chapter 14

569 103 23
                                    

Bugh!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bugh!

Sandya tersungkur ke belakang karena tak siap dengan pukulan mendadak yang didapatkannya. Dengan cepat dia mendongak guna menatap sang pelaku.

Keadaan kelas yang mulai ramai pun semakin ramai saat kejadian tersebut, namun mereka tidak ada yang berani melerai keduanya.

"Brengsek Lo anjing!" Umpat Reiga dengan dada yang naik turun dan tangan yang terkepal. Alisnya hampir menyatu karena rasa kesal yang memuncak.

Sandya bangkit, menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. Pria itu kemudian menatap Reiga dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Gue udah percayain Kala sama Lo ya anjing! Tapi Lo ngga ada bedanya sama Atalla!" Cercanya sambil menunjuk dada Sandya.

Gavya sudah menceritakan semuanya pada Reiga. Tentu saja Reiga tak bisa menahan emosinya, apalagi melihat Gavya yang pulang dengan keadaan basah kuyup.

Sandya masih terdiam, membiarkan Reiga memakinya. Karena ia sadar dengan kesalahan yang telah diperbuatnya.

"Maafin gue, semalem gue ada urusan mendadak. Makanya gue ngga Dateng nemuin Kala," ucap Sandya mengundang tawa hambar dari Reiga.

"Lo ngga tau gimana senengnya Kala waktu mau berangkat, Tapi Lo malah bikin dia kecewa sampe sakit karena pulang ujan-ujanan." Sandya terkejut mendengar itu, rasa bersalah semakin ia rasakan

"Tapi Kala ngga papa kan?" Tanyanya cepat.

"Syukurnya iya, kalo dia kenapa-napa ngga mungkin gue nonjok Lo cuma sekali, minimal sampe jelek tuh muka," ujar Reiga yang masih kesal pada sahabatnya itu.

"Lain kali kalo ngga bisa bilang gue, biar gue sampein ke Kala. Kalo kejadian kayak gini terulang lagi, gue ngga segan-segan jauhin dia dari Lo," ancam Reiga yang di angguki oleh Sandya.

"Gue bakal buktiin kalo kejadian kayak gini ngga bakal terulang lagi. Maafin gue Rei," ungkap Sandya yang benar-benar merasa menyesal.

"Jangan minta maaf ke gue, minta maaf ke Kala. Lo yang udah PHP in dia." Sandya kembali mengangguk. Reiga yang melihat raut penyesalan dari wajah Sandya pun menepuk pelan bahu pria itu.

"Gue ngga bakal minta maaf karena abis nonjok Lo. Gue sebenernya masih pengen nonjok Lo, tapi gue tau alasan Lo yang penting itu," lanjut Reiga.

"Tonjok lagi aja Rei, gue ngga papa. Lagian ini emang salah gue," seru Sandya, namun Reiga menolaknya. "Bisa-bisa gue yang di gebug Kala nanti, kalo dia liat wajah Lo babak belur."

Sandya tersenyum tipis, tetapi pikirannya masih melayang jauh memikirkan keadaan Kala. Sepertinya dia harus menjenguk pria manis itu nanti.

"Eh kalian ngapain di sini?" Celetuk Owen yang baru saja masuk ke dalam kelas. Pria itu baru saja datang setelah Reiga dan Sandya berdamai.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang