chapter 15

549 98 21
                                    

Gavya berjalan sambil menundukkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gavya berjalan sambil menundukkan kepalanya. Lorong sekolah terasa sepi karena sudah masuk jam belajar. Namun pria manis itu tidak bisa mengikuti kegiatan belajar seperti biasa karena lupa tidak mengerjakan pekerjaan rumah.

"Kenapa Axio tidak kasih tau aku semalem?" Gerutu Gavya dengan berbelok ke lorong menuju perpustakaan. Dirinya di minta untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang belum sempat ia kerjakan.

"Aish!" Gavya menghentakkan kakinya pelan. Dia mempercepat langkahnya agar segera sampai di perpustakaan.

Di perpustakaan, Gavya celingak celinguk mencari tempat untuk ia duduk. Tempat itu terasa sangat sepi, hanya ada dirinya di sana.

"Ini tidak ada hantu kan?" Gumamnya sambil berjalan menuju kursi paling pojok di balik rak buku.

"Ah tidak apa-apa, kalo ada kan bisa buat temenin aku hihihi," lanjutnya lalu menarik kursi untuk ia duduki.

Gavya meletakkan peralatan belajarnya di atas meja. Dia mulai mengamati soal yang sebenernya tak ia pahami.

"Kenapa sih tidak selesai sendiri aja, mandiri gitu. Jadi aku tidak capek-capek mikir," ujar Gavya entah pada siapa.

Gavya menghela nafasnya pelan, tidak mungkin dia hanya memandangi soal-soal itu. Akhirnya dengan terpaksa dia mulai mengerjakan soal-soal itu semampunya.

Di saat sedang fokus, Gavya di kagetkan dengan kehadiran seseorang yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Ih kaget tau! Kakak jelek ini melayang ya? Kok langkahnya tidak kedengaran?" Seru Gavya sambil mengelus dadanya.

Sandya hanya menatap Gavya datar, gerakan selanjutnya lagi-lagi membuat Gavya terkejut karena Sandya menjatuhkan kepalanya di atas pangkuannya.

"Ngantuk banget," ucap Sandya dengan memejamkan matanya. Tak menghiraukan Gavya yang masih dengan keterkejutannya.

"Kenapa tidak masuk kelas aja?" Tanya Gavya yang berusaha menenangkan dirinya.

"Males," balas Sandya singkat dan kembali menyamankan posisinya.

"Semalem main game sama kak Reiga ya? Aku denger kak Reiga teriak-teriak," Tanya Gavya yang di angguki oleh Sandya.

"Harusnya jangan kemaleman tidurnya, kan besoknya sekolah. Jadi ngantuk gini kan?" Lanjutnya yang terus mengomel.

Bukannya terganggu, Sandya malah tersenyum tipis mendengarnya. "Hm, kalo capek bangunin aja ya?" Ungkap Sandya membuat Gavya menunduk.

"Kakak jelek mau beneran tidur?" Sandya tidak menjawab, sepertinya pria itu sudah mulai masuk ke dalam mimpinya.

Gavya menggelengkan kepalanya kecil, dia membiarkan Sandya tertidur di pangkuannya, sementara dirinya sendiri kembali berkutat dengan soal-soal yang belum selesai.

Waktu terus berjalan, Gavya bukannya menyelesaikan tugas-tugasnya, pria manis itu malah ikut tertidur dengan menumpukkan kepalanya di atas meja.

Posisi mereka tetap seperti itu hingga cukup lama. Sampai akhirnya Sandya bangun dan mendudukan dirinya di samping Gavya.

Intense Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang