.
.
"Rafayel! Oh, maaf aku terlambat."
Aku datang membuka pintu dan menghampirinya. Rafayel tengah duduk di ranjang pasien, menatap ke jendela.
"Apa yang telah terjadi? Apakah kamu baik-baik saja?" Tanyaku setelah aku berdiri di sampingnya. Tapi Rafayel tidak memberikan respon apapun.
"Rafayel..? " Panggil ku lagi
Akhirnya kini dia menatapku setelah aku menyentuh bahunya.
"...siapa kamu?" Tanyanya
"Apa?!"
"Kamu, hmm... Sepertinya kamu agak familiar. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"
Rafayel tampak mengingat dan meneliti wajahku. Dia bergumam sesuatu yang tidak bisa ku pahami.
"Sudah lama tidak bertemu. Aku tidak ingat..." Ujarnya
"Rafayel, apa yang kamu bicarakan?" Tanyaku yang tak paham apapun, "Kamu... Kamu tidak ingat aku? "
"Ini aku, Keira! "
Aku memperjelas identitasku padanya. Namun seakan nihil, ekspresi Rafayel tidak berubah ke arah yang lebih baik.
"Hmm, Nona Keira? Jadi apakah kamu ingin aku mengingatmu? Mari kita bicara. Maksudku, lagi pula, kenapa lagi kamu berada di sini? Disaat sekarang sudah larut malam?" Tanya Rafayel
"Bukankah kamu memanggilku untuk datang mengunjungimu karena kamu terluka?" Jawabku
"Ah, benarkah? Memangnya kapan aku meneleponmu?" Tanyanya lagi
Merasa tertusuk dengan pertanyaannya, aku menjawab dengan perasaan bersalah.
"Uh, tadi pagi..." Jawabku
"Tadi pagi, huh..." Gumamnya sebelum dia kembali melanjutkan—
"Jadi kamu ingat! Apa kamu tahu jam berapa sekarang? Ini sudah 800 tahun lamanya. Ubur-ubur berjalan telanjang. Penyu laut memanjat pohon, hiu memakan rumput secara gratis. Dan akhirnya, akhirnya kamu mengingatku. Jika nanti, aku sudah keluar dari rumah sakit!"
"Kamu...!! Aku.. "
Aku tidak percaya. Sejak tadi Rafayel berpura-pura tidak mengingatku?
"Tadi ada misi darurat! " Belaku jujur.
"Misi lagi.." Gumamnya namun masih bisa kudengar meski terdengar sebagai rutukan "Ah ya, mungkin lain kali aku harus mendaftar agar bisa bertemu denganmu. " Celetuknya
"Uhh..yang terpenting aku sudah di sini, bukan?" Ujarku
"Kamulah yang terlambat. Namun, di sini kamu meneriakiku? Tidak datang, tidak menjawab panggilan teleponku. Aku pikir kamu dalam masalah..."
".... "
"Duduklah. Berhentilah terlihat seperti aku mengganggumu atau semacamnya." Ujarnya yang kali ini terlihat melembut
Aku memang bersalah disini dan Rafayel mengomel karena khawatir padaku. Tapi tetap saja aku masih menuntut pertanyaan darinya.
"Kamu belum menjawab pertanyaan pertamaku. Kenapa kamu bisa dirawat di rumah sakit?" Tanyaku setelah duduk
"Uh... Karena aku terluka, tentu saja! aku sakit parah!" Jawabnya.
'Tapi dia terlihat sangat energik...' ucapku dalam hati dan dia tampak gugup saat menjawab.
"Hah.. Baiklah, ngomong-ngomong aku membawakanmu buah."
"Awww, kamu manis sekali. Maksudku...
...apakah hanya itu yang kamu punya? Sebuah apel?" Tanyanya setelah melihat apa yang aku keluarkan di tanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafayel's moments
Romancesource: Love and Deepspace Terjemahan pribadi. Tidak mengambil keuntungan apapun dari terjemahan ini. Berisi myths, anecdots, etc yang berkaitan dengan Rafayel. 'MC =Keira Agatha'