Saya tidak akan lelah mengingatkan kalian untuk memberi VOTE sebelum membaca dan KOMEN di setiap paragraf, sebagai apresiasi kalian!!!
Happy reading!
~•~
"Aku belajar dari semuanya bahwa hidup harus merasakan kepedihan jika kau ingin menjadi orang kuat mental yang tak akan heran lagi jika mendapatkan kepedihan lain atau tak akan merasakan terluka lagi saat seseorang memperlakukanmu dengan buruk. Karena kau sudah dilatih dengan banyak luka."
—Stella Marchella—
~•~
Pagi harinya, aku sudah siap dengan baju rapiku karena aku akan pergi kuliah. Jangan tanyakan seberapa senangnya aku hari ini karena aku tidak akan seharian di rumah. Dan lagi, aku tidak akan bertemu dengan Valerio meski hanya beberapa jam saja. Tapi tak apa, aku akan memakai beberapa jam ini dengan baik.
Aku turun ke bawah untuk sarapan. Tapi aku merasa bingung saat melihat beberapa pria bepakaian hitam putih rapi berlalu lalang menuju ke lorong yang semalam aku kunjungi. Ada apa ini?
"Oh, ada apa di sana? Kenapa banyak orang yang pergi ke sana?" tanyaku pada seorang maid yang kebetulan lewat di depanku.
"Maaf, saya tidak tahu banyak, Ma'am. Tapi jika dalam keadaan seperti ini, biasanya ada masalah besar."
"Masalah besar? Apakah kau tahu tempat yang ada di lorong sana?"
"Tidak, Ma'am, saya tidak tahu karena tidak ada yang boleh pergi ke sana. Hanya orang yang penting atau suruhan Tuan yang bisa masuk ke sana."
Aku mangut-mangut sambil terus menatap ke arah lorong itu. "Terima kasih. Kau boleh kembali bekerja."
Setelah maid itu pergi, aku melanjutkan lagi jalanku lalu duduk di meja makan. Sebenarnya aku ingin pergi ke sana karena aku merasa penasaran. Tapi aku takut jika Valerio kembali marah seperti semalam. Jadi aku hanya bisa mencoba mengabaikannya saja. Toh, itu bukan urusanku. Lagi pula mungkin saja mereka sedang melakukan bisnis. Tapi pikiranku malah kembali lagi pada ingatan semalam tentang teriakkan yang berasal dari dalam sana. Apakah ini ada sangkut pautnya dengan itu?
Aku melirik lagi ke arah lorong lalu bangkit berdiri hendak melangkah ke sana. Namun aku kembali duduk saat teringat bahwa ini adalah hari pertamaku kuliah dan tidak boleh terlambat atau aku akan mendapatkan hari buruk di hari pertamaku kuliah. Jadi, aku kembali duduk lalu mulai memakan sarapanku. Aku makan sendirian karena jika menunggu Valerio pasti akan lama. Jadi, sudahlah, aku tak peduli. Lagi pula, aku ingin segara berangkat karena tak ingin melihat wajahnya di pagi hari ini.
"Apa anda sudah siap, Ma'am?"
Aku menolehkan kepalaku pada seorang pria yang ternyata Thomas.
"Saya ditugaskan untuk mengantar anda pergi kuliah," lanjutnya.
Aku mengangguk lalu meminum airku kemudian mengusap mulutku dengan serbet. Aku bangkit lalu mengikuti Thomas pergi keluar. Entah kenapa aku merasa berat hati saat keluar rumah dan pikiranku selalu berbisik bahwa aku harus pergi ke lorong sana. Ada apa sebenarnya?
"Ada apa di lorong sana, Thomas?" tanyaku pada Thomas tatkala mobil yang ditumpangi kami melaju meninggalkan rumah.
"Tidak ada apa-apa, Ma'am," jawabnya sambil fokus pada jalanan.
"Jika tidak ada apa-apa, mengapa cukup ramai?"
"Ada teman Tuan yang berkunjung dan sebagian orang di sana adalah pengawalnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/367000441-288-k995320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE YOU
Romance⚠️Mature Content, No Minor⚠️ Menikah di usia muda setelah lulus SHS tidak pernah terbayang dalam pikiran Lavender, bahkan menikah tidak pernah ada dalam buku kehidupannya. Namun ternyata takdir berkata lain, dimana dia harus terlibat dengan bisnis a...