Chapter 30

570 105 35
                                    

Bug!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bug!

Bug!

Bug!

"ANJING LO!" Cerca Sandya sembari memukul Axio tanpa ampun. Emosinya tak bisa ia kendalikan saat mendengarkan Gavya di bawa oleh Owen.

Axio hanya pasrah ketika Sandya memukulnya. Membiarkan pria itu melampiaskan emosi padanya.

Setelah beberapa saat Sandya memukul Axio, pria itu bangkit dengan nafas yang tak teratur. Sementara Axio tergelatak di lantai sembari memejamkan matanya merasakan sakit di bagian wajahnya.

Sandya mengepalkan tangannya, berusaha mengontrol emosinya yang sangat memuncak. Bagaimana pun dia harus menyelamatkan Gavya terlebih dahulu.

"Gavya salah apa sama Lo?" Desis Sandya membuat Axio menatapnya dengan mata setengah terpejam.

"Dia ngga salah apa-apa sama gue. Ini emang salah gue," balas Axio lemah.

"Kenapa Lo mau di suruh sama Owen?" Ujar Sandya lagi. Dirinya lebih bingung kenapa Axio mau di perintah oleh badebah itu.

"Lo ngga tau seberapa berharganya sosok kakak buat gue kak. Gue di ancem sama kak Owen, kalo gue ngga nurutin perintah dia, dia bakal nyebarin video kakak gue pas di club. Gue juga bingung kak! Bukan Lo doang!" Jelas Axio frustasi. Dirinya berhasil menjadi adik, tetapi gagal menjadi teman yang baik.

Axio menangis, bukan karena rasa sakit yang ia rasakan, tetapi dia lebih merasa bersalah pada Gavya. "Maafin gue kak, maafin gue," gumam Axio membuat Sandya terdiam.

"Di dunia ini gue cuma punya kakak, kalo kakak gue kenapa-napa, gue gimana?" Tanya Axio pada Sandya.

"Kenapa Lo ngga cerita sama gue?" Lirih Sandya namun Axio malah menggelengkan kepalanya. "Gue takut, kak Owen bukan ngancem itu doang," balas Axio pelan.

Sandya menghela nafasnya pelan, mengacak rambutnya kasar merasa frustasi dengan keadaan ini.

Setelahnya Sandya menarik kerah baju Axio hingga Axio terpaksa berdiri. "Sekarang, giliran Lo bantuin gue." Axio mengangguk, menyetujui permintaan dari Sandya.

***

Di dalam kamar 396, masih di lantai 26. Owen menatap Gavya yang masih pingsan dengan senyum yang terpampang di wajahnya. Tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut Gavya agar tak menghalangi kecantikannya.

"Cantik banget, gimana gue ngga tergila-gila sama Lo Gavya?" Gumam Owen lalu terkekeh pelan.

Pria itu bangkit, dan membiarkan Gavya terbaring di atas ranjang hingga nanti terbangun.

Tingtong!

Baru saja Owen ingin pergi ke kamar mandi, dirinya di buat bingung saat mendengar bel berbunyi.

Dengan malas dirinya mengintip dari door viewer untuk melihat siapa yang datang. Dan ternyata anak buahnya, tanpa berlama-lama dirinya segera membukakan pintu.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang