"Engkok ojok lali, ges, kerkom Science nang omahku," Ehsaan memperingatkan untuk mengerjakan proyek yang dibagikan Miss Ana tadi sembari memasukkan buku ke dalam tas.
"Sure, aku salin sek," jawab Haikal mencangklong tas.
"Aku agak telat, nunggu Oma jemput soale. Is it okay?" tanya Arsen mengotak-atik smart watch-nya, mencoba menghubungi Yeni hanya untuk sekadar menanyakan kira-kira kapan arisan wanita itu selesai?
"Gak papa. Aman," sahut Louis mengacungkan ibu jari. "Van, nebeng, yo, ehehe."
"Hm," sahut Vano sudah siap pulang dengan tas ranselnya.
"Wes, let's go home!" ajak Haikal berjalan memimpin, diikuti Arsen, Vano, Haikal, dan Ehsaan ke luar kelas.
"Ini kita fix, ya, bikin Maglev Train Assembly Instructions?" tanya Louis memastikan pilihan proyek yang akan mereka buat nanti berdasarkan video YouTube yang ditemukan Arsen tadi, meski deadline masih dua minggu lagi.
"Iya. Ojok lupa beli bahan-bahannya," Arsen memperingati.
"Beress," balas Ehsaan.
Sampai di gerbang depan, mereka berpisah. Arsen berjalan ke arah pos satpam-tempat di mana murid-murid menunggu jemputan. Beberapa di antaranya, asyik berbincang mengenai hal-hal yang digemari. Entah itu kegemaran arau hobi. Sisanya, memilih sibuk memainkan tablet atau video game. Kebanyakan dari mereka adalah siswi. Untuk siswa sendiri, bisa dihitung menggunakan jari. Sementara, teman-teman Arsen sudah pergi ke mobil-mobil jemputan mereka di luar gerbang.
Sebenarnya, Haikal sudah memberikan tumpangan tadi dan berencana mampir ke apartement Deolinda untuk mengganti pakaian Arsen atau langsung pergi ke mal untuk membeli satu stel pakaian. Tapi, Arsen menolak dengan alasan tak ingin merepotkan remaja blasteran Arab-Tionghoa itu. Lagipula, Oma-nya juga takkan lama untuk datang menjemput.
Arsen duduk di dalam pos satpam atas perintah satpam yang sudah sangat mengenal dirinya sambil membaca buku fisika-Problems in General Physics-halaman demi halaman. Hingga tak terasa, waktu semakin sore dan Yeni belum menjemputnya membuat anak itu menghubungi Haikal supaya datang menjemput di minimarket dekat sekolah. Lantaran, Arsen akan mengambil uang terlebih dahulu di ATM yang ada di minimarket tersebut. Tentu, Haikal tak keberatan. Dia pastikan bisa segera sampai sana.
Sembari berjalan menyusuri trotoar, Arsen bersenandung ria menutupi rasa cemas yang bersemayam dalam hati yang mebuatnya seperti terombang-ambing di atas ombak atas ketidakpastian Yeni. Beruntung, rasa cemas itu hilang usai mendapat pesan dari Yeni-jika acara arisan wanita paruh baya itu mengalami pengunduran waktu dan terjebak kemacetan panjang saat perjalanan pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Hero
RomanceDeovander berhasil menyembunyikan rahasia terbesar dalam hidupnya selama belasan tahun. Namun, siapa sangka orang tua Deovander mengetahuinya? Sehingga, fakta lain yang juga lama terpendam akhirnya terungkap mencapai akar. ©BerlianGunawan2...