Chapter 32

562 102 30
                                    

"KAKAK SANDYA!" pekik Gavya sambil membuka pintu ruangan Sandya cukup keras hingga Sandya terkejut di buatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"KAKAK SANDYA!" pekik Gavya sambil membuka pintu ruangan Sandya cukup keras hingga Sandya terkejut di buatnya.

Pria manis itu berlari menghampiri Sandya dan menarik tangannya. "Ayo anterin aku!" Serunya membuat Sandya menatapnya bingung.

"Kemana?" Tanya Sandya pada Gavya. Pria itu masih duduk di kursi dengan kebingungan di wajahnya.

"Udah ayo anterin dulu! Urgent! Urgent!" Sandya lalu bangkit, mengikuti langkah Gavya yang keluar dari restoran dengan berlari kecil.

Para karyawan yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Mereka sudah terbiasa dengan tingkah Gavya.

"Buru! Buru! Buru!" Gavya membuka pintu mobil, lalu mendudukan Sandya ke kursi pengemudi. Sementara dirinya segera berlari mengitari mobil untuk duduk di sebelahnya.

"Oke!! Let's gooo!" Ujar Gavya memberi kode pada Sandya untuk menjalankan mobilnya.

"Mau kemana sayang? Kenapa buru-buru banget?" Tanya Sandya yang ikut panik. Dia takut terjadi sesuatu pada seseorang.

"Suuuttttt, kakak Sandya diem aja, pokoknya nyetir aja yang bener, nanti juga tau," balas Gavya membuat Sandya mendengus kesal.

"Kamu ngga ngelakuin sesuatu kan?" Cerca Sandya menuduh Gavya. Pasalnya dirinya selalu saja mendapat laporan dari karyawannya tentang kelakuan Gavya hampir setiap hari.

Gavya menggelengkan kepalanya cepat. Dengan ekspresi tak terima dia menjawab, "kakak Sandya jangan suka nuduh-nuduh gitu. Aku tidak ngapa-ngapain dari tadi."

"Terus kenapa ini buru-buru?"

"Ishh! Kakak jangan cerewet terus, aku jadi pusing." Sandya terkekeh pelan mendengarnya. Ia hanya bisa menuruti permintaan kekasihnya ini sampai kapan pun.

"Di toko depan berhenti ya kak?" Ujar Gavya antusias. Kedua tangannya mengepal dengan ekspresi tak sabar di wajahnya.

Dan benar saja. Baru saja Sandya menghentikan mobilnya di toko yang Gavya tunjuk. Pria manis itu segera keluar dari mobil dan berlari masuk.

"Astaga," gumam Sandya yang segera menyusul Gavya ke dalam. Dia melihat Gavya yang berdiri di depan aquarium ikan yang cukup besar.

Sandya menghampiri Gavya. Mencolek bahu pria manis itu hingga membuatnya menoleh. "Hehe, mau beli ikan," ujarnya tanpa dosa.

"Jadi ini yang kamu bilang urgent?" Tanya Sandya yang di angguki oleh Gavya. Sandya hanya bisa memijat pangkal hidungnya ketika tiba-tiba kepalanya terasa pusing.

"Aku kira ada apa loh. Soalnya kamu tiba-tiba masuk terus narik aku," ujar Sandya membuat Gavya menatapnya dengan alis mengerut.

"Jadi salah aku?" Ungkap Gavya hingga Sandya menggelengkan kepalanya kecil. "Engga, bukan salah kamu."

"Ya sudah, aku mau milih ikan yang cantik-cantik dulu," ucap Gavya lalu pergi meninggalkan Sandya sendirian.

"Gue harus apain tuh anak biar ngga kebanyakan tingkah ya?" Gumam Sandya dengan menatap punggung Gavya yang sedang melihat-lihat ikan di dalam aquarium.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang