Chapter 18

627 99 27
                                    

"KAKAK JELEK!!" teriak Gavya begitu memasuki apartemen Sandya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"KAKAK JELEK!!" teriak Gavya begitu memasuki apartemen Sandya. Pria manis itu tampak rapi dengan slingbag kecil yang digendongnya.

Gavya mengerutkan keningnya dalam kebingungan saat tidak menemukan Sandya di ruang tamu. Mungkinkah pacarnya masih tertidur?

Ah, memanggilnya dengan sebutan pacar membuat Gavya mengulum senyumnya karena merasa malu.

"Kakak jelek!" pekik Gavya sekali lagi. Langkahnya mantap menuju kamar Sandya, yakin bahwa pria itu masih terlelap, meskipun jam menunjukkan pukul 10 pagi.

Tok tok tok!

"Kakak jelek, bangun!! Sudah siang!!" seru Gavya sambil mengetuk pintu kamar Sandya dengan gesit.

"KAKAK JELEK!"

"KAKAK JELEK NANTI KALO BANGUNNYA KESIANGAN DAPET JANDA LOH!"

"KAKAK JELEK!!"

Gavya terus berteriak mencoba membangunkan Sandya. Tak lama kemudian, Sandya membuka pintu dengan rambut kusut dan ekspresi wajah yang masih mengantuk.

Ceklek.

Gavya berkacak pinggang melihat penampilan Sandya. Kemarin pria itu yang mengajaknya untuk bertemu Shafira, sekarang dirinya sudah rapi dan siap pergi, tetapi Sandya sendiri malah baru bangun.

"Ish! Kemarin bilang mau ketemu Shafira, kok kakak jelek baru bangun?" gerutu Gavya, membuat Sandya kembali menguap.

"Maaf sayang, semalam aku begadang lagi," ucap Sandya membuat Gavya menggelengkan kepala kecil, tidak yakin apa yang membuat pria itu begadang terus-menerus.

"Kakak jelek, jangan terlalu sering begadang, nanti sakit bagaimana?" Sandya hanya menganggukkan kepala mendengar keluhan Gavya.

"Paham tidak?!" teriak Gavya semakin kesal melihat reaksi santai Sandya.

"Iya, sayang, aku paham," jawab Sandya sambil tersenyum kecil. Dia menarik tangan Gavya masuk ke dalam kamarnya.

"Mau ngapain? Kakak jelek buruan mandi, biar kita cepet berangkat." Sandya menghela nafasnya pelan, pacarnya ini sangat cerewet.

"Sayang, aku baru bangun loh. Dari tadi udah kamu omelin terus," keluh Sandya dengan mendudukan dirinya di sofa, begitupun dengan Gavya.

"Kalo kakak jelek tidak kesiangan pasti tidak aku omelin," baals Gavya sembari merapikan rambut Sandya yang berantakan.

Sandya kembali memejamkan matanya ketika Gavya merapikan rambutnya. Tapi beberapa detik kemudian Gavya menepuk pipinya pelan.

"Bangun kakak ish! Jangan tidur lagi." Sandya terkekeh pelan, memeluk Gavya hingga tubuh Gavya oleng ke belakang dan punggungnya menabrak sofa.

"Gemes banget ngomel-ngomel terus," gumam Sandya yang masih memeluk Gavya. Sementara Gavya mencubit gemas pipi Sandya.

"Mau mandi tidak?" Tanya Gavya pada Sandya. Baru beberapa jam mereka pacaran, tetapi Sandya sudah membuatnya jengkel setengah mati.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang