanya,

" Hey..setelah tiba dirumah barumu, kirimi kami video ya. Selamat tinggal!" Ujarku.

Aku terus berdiri hingga saat kucing dan pemilik barunya tidak terlihat lagi.

Sulit mengucapkan selamat tinggal pada kucing itu. Aku kembali ke ruang tamu dan melihat Rafayel duduk dan menatap ke angkasa.

Rafayel's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang