21 - KEMBALI

206 29 2
                                    

Deovander keluar dari Alphard hitamnya bersama Deolinda dan Yeni

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deovander keluar dari Alphard hitamnya bersama Deolinda dan Yeni. Ketiga konglomerat itu baru saja tiba di sekolah Arsen dengan pakaian serba tertutup, memandangi banyaknya murid yang berhamburan keluar dari dalam sekolah internasional ini menuju mobil-mobil jemputan yang tak kalah mewah.

Sesuai ucapannya semalam, Deovander akan membawa Arsen pergi ke makam Nabila sepulang sekolah. Deolinda sendiri berencana mendatangi makam Ajisaka hari ini bersama Yeni. Memang Deovander, Deolinda, dan Yeni menghabiskan waktu makan siang bersama di restoran milik Lena, teman Deolinda, secara private. Mendengar lelaki setahun lebih tua dari putrinya membuat Yeni juga ikut pergi ke pemakaman sore ini.

Melihat sosok Arsen berjalan menuju gerbang, Deovander melambaikan tangan. Alhasil, anak itu berlari kencang dan membalas lambaian tangan sang ayah. Bahkan, tak segan melompat ke dalam pelukan pria yang sudah ia anggap ayah kandungnya. Beruntung, Deovander sigap menangkap tubuh dengan panjang 155cm tersebut meski hampir saja membuat jantung Deolinda terasa merosot ke perut.

“How’s your day?” tanya Deovander menurunkan Arsen.

“Over the moon. Hari ini jamkos jadi aku pake latihan band sama teman-teman buat pensi nanti,” jelas Arsen melompat-lompat kecil. “Eh, ada Kak Linda sama Oma?” tanya Arsen menyadari kehadiran Deolinda dan Yeni di sebelah sayng ayah. Meski berpakaian sangat tertutup, ia masih bisa mengenali kedua perempuan itu.

“Iya, dong,” balas Yeni menarik kedua sudut bibir disambut kekehan Deolinda.

“Iya.” Deovander sedikit membungkuk menyamakan tingginya dengan sang putra. “Kak Linda juga mau ke makam Papanya.”

“Oh, I see. Ayo, Kak, Oma, Dad!” ajak Arsen memasuki mobil.

Atas permintaan Arsen, Deolinda tetap duduk di seberang Deovander ketika memasuki mobil. Sementara ia berada di belakang bersama Yeni, alibinya ingin berbincang bersama sang Oma. Mobil pun akhirnya berjalan meninggalkan kawasan sekolah elit tersebut.

Tanpa Arsen dan Yeni ketahui, Deovander akhirnya bisa bernapas lega. Kegugupan dalam diri pria itu seketika menghilang dalam sekejap. Hanya Deolinda saja yang menyadari sedikit perubahan raut wajah Deovander yang terlihat lebih berseri—sejak tadi pagi—dari beberapa hari terakhir.

Sampai di pemakaman, Arsen berjalan memimpin. Matanya sangat berbinar dari biasanya. Senyuman lebar setia terpasang. Dan, langkahnya menginjak rerumputan hijau semakin ringan mendekati makam Nabila. Melihatnya, sangat mengakibatkan jantung Deovander berdetak dua kali lebih kencang.

“Ko, gue sama Mama duluan ya,” pamit Deolinda tiba di deretan tempat Ajisaka disemayamkan.

“Jiāyóu!” ucap Yena bersemangat.

“Xièxie!” Deovander menoleh dan tersenyum tipis lalu mengikuti langkah kaki Arsen, berusaha menyamakannya. “Arsen! Tunggu!”

Menghentikan langkahnya seketika, Arsen menyengir. “Hehehe, iya, Dad.”

Sweet HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang