Rainbow Stroke

169 14 0
                                    

...

00:00

"Apakah kamu harus menjelaskan kepada setiap penumpang yang kita lewati di pesawat bahwa aku takut ketinggian? Bukankah itu gila? Semua orang terus menatapku karena kamu."

Rafayel mengoceh tentang perasaannya sepanjang perjalanan kami dan kini kami tiba di bandara dengan pendaratan sempurna.
Kami melakukan perjalanan untuk melihat formasi batuan raksasa setelah hujan seperti di puzzle yang kami beli, karena itulah aku dan Rafayel memutuskan untuk mengunjungi kota di negara lain.

"Kamu mencengkeram tanganku sepanjang waktu. Aku bahkan sudah tidak bisa merasakan lenganku..." Keluhku bukan hanya dia bisa protes disini

"Mati rasa? Baiklah, aku akan membawakan tasmu kalau begitu."

Rafayel menurunkan tasku dari bahuku dan menyampirkannya ke tasnya.

"Suatu hari aku sedang memikirkan ke mana aku harus pergi untuk mendapatkan inspirasi ketika mataku tertuju pada teka-teki gambar antik yang kita kumpulkan." Dia mulai kembali berbicara, "Pemandangannya luar biasa, tapi tidak mudah untuk mengetahui di mana tempatnya.
Aku menghabiskan cukup banyak waktu untuk mencarinya dan bepergian sendirian selalu terasa sedikit sepi. Itu sebabnya aku mengajakmu untuk ikut."

"Jadi itu sebabnya kamu meneleponku di tengah malam. Itu adalah hal yang terjadi secara mendadak." Komentarku tak habis pikir

"Tentu saja tidak, aku memintamu ikut karena-"

Dia menghentikan ujung kalimatnya yang membuatku merasa ganjal.

"Karena apa?" Tanyaku menuntut

"Aku akan memberitahu mu saat kita sampai di sana." Jawabnya misterius

"Ma'am, saya baru saja menerima pemberitahuan. Dengan menyesal saya beritahukan kepada Anda bahwa staf darat di bandara asal Anda tidak memuat barang bawaan Anda ke dalam pesawat." Ujar seorang staf kepada kami

"Itu tidak dimuat ke dalam pesawat? Maksudmu ada barang bawaan kita yang tertinggal di Bandara Linkon?" Tanya Rafayel

"Saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Jika sudah tiba, saya akan mengatur agar segera dikirim ke akomodasi Anda."

Kalimat itu menjadi satu-satunya akhir dari kondisi barangku.

"Kok bisa terjadi kekacauan seperti ini? Jika aku tidak membawa barang bawaanku, bagaimana aku bisa..."

Segera setelah aku berhenti berbicara, aku mendengar suara guntur.

"Mari kita kesampingkan hal itu dulu. Setidaknya barang bawaanku berhasil. Ini musim hujan dan bisa turun hujan kapan saja, jadi ayo kita ke penginapan dulu. " Ujar Rafayel memberikan solusi

"Hahh.. Oke. "

"Rasanya sudah lama sekali aku tidak mengunjungi tempat pastoral. Kalau saja kita punya mobil convertible merah! Kita akan menerobos padang rumput."

"Mobil convertible? Wah, kebetulan kita punya hal itu. Silakan ikuti saya keluar."

Staf berjalan menuntun kami keluar dari bandara, sebuah "konvertibel" tidak seperti perhentian lain di depan kami.

"Apakah gerobak sapi ini... termasuk mobil convertible?" Tanya Rafayel. Ada nada ketidakpercayaan dari suaranya.

"Beginilah cara kami menyambut tamu di sekitar wilayah ini. Kami bahkan memiliki pengemudi profesional!" Ujar staf

"...Tidak terlalu buruk, sangat pedesaan."

Setelah melewati perjalanan yang bergelombang dengan gerobak sapi, akhirnya kami sampai di penginapan. Ada musik flamenco yang diputar di lobi.

Rafayel's momentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang