⚠️Saya tidak akan lelah mengingatkan untuk tekan bintang sebelum baca dan komen disetiap paragraf⚠️
Happy reading!
~•~
"Ingatlah, semakin kau penasaran maka di situlah kau akan merasakan penyesalan dan kekecewaan. Karena setiap hal yang mengundang rasa penasaran tidak selalu berakhir menyenangkan."
—Valerio Asher Konan—
~•~
Aku keluar dari kamar mandi dengan geram. Bagaimana tidak? Dengan lantangnya Valerio menepuk bokongku ketika aku selesai menggosok tubuhnya. Sialan. Benar-benar sialan. Bagaimana bisa aku menikahi pria mesum seperti dia? Memang kami telah menikah dan hal seperti itu bukan masalah. Tapi tetap saja aku merasa dilecehkan apalagi kami tidak saling mengenal. Aku kira dia pria yang waras. Tapi ternyata wajah dingin tanpa ekspresinya itu hanyalah tipuan. Nyatanya dia sungguh mempunyai pikiran cabul.
Aku berjalan keluar kamar karena tidak ingin melihatnya dalam waktu ini dan juga aku ingin menenangkan diriku yang merasa ingin menangis. Sungguh, aku benar-benar terkejut saat dia memperlakukanku seperti itu. Aku tahu bahwa aku berlebihan. Tapi jika kami saling mengenal dan mencintai mungkin aku akan biasa saja dan membalas godaannya.
"Brengsek. Sudah gila, mesum pula," gerutuku sambil terus berjalan menuruni anak tangga.
Saat aku berada di bawah, aku dapat melihat beberapa maid yang tengah menyiapkan makan malam dan aku juga melihat Thomas yang tengah duduk dengan laptop di depannya. Aku bertanya-tanya, apakah pria itu tangan kanan Valerio? Atau hanya sekedar sopir? Tapi jika dilihat-lihat, sepertinya pria itu memang tangan kanannya.
Aku berhenti sejenak memikirkan harus kemana aku pergi. Sebenarnya aku merasa malu juga karena dengan seenaknya berkeliaran di rumah besar ini. Tapi siapa yang peduli? Aku tidak ingin melihat pria mesum itu yang sialnya suamiku. Lagi pula dia sudah mengatakan bahwa ini rumahku juga, kan? Jadi tidak ada salahnya jika aku ingin berkeliaran.
"Apa anda membutuhkan sesuatu, Nyonya?"
Aku mengalihkan pandanganku pada seorang maid yang bertanya padaku. Lalu aku tersenyum ketika dia menundukkan kepalanya dengan sopan. Lihat? Dia memanggilku dengan sebutan menyebalkan itu dan aku tidak suka karena aku masih muda untuk dipanggil Nyonya.
"Tidak, aku hanya ingin jalan-jalan saja," jawabku, kemudian aku melirik lagi ke arah ruangan meja makan. "Apakah kalian tengah menyiapkan makan malam?"
"Benar, Nyonya, kami sedang menyiapkan makan malam."
"Kalau begitu aku akan membantu kalian saja."
"Eh? Tidak perlu, Nyonya, ini tugas kami."
"Tak apa."
Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung berjalan ke arah ruangan makan dan aku menghela napas perlahan ketika lagi-lagi aku melihat maid lain menundukkan kepalanya. Aku tidak suka ketika ada seseorang yang bersikap seperti itu padaku, seolah aku adalah ratu. Karena di mataku, semua orang sama. Tidak ada yang tinggi dan tidak ada yang rendah. Memang kita harus saling menghargai. Tapi aku tidak ingin jika seseorang bersikap berlebihan padaku. Bisa saja merekalah yang lebih mulia dariku.
"Pekerjaan apa yang tersisa? Apa yang harus aku lakukan?" tanyaku pada mereka yang kini tengah berhenti melakukan pekerjaannya. Padahal aku sama seperti mereka, manusia biasa. Lalu kenapa harus bertingkah seperti ini?
"Kami hampir selesai, Nyonya, jadi tidak ada yang perlu anda lakukan."
Aku menoleh pada maid yang tadi bertanya padaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/367000441-288-k995320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE YOU
Romance⚠️Mature Content, No Minor⚠️ Menikah di usia muda setelah lulus SHS tidak pernah terbayang dalam pikiran Lavender, bahkan menikah tidak pernah ada dalam buku kehidupannya. Namun ternyata takdir berkata lain, dimana dia harus terlibat dengan bisnis a...