Chapter 5

635 102 28
                                    

Gavya berjalan dengan meremas jari jemarinya, sementara Axio selalu mengomelinya lantaran pria manis itu lupa membawa topi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gavya berjalan dengan meremas jari jemarinya, sementara Axio selalu mengomelinya lantaran pria manis itu lupa membawa topi.

"Makanya kalo mau berangkat itu di inget-inget. Ini mau upacara loh, Lo ngga bawa topi nanti di suruh berdiri di depan ngisi upacara mau?" Ucap Axio menakut-nakuti Gavya.

Gavya sontak menoleh, raut panik tercetak di wajah pria manis itu. "Beneran? Terus gimana dong Axio? Nanti aku harus ngomong apa di depan? Apa aku nyanyi aja ya?"

Axio menepuk jidatnya sendiri karena Gavya malah menanggapinya dengan serius.  "Nggak gitu astaga Gavya!" Pekik Axio gemas.

"Terus gimana Axio?"

"Udahlah, ayo kita baris. Kita baris paling belakang, biar Lo ngga ketahuan." Axio menarik tangan Gavya dan berdiri di barisan belakang, namun ternyata di belakang mereka ada anggota osis yang berdiri.

"Topi Lo mana?" Tanya anggota OSIS itu pada Gavya.

"A-aku--"

"Nih." Tiba-tiba seseorang menghampiri mereka dan memberikan topinya pada Gavya membuat Gavya menatapnya bingung.

"Loh? Kak Atalla?" Atalla tersenyum kecil, dia memakaikan topinya ke kepala Gavya tanpa izin pria manis itu.

"Pake aja, udah mulai panas nih," ucapnya pada Gavya.  Dia lalu berjalan ke depan di mana para anak-anak yang berdiri karena atribut sekolah mereka yang tak lengkap.

"Aduh, aku jadi tidak enak sama kak Atalla," gumam Gavya dengan tatapan yang masih mengarah pada Atalla.

"Dia pura-pura tau, biasanya juga ngga ikut upacara," celetuk Axio yang memang kurang suka dengan kakak kelasnya itu.

"Tapi--- eh?" Gaya terkejut ketika seseorang mengambil topi yang ada di kepalanya. Dia mendongak guna melihat sang pelaku.

Tatapan Gavya langsung berubah saat melihat Sandya yang berdiri di belakangnya. "Itu topi kak Atalla! Balikin sini!" Pekiknya yang berusaha mengambil topi Atalla. Tetapi karena tinggi mereka yang berbeda, membuat Gavya sedikit kesusahan.

"Balikin! Bentar lagi mulai upacaranya!" Sandya tidak menghiraukan ucapan Gavya, dia malah memakaikan topinya di kepala Gavya dan pergi dari sana dengan memakai topi milik Atalla.

"Ish!" Gavya menghentakkan kakinya kesal karena Sandya memakai topi Atalla. Entah kenapa Sandya melakukan itu, dia pun tak tahu.

Gavya pun kembali membalikkan badannya dan merapikan barisannya. Dengan terpaksa dia harus memakai topi Sandya selama upacara berlangsung.

Sementara di barisan Sandya, Owen menyenggol lengan Sandya guna menggoda pria itu. "Cemburu ya bwang?" Tanya Owen pada Sandya.

Sandya hanya meliriknya sekilas, kemudian kembali mengalihkan pandangannya ke depan. "Enggak!" Balasnya singkat.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang