Chapter 24

592 106 26
                                    

Ceklek

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ceklek

Gavya menyembulkan kepalanya ketika dia membuka pintu kamar Sandya. Terlihat Sandya yang sedang tengkurap dengan laptop di hadapannya.

Perlahan-lahan, Gavya masuk ke dalam kamar Sandya, kemudian ikut tengkurap di sana. Mata bulatnya berkedip-kedip lucu menatap layar laptop yang menyala.

"Kakak jelek ngapain?" Tanya Gavya yang tak paham dengan apa yang tertera di layar laptop.

"Ngecek sayang," balas Sandya tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Tangannya sibuk menggeser mouse untuk meneliti semuanya.

Gavya mengalihkan pandangannya ke wajah Sandya yang masih fokus. Di tatapnya terus menerus hingga Sandya merasa salah tingkah.

"Kenapa sayang?" Tanya Sandya lembut. Sebelah tangannya ia bawa untuk mengelus kepala Gavya.

Gavya menggelengkan kepalanya, lalu berkata, "Tidak. Oh iya tadi aku di kasih boneka Dino tau," serunya sambil menunjukkan boneka dinosaurus yang ia bawa.

"Sama siapa?" Ujar Sandya dengan alis mengerut. Pasalnya bukan dirinya yang memberikan boneka itu, lantas siapa?

"Dari... Seseorang," bisik Gavya kemudian terkikik geli. Sandya menatap Gavya datar, meminta pria manis itu untuk tidak bermain-main dengannya.

"Di kasih sama kakak Shafira kemaren, lucu kan?" Sandya melihat boneka dinosaurus yang berada di tangan Gavya. Pantas saja dirinya tak asing dengan boneka tersebut, ternyata dari adiknya sendiri.

"Kamu setelah kenal Shafira aku di lupain," gumam Sandya yang kembali mengalihkan pandangannya ke layar laptop.

Gavya mengerjapkan matanya pelan, kemudian kepalanya berguling ke lengan Sandya, hingga Sandya menunduk menatap Gavya.

"Kakak jelek cemburu?" Tanya Gavya dengan memainkan dagu dan jakun Sandya menggunakan jari telunjuknya.

Sandya tak menghiraukan itu, dia kembali meneliti sesuatu di laptopnya tanpa membalas ucapan Gavya.

"Kakak jelek jawab aku," Cerca Gavya karena Sandya tidak menghiraukannya.

"Aku suka liat kamu sama Shafira, tapi lama kelamaan kamu lupain aku," rajuk Sandya membuat Gavya terkekeh pelan.

"Tiap hari kan aku sama kamu, di sekolah, di apart. Masa kamu cemburu sama kakak Shafira?" Tanya Gavya pada Sandya.

"Cemburu itu ngga Mandang siapapun sayang," balasnya dengan kembali menunduk menatap Gavya yang berada di bawahnya.

Gavya tertegun, meskipun sudah setiap waktu dia bersama Sandya. Namun tetap saja, dia belum terbiasa dengan suara lembut Sandya yang keluar dari bibirnya.

Cup.

Gavya tersentak ketika Sandya tiba-tiba mencium bibirnya. Kesadarannya seketika kembali setelah kejadian itu.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang